Berbicara kepada wartawan, Fu mengatakan penargetan AS terhadap investasi tertentu dalam kecerdasan buatan di Tiongkok tidak membantu perkembangan teknologi AI dan akan memecah belah dalam hal tata kelola global.
"Kami dengan tegas menentang sanksi ini," kata Fu Cong kepada wartawan setelah Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang mengadopsi secara konsensus resolusi rancangan Tiongkok yang ditujukan untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam pengembangan kapasitas AI, seperti dikutip dari
Reuters, Selasa (2/7).
Resolusi PBB menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menyediakan dan mempromosikan lingkungan bisnis yang adil, terbuka, inklusif, dan tidak diskriminatif di seluruh siklus hidup sistem kecerdasan buatan yang aman, terjamin, dan dapat dipercaya.
Fu mengatakan tindakan AS tidak mendorong terciptanya lingkungan bisnis yang inklusif dan ia mendesak Washington untuk membatalkan keputusannya.
"Kami tidak percaya bahwa posisi atau keputusan pemerintah AS akan membantu perkembangan teknologi AI yang sehat, dan akan - sebagai akibatnya - memecah belah dunia dalam hal standar dan aturan yang mengatur AI," ungkapnya.
Agustus tahun lalu Departemen Keuangan AS menerbitkan aturan yang diusulkan setelah Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas untuk mencegah pengetahuan AS membantu China mengembangkan teknologi canggih dan mendominasi pasar global.
BERITA TERKAIT: