Pakar robotic Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Augie Widyotriatmo mengatakan, pengembangan AI yang kini digandrungi publik masih kerap tidak akurat.
“AI tidak dapat dikatakan 100 persen tepat. Ada disebut
true negative dan
false negative. Jika AI gagal mendeteksi misalnya mobil, ini menjadi '
false negative," kata alumni lulusan Teknik Fisika ITB tersebut dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (30/12).
AI, kata dia, adalah
data-driven, di mana
output sangat bergantung pada
input data. Jika data yang dimasukkan salah, maka AI pun akan salah dalam membuat kesimpulan.
“Problem seperti ini menimbulkan pertanyaan etis dan akurasi yang harus selalu dikaji,” jelas alumni doktor lulusan Pusan National University.
Ditanya tentang kontribusi yang bisa diberikan komunitas AI untuk pemerintah, Augie menyarankan perlunya solusi komprehensif dari tataran aturan atau etika agar AI tetap maju.
Selain itu, penting juga menekankan kontribusi positif individu dalam penggunaan AI untuk meminimalisir penyalahgunaan.
Di sisi lain, Founder Labtek Indie, Seterhen Akbar Suriadinata turut membahas dampak sosial AI yang bisa menjadi alat penghancur maupun pembantu masyarakat, misalnya penggunaan AI oleh mahasiswa dalam proses akademik yang mungkin menimbulkan isu etis.
“
Influencer di bidang AI perlu memberikan penjelasan tentang dampak sosial AI,” ungkap Seterhen.
yang tak kalah penting dalam penggunaan AI adalah tanggung jawab dan akuntabilitas, terutama dalam konteks sistem otonom seperti mobil
self-driving. Pertanyaan hukum yang muncul ketika terjadi kecelakaan oleh AI menjadi topik penting.
“Sebaiknya pakar dari ITB dan Hukum Unpad berdiskusi tentang potensi masalah seperti ini,” jelas lulusan Teknik Elektro ITB tersebut.
Seterhen cenderung memiliki pandangan AI bisa menimbulkan bencana. Meskipun teknologi AI sangat maju, regulasinya seringkali terlambat, dampaknya adalah manusia menghadapi ancaman bencana yang mengerikan.
“
The truth of the world is that it is chaotic... nobody is in control. The world is rudderless,” jelasnya mengutip novelis Alan Moore.
BERITA TERKAIT: