Ingin Bantu Majukan Sepak Bola Indonesia, Muhammad Najib Punya Usulan Brilian

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Kamis, 10 Februari 2022, 18:57 WIB
rmol news logo Meski mengaku bukan penggemar sepak bola, tugas sebagai Duta Besar RI untuk Spanyol membuat Dr Muhammad Najib akhirnya harus ikut nyemplung ke urusan si kulit bundar.

"Spanyol itu maju sepak bolanya. Klub-klubnya hidup, dan masyarakat antusias memberikan dukungan," ucap M Najib yang dikutip Redaksi dari akun YouTube Rizky Gama Prayoga, Kamis petang (10/2).

Kekaguman Dubes Najib pun makin besar saat ia dapat kesempatan menonton langsung pertandingan antara raksasa Spanyol, Real Madrid, melawan Inter Milan. Ada 3 poin penting yang didapatnya usai menyaksikan langsung pertandingan di dalam stadion.

"Pertama, saya lihat, orang yang nonton itu ramai sekali tapi tertib. Ada orang tua, perempuan, anak-anak, nenek-nenek. Semua datang dengan wajah yang gembira," tuturnya.

"Tidak seperti di Jakarta, orang datang ke lapangan bola menakutkan, wajah beringas nampak, seperti mau ke medan perang," sambungnya.

Kedua, lanjut Najib, pihak keamanan pun dinilainya sangat sigap. Terlebih di masa pandemi saar ini tidak boleh membawa makanan masuk ke stadion. Bahkan setiap botol minuman itu tutupnya harus dilepas. Karena dikhawatirkan penonton terpicu emosinya dan melempar botol ke lapangan.

"Kalau tutupnya dilepas kan enggak bisa dilempar," terangnya.

"Ketiga, saya perhatikan sepak bola (di Spanyol) betul-betul profesional, dalam arti para pemain itu walau kadang-kadang keras tapi gentleman, wasitnya adil," papar Najib.

Pengalamannya menonton langsung pertandingan sepak bola di Spanyol itu tampaknya membekas cukup dalam. Dirinya pun kemudian membagi foto-foto saat di stadion dan kemudian terjadi diskusi yang menarik dengan sejumlah orang yang paham sepak bola.

"Di situ saya baru paham, kenapa sepak bola Indonesia tidak maju. Saya juga berkesimpulan sepak bola Indonesia bisa seperti bulutangkis, bisa maju," tegasnya.

Najib pun membandingkan sepak bola di Spanyol dan di Indonesia. Menurutnya, sepak bola di Spanyol bisa maju, karena antara penjudi dengan mereka yang bermain sepak bola berada di kamar yang berbeda.

"Kalau di Indonesia campur aduk, para penjudi dibantu para mafia bisa masuk ke lapangan. Ikut menyusun pemain, sehingga pelatih tidak 100 persen bisa menentukan pemain terbaik yang ia yakini, banyak intervensi. Ada kemenakan, ada calo yang bernegosiasi," bebernya.

"Sampai pertandingan pun bisa diatur skornya, wasit disuap, pemain disuap, ini yang merusak. Sehingga penonton itu ditipu oleh para penjudi ini," sambung Najib.

Ia pun mengaku sedih dengan pengorbanan yang dilakukan para suporter. Rela tawuran demi membela tim pujaan mereka. Bahkan hingga ada yang mengorbankan nyawanya. Padahal, semua pertandingan sudah dikendalikan oleh para mafia dan penjudi.

Sehingga, menurut Najib, selama semua masalah itu belum diselesaikan, sepak bola Indonesia tidak akan pernah bisa maju.

"Berhenti, jangan tipu rakyat kita. Mereka miskin, mereka perlu hiburan. Ada banyak potensi, khususnya dari Papua itu luar biasa," ucapnya sambil menyebut ada dua anak Papua yang saat ini tengah menimba ilmu sepak bola di Negeri Matador.

Kehadiran para pemain Papua di Spanyol itu, dalam pandangan Dubes Najib, bukan hanya berlatih sepak bola. Tapi membawa yang disebut football diplomacy.

Ia pun berpikir hal ini bisa membantu meredakan ketegangan di Papua. Dengan cara memanfaatkan potensi besar warga Papua, dan menyalurkan bakat-bakat mereka di tempat yang tepat. Sehingga masalah Papua tidak hanya diselesaikan dengan senjata.

Namun demikian, Dubes Najib mengingatkan, kerjanya di Spanyol untuk menjalin hubungan dengan klub sepak bola akan menjadi sia-sia selama mafia dan penjudi ini tidak bisa dipisahkan dari mereka yang memang berurusan langsung dengan sepak bola.

"Silakan mereka mau berjudi, tapi dalam kamar yang berbeda, jangan intervensi," tegasnya.

"Nah di Spanyol ini saya melihat yang profesional berada di kamar profesional, mungkin pemilahnya kaca yang transparan, tapi para penjudi bermain dengan teman dan dunianya sendiri," jelas Najib.

Setelah mendengar banyak curhat dari berbagai pihak yang paham dan concern dengan dunia sepak bola dan ingin memajukan sepak bola Indonesia, dirinya pun berpikir bahwa sepak bola Indonesia sebenarnya bisa dibuat maju seperti bulutangkis.

"Dari Kemenpora, PSSI yang ketuanya ganti, kisruh tidak habis-habis, berkelahi pecah belah, sudah berpuluh tahun tidak selesai. Saya akan merasa sangat berjasa, berprestasi, dan mendapatkan pahala kalau setelah saya di sini masalah itu bisa selesai," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA