Pertemuan ini dihadiri oleh lima Duta Besar negara-negara ASEAN, yang berbicara mengenai potensi besar untuk memajukan industri pariwisata di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Najib menyampaikan optimisme terkait kerja sama yang bisa dibangun untuk mempromosikan destinasi wisata masing-masing negara ASEAN.
Menurut Najib, melalui program-program yang dikembangkan bersama, wisatawan bisa mengunjungi beberapa negara ASEAN dalam satu paket perjalanan, memungkinkan mereka untuk menikmati keindahan Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, dan negara-negara ASEAN lainnya dalam waktu yang relatif singkat.
"Saya ingin mengembangkan paket-paket wisata yang bisa mengajak turis untuk menikmati ASEAN, dari Indonesia hingga Vietnam, dalam satu minggu. Tentunya ini akan sangat menarik bagi wisatawan dari berbagai belahan dunia," ujar Najib dalam tayangan video yang dilihat redaksi pada Jumat, 21 Maret 2025.
Selain itu, Dubes menyoroti banyaknya program UN Tourism yang belum dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam pengembangan pendidikan wisata dan pemanfaatan teknologi digital.
Ia juga menekankan pentingnya memperkenalkan wisata berbasis lingkungan, yang tidak hanya mengandalkan kota besar atau pantai, tetapi juga menggali potensi budaya lokal dan kearifan masyarakat.
"Wisata modern itu tidak hanya di kota-kota besar, tidak hanya mengandalkan pantai yang indah, tapi juga bagaimana keunikan budaya itu bisa menjadi daya tarik," paparnya.
Diskusi tersebut semakin menarik mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi UN Tourism Asia Pasifik Summit bulan depan, yang akan dilaksanakan di Jakarta.
Selain itu, pertemuan ini juga menjadi momentum yang tepat mengingat baru-baru ini negara-negara ASEAN menandatangani kemitraan komprehensif dengan UN Tourism.
Sebagai bagian dari promosi Indonesia, Dubes Najib mengenalkan kekayaan kuliner Indonesia kepada para tamu, dengan menyajikan hidangan khas seperti sop buntut, gado-gado, ayam kremes, tempe mendoan, serta pisang goreng dan ubi goreng sebagai pencuci mulut.
"Saya memanfaatkan momentum ini untuk mengenalkan betapa menariknya Indonesia melalui gastronomi, melalui makanan," kata Najib.
Tak hanya itu, Dubes Najib juga mengungkapkan diskusi mengenai potensi pengembangan ekoturisme di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Ia menjelaskan bahwa konsep IKN yang ramah lingkungan, dengan menggunakan konsep smart city dan renewable energy, memiliki peluang besar untuk mengembangkan ekoturisme yang dapat melindungi alam sekaligus mendatangkan keuntungan ekonomi.
"Salah satu yang sempat terlontar adalah bagaimana di ibu kota itu juga dikembangkan ekoturism. Bukan saja ekoturism ini bisa melindungi lingkungan, kita menjaga flora dan fauna kita, tetapi juga menghasilkan duit," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: