Senator Jakarta itu mengaku khawatir lantaran adanya potensi Pilkada Jakarta hanya diikuti satu pasangan calon (paslon) dan akhirnya melawan kotak kosong.
Fahira melihat mayoritas masyarakat ingin Pilkada Jakarta diikuti lebih dari satu paslon. Sementara sebagian besar partai politik justru menskenariokan agar terjadi kotak kosong.
“Saya mau mengingatkan bahwa parpol punya tanggung jawab mencegah kotak kosong di Pilkada Jakarta. Parpol adalah aktor utama demokrasi," tegas Fahira kepada
Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Selasa (13/8).
Imbasnya ketika masyarakat dihadapkan pada pilihan antara satu calon dan kotak kosong, partisipasi pemilih cenderung menurun, dan legitimasi pemimpin yang terpilih bisa dipertanyakan.
"Saya khawatir kotak kosong yang akan menang di Pilkada Jakarta dan ini tidak sehat bagi demokrasi kita,” ungkap Fahira.
Dia menambahkan, kotak kosong walau diakomodir undang-undang, jelas merugikan proses demokrasi. Ketika pilihan masyarakat dibatasi hanya pada satu calon atau kotak kosong, demokrasi kehilangan substansinya.
“Saya masih yakin, parpol-parpol yang saat ini belum menentukan kandidatnya masih memiliki komitmen besar untuk terus merawat dan menumbuhkan demokrasi dengan mencegah kotak kosong," pungkas Fahira.
BERITA TERKAIT: