Sebab dari tiga kandidat capres yang ada, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau
presidential threshold.
Pandangan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyikapi kemunculan isu Pilpres 2024 sebagai panggung pertarungan dua paslon.
Isu dua paslon belakangan memang makin menguat setelah Ketua DPP PDIP, Puan Maharani membuka ruang opsi duet Ganjar-Prabowo.
"Peluang Pilpres 2024 diikuti tiga paslon lebih realistis dengan adanya deklarasi Amin (Anies-Muhaimin) oleh Nasdem dan PKB yang kemudian di-
support PKS," ujar Igor kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (23/9).
Secara hitung-hitungan, ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden yang dipatok 20 persen jumlah kursi parlemen, atau 25 persen perolehan suara pemilu sebelumnya sudah dipenuhi Anies-Muhaimin.
"Total (
presidential threshold) pasangan Amin bisa maju karena mencapai 167 kursi (29,5 persen) dari koalisi yang dinaungi Nasdem, PKB, dan PKS yang mengusung tema 'perubahan'," urainya.
Maka dari itu, dia memandang peluang Pilpres 2024 diikuti dua paslon sangat kecil. Justru yang ada, dua koalisi lainnya yakni Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan Koalisi PDIP masih mencari sosok yang tepat untuk dijadikan calon wakil presiden.
"Secara rasional, kontestasi Pilpres 2024 idealnya diikuti tiga pasangan calon, sambil menunggu deklarasi cawapres dari Ganjar dan Prabowo yang sama-sama mengusung 'keberlanjutan'," tutup Igor.
BERITA TERKAIT: