Hari itu, 23 Juni 1985, Air India 182 sedang dalam perjalanan dari Toronto ke London, kemudian lanjut ke Mumbai. Setelah perhentian rutin di Montreal, pejabat Kanada mengeluarkan tiga paket mencurigakan dari pesawat, lalu penerbangan berlanjut ke London sesuai jadwal dan menjalin komunikasi dengan menara Bandara Heathrow.
Pesawat sedang berlayar di ketinggian 31.000 kaki, sekitar 120 mil barat-barat daya Irlandia, ketika tiba-tiba ia meledak dan hancur di udara, serpihannya jatuh di Samudera Atlantik.
Tidak ada peringatan atau panggilan darurat yang dikeluarkan. Saat pesawat menghilang dari layar radar, staf Heathrow mengirim kru penyelamat darurat, tetapi tidak ada yang selamat. Hanya 131 mayat yang diambil dari laut.
Dari 329 yang tewas, 280 adalah warga Kanada yang bepergian ke India, dan 86 adalah anak-anak. Ini dianggap sebagai pembunuhan massal terburuk dalam sejarah Kanada modern.
Sebagian besar warga Kanada mengakui 23 Juni sebagai hari peringatan kasus terorisme terburuk di negara itu.
Hanya satu orang yang pernah dihukum dalam serangan itu, dia adalah Inderjit Singh Reyat. Warga negara Kanada-Inggris itu sekarang bebas, setelah menjalani hukuman 30 tahun karena perannya dalam kejahatan itu.
Pengacara menuduh selama proses pengadilan bahwa pemboman itu adalah serangan teroris terhadap maskapai pemerintah, sebuah tindakan balas dendam oleh ekstremis Sikh yang berbasis di Kanada terhadap pemerintah India karena memerintahkan tentara untuk menyerang kuil paling suci Sikhisme, Kuil Emas di Amritsar, pada Juni 1984.
Dua pria lainnya, Ajaib Singh Bagri dan Ripudaman Singh Malik, dibebaskan dari tuduhan pembunuhan dan konspirasi dalam dua pengeboman.
Tersangka yang oleh pihak berwenang Kanada dituduh sebagai dalang dari plot bom, Talwinder Singh Parmar, dibunuh di India oleh polisi.
Para pejabat menyebut para pelaku sebagai "pembunuh anak-anak".
Setiap tahunnya Kanada memperingati perisyiwa itu sebagai Hari Peringatan Nasional untuk Korban Terorisme, 'untuk menghormati mereka dan semua korban serangan teroris'.
BERITA TERKAIT: