Pembinaan untuk memastikan puluhan orang itu tidak menerima ajaran terorisme.
"Iya, seperti itu (memastikan tidak menerima ajaran terorisme), dibina lagi supaya betul-betul mendapat pendidikan agama yang benar," kata Rusdi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (8/10).
Rusdi menjelaskan, pembinaan nantinya dilakukan oleh banyak pihak, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pemerintah Daerah (Pemda) Garut. Kemudian, Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Kodim, dan Bintara Pembina Desa (Babinsa).
"Semua sama-sama menyelesaikan masalah itu. Mudah-mudahan selesai," kata Rusdi.
Sebelumnya, Lurah Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Suherman, mengungkapkan warga yang dibaiat mendapat doktrin untuk menganggap pemerintah RI thogut. Hal itu diketahui dari pengakuan salah seorang anak kepada orang tuanya.
Anak itu mengaku dibaiat dan disyahadatkan kembali oleh seseorang. Total 59 orang dibaiat, terdiri dari orang tua dan anak-anak.
Gerakan NII merembet menjadi gerakan pemberontakan bersenjata. Kelompok ini dipimpin Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Dia ditangkap dan dieksekusi pada 1962. Gerakan yang tidak diakui itu terpecah menjadi kelompok teroris di Indonesia, yakni Jemaah Islamiyah (JI).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: