Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kapolri Tantang Kapolda Metro Jaya Vaksin Tahap II Rampung Akhir Agustus atau Awal September

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Rabu, 18 Agustus 2021, 00:35 WIB
Kapolri Tantang Kapolda Metro Jaya Vaksin Tahap II Rampung Akhir Agustus atau Awal September
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat melaunching Vaksinasi Merdeka/Net
rmol news logo Meskipun program Vaksinasi Merdeka yang digagas oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran telah mencapai 100 persen sebelum waktu target yang ditetapkan pada 17 Agustus. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menantang vaksinasi dosis kedua bisa dirampungkan 100 persen pada akhir bulan Agustus atau awal September.

"Tapi masih saya tantang akhir Agustus, awal September dosis kedua 100 persen saya serukan seluruh wilayah lakukan hal yang sama kita bahu membahu dan kerjasama," kata Kapolri saat pidato di malam apresiasi relawan Vaksinasi Merdeka di Polda Metro Jaya, Selasa malam (17/8).

Kapolri menekankan, hal itu harus menjadi batu lompatan untuk mengejar target Pemerintah terkait terwujudnya Herd Immunity atau kekebalan kelompok masyarakat Indonesia sebesar 70 persen.

"Kemenkes, TNI, Polri untuk dukung kegiatan seluruh wlayah di provinsi maupun kabupaten. Sehingga upaya target Pemerintah untuk membentuk Herd Immunity dengan wujudkan vaksinasi 70 persen masyarakat Indonesia bisa tercapai," pungkas Sigit.

Bagi Kapolri, di tengah situasi sulit saat ini hanya bisa dilewati apabila seluruh elemen masyarakat memiliki rasa persatuan dan kesatuan untuk menghadapi Pandemi Covid-19.

"Semua itu bisa kita lampaui dan lalui apabila kita mau bersatu, yang diikat dengan kekuatan. Kekuatan rasa kebangsaan, kekuatan rasa persatuan dan rasa cinta terhadap seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia," ujarnya menekankan.

Mantan Kapolda Banten ini memaparkan, beberapa waktu lalu, kasus harian Indonesia sempat mencapai 56 ribu. Hal itu membuat situasi serba sulit. Sehingga, kata Sigit, Pemerintah Pusat, melakukan kebijakan, untuk menangani dan mengendalikan laju pertumbuhan virus corona yang disebut Second Wave tersebut.

"Sehingga dilakukan kebijakan oleh Pemerintah pusat untuk bagaimana hadapi situasi saat itu, kita masuk PPKM Mikro, kemudian PPKM Darurat. Saat itu untuk menghambat dan mengatur mengurangi laju mobilitas karena salah satu bagian kunci turunkan laju Covid-19," ujar Sigit.

Pemerintah pusat, kata Sigit, juga melakukan penguatan terhadap kegiatan seperti menambah lokasi isolasi-isolasi masyarakat. Mengingat, ketika itu angka BOR sangat tinggi. Sehingga, Pemerintah menyiapkan tempat isolasi baru untuk membantu daya tampung Wisma Atlet Kemayoran.

"Tempat isolasi baru untuk menambah Wisma Atlet, ada Rusun Nagrak Pasar Rumput, ada isolasi terpadu di wilayah lain kami bangun," pungkas Sigit.

Selain itu, Pemerintah pusat juga melakukan penguatan tracing dan testing serta treatment atau 3T. Sigit menyebut, ketika itu Pemerintah harus menentukan mana yang harus dirawat di isoter dan yang harus di tangani pada rumah sakit.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA