Berikut dua puisinya mengenai kematian di era pandemi Covid-19.
Hidup Di Dekat Mati
kematian berjarak rapat seperti antrean vaksinasi
satu per satu menunggu giliran
tak perlu lagi upacara
cukup dengan pulasara sederhana
kau lihatlah petugas semakin terampil
suasana mencekam semakin rutin
jantung semakin terbiasa menari-nari berdegup rajin
hari-hari menjadi raung sirene ambulans
duka tak henti memecah udara kota
ketika subuh menjelang
ketika terang membayang
ketika siang menerang
ketika senja merembang
ketika malam membenam
kalimat duka tak memilih waktu
menunggu saat diumumkan
seperti dalam perang
: kita hidup di dekat mati.
(2021)
Jangan Berharap Syahdu Upacaraterbayangkah kerabatmu mati tanpa kau bisa merawatnya
terbayang pulakah kau mati tanpa diantar talqin yang membekali
hidup kita diikat protokol sunyi
mati dalam skema adaptasi
jarak hati terpisahkan
tangis pun tersekat ketakutan
bersiaplah berakhir tanpa suasana takzim
jangan berharap diupacarakan dalam ritual syahdu
: mati menjadi akhir yang begitu saja berhenti.
(2021)