Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengapa Theodore Roosevelt Memberi Nama Gedung Putih?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 12 Oktober 2020, 07:47 WIB
Mengapa  Theodore Roosevelt Memberi Nama Gedung Putih?
Penampakan Gedung Putih pada 1902/Net
rmol news logo Istana kepresidenan Amerika Serikat ini adalah gedung paling ikonik yang dibangun sejak 1792. Disebut White House tentu saja karena seluruh dindingnya berwarna putih. Namun, ada mitos populer tentang pemberian nama ini yang dikaitkan dengan peristiwa mengerikan pada 1812.

Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas lebih 5 ribu meter persegi ini sebenarnya sudah berwarna putih sejak awal berdiri. Pada 1791, presiden pertama George Washington memilih situs tersebut dengan cat berwarna putih untuk melindungi batu eksterior dari kelembapan dan retakan selama musim dingin. Pada awalnya, orang-orang menyebutnya sebagai 'Rumah Presiden' atau 'Gedung Eksekutif'.

Gedung ini memiliki desain neoklasik dengan arsitek asal Irlandia James Hoban. Pembangunan struktur tersebut memakan waktu delapan tahun, menggunakan batu pasir Aquia Creek yang dicat putih.

Pada 1812, terjadi perang Amerika-Inggris. Inggris berhasil menguasai beberapa wilayah AS.

Pada 24 Agustus 1814, setelah mengalahkan pasukan Amerika Serikat dalam Perang Bladensburg, pasukan Britania yang dipimpin Mayor Jenderal Robert Ross menduduki Washington D.C. dan membakar berbagai gedung publik, termasuk 'Rumah Presiden', Gedung Capitol, dan berbagai fasilitas Pemerintah Amerika Serikat.

Tentara Britania Raya juga membakar gedung dan fasilitas militer serta kapal perang USS New York, Columbia, dan Premethus. Serangan ini juga dilancarkan sebagai balasan atas tindakan Amerika dalam Serbuan Port Dover.

Sepanjang sejarah Amerika, Britania Raya adalah satu-satunya negara yang pernah membakar 'Rumah Presiden' atau Gedung Eksekutif'. Ini juga menjadi satu-satunya kejadian sejak Perang Revolusi Amerika Serikat ketika sebuah kekuatan asing merebut dan menduduki ibu kota Amerika Serikat. 

Akibat serangan itu, 'Rumah Presiden' mengalami kehancuran di beberapa bagian.

Pada masa Presiden James Monroe yaitu 1817, 'Rumah Presiden' mengalami rekonstruksi besar. Dengan enam lantai, 'Rumah Presiden' itu kemudian memiliki 132 kamar, 35 kamar mandi, dengan 412 pintu, 147 jendela, 28 perapian, delapan tangga dan tiga elevator. Pada bagian dapurnya saja, dapat menampung tamu hingga 140 orang, seperti dilaporkan oleh Politico.

Lalu seluruh dindingnya dicat putih tebal untuk menutup bekas hangus yang tersisa dari kejadian kebakaran.

Setelah kebakaran, beberapa peristiwa kelam juga terjadi di 'Rumah Presiden'. Salah satunya adakah terbunuhnya Presiden Amerika Serikat ke-25, William McKinley, yang menjabat sejak 1897 hingga 1901. McKinley ditembak oleh seorang anarkis bernama Leon Czolgosz. Luka-lukanya cukup berat. McKinley meninggal seminggu kemudian.

'Rumah Presiden' mengalami perubahan nama pada masa presiden ke-26, Theodore Roosevelt. Ia tidak lagi menyebut 'Rumah Presiden' atau 'Gedung Eksekutif' melainkan 'White House–Washington' atau 'Gedung Putih Washington'. Pemberian nama itu juga menjadi suatu pembaruan atas semua peristiwa yang terjadi.

Pada 12 Oktober 1901, nama itu diresmikan dan menjadi lebih ringkas; 'White House' atau 'Gedung Putih' sesuai dengan permintaan Roosevelt.

Pada 17 Oktober, Sekretaris Presiden, George B. Cortelyou, mengirimkan sebuah catatan kepada Menteri Luar Negeri John Hay. Surat serupa juga dikirimkan ke kepala semua agensi lainnya.

Dalam catatan itu, administrasi memberi tahu senat bahwa presiden ingin  mengubah judul atau garis waktu semua surat kabar dan dokumen resmi yang memerlukan tanda tangannya, dari 'Gedung Eksekutif' menjadi 'Gedung Putih'. Catatan itu juga menyampaikan rasa duka setelah kematian Presiden William McKinley pada 14 September setelah ditembak oleh seorang pembunuh pada 8 September.

"Tuan yang terhormat, saya diarahkan oleh presiden untuk menyampaikan kepada Anda keinginannya untuk mengubah judul atau garis tanggal, dari semua surat kabar dan dokumen resmi yang memerlukan tanda tangannya," kurang lebih isi surat itu, sekaligus menegaskan bahwa nama 'Rumah Presiden berganti menjadi 'Gedung Putih' sejak 12 Oktober.

Mulanya banyak pegawai pemerintah yang gagal memulai menulis 'Gedung Putih' setelah bertahun-tahun terbiasa menggunakan sebutan 'Gedung Eksekutif'.

Roosevelt dan istrinya, Edith, mulai merenovasi dan mengubah desain Gedung Putih dengan membuang ornamen-ornamen yang terlihat kusam selama era Victoria. Ia bekerja sama dengan Charles McKim, salah satu arsitek paling terkemuka di Amerika, untuk mengubah interior Gedung Putih menjadi ringan, lapang, dan elegan, sesuai dengan era kekinian di abad ke-18.

''Theodore Roosevelt mengubah rumah dan membuat tanda yang tak terhapuskan,'' kata William Bushong, sejarawan staf untuk Asosiasi Sejarah Gedung Putih, seperti dikutip dari Mississippi Valley Publishing.

''Gambar dan penggunaan fungsional Gedung Putih seperti yang kita kenal sekarang diciptakan oleh arsiteknya pada tahun 1902," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA