Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rumitnya Perang Balkan: Kekalahan Ottoman Malah Memicu Perseteruan Antar Para Penyerangnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 08 Oktober 2020, 05:58 WIB
Rumitnya Perang Balkan: Kekalahan Ottoman Malah Memicu Perseteruan Antar Para Penyerangnya
Perang Balkan (1912-1913)/Net
rmol news logo Ottoman tidak akan pernah menduga bahwa negara sekecil Montenegro nekat mengerahkan pasukannya untuk melakukan serangan mendadak ke wilayah dekat Podgorica pada 8 Oktober 1912. Serangan yang menjadi konflik pembuka dalam Perang Balkan inilah yang kemudian hari membuat Ottoman harus kehilangan sebagian besar wilayahnya.

Mengapa Ottoman tidak menduga serangan itu? Karena Montenegro negara terkecil di semenanjung Balkan sehingga sangat sulit membayangkan mereka berani menyerang kekaisaran Ottoman Turki. Lainnya, karena Ottoman lengah. Tidak pernah menyadari bahwa ada Liga Balkan yang siap mendukung Montenegro, dari mulai uang sampai persenjataan.

Pasukan Ottoman yang kurang siap akhirnya harus kehilangan banyak wilayahnya di pesisir barat Balkan hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.

Situasi makin runyam bagi Ottoman karena pada 18 Oktober, negara-negara anggota Liga Balkan lainnya seperti Bulgaria, Serbia, Yunani, dan Macedonia menyatakan perang melawan Ottoman. Mereka menyerbu wilayah Ottoman dari balik perbatasannya masing-masing hingga berakhir pada 18 Mei 1913.

Pada saat menghadapi pasukan Liga Balkan, Ottoman juga sedang menghadapi serbuan  Italia (1911-1912). Respon pemerintah Turki (Ottoman) saat itu adalah langsung menandatangani perjanjian damai dengan Italia dan membiarkan Italia menguasai Libya, agar mereka fokus menghadapi Liga Balkan.

Namun hal tersebut tidak banyak membantu kinerja pasukan Ottoman dalam Perang Balkan yang harus bertempur di banyak front sekaligus secara mendadak. Di front barat, saat masih kewalahan menghadapi amukan pasukan Montenegro, pasukan Ottoman juga harus berhadapan dengan pasukan Serbia. Hanya dalam kurun waktu 5 hari setelah mengeluarkan pernyataan perang, pasukan Serbia berhasil menduduki kota Pristina dan Novi Pazar (sekarang terletak di Serbia barat daya), seperti dikutip dari Vifa Ost: The Balkan Wars 1912-1913 - Chronology.

Di pesisir barat Balkan, kekalahan demi kekalahan yang diderita pasukan Ottoman membuat golongan nasionalis Albania merasa khawatir kalau daerah mereka kelak akan dicaplok dan dipecah oleh negara-negara Liga Balkan, sehingga mereka lalu mendeklarasikan kemerdekaan Albania secara sepihak pada tanggal 28 November.

Pasca keluarnya deklarasi tersebut, Serbia kemudian mengalihkan fokusnya ke sebelah barat untuk mencaplok wilayah Albania. Awal bulan Desember 1912, mereka menduduki kota Elbasan. Beberapa bulan kemudian atau tepatnya pada bulan April 1913, giliran kota Lushnja dan Berat yang jatuh ke tangan Serbia pasca keberhasilan mengalahkan pasukan Ottoman di Albania.

Dibandingkan dengan front-front lainnya, konflik antara Ottoman dan Yunani banyak mengambil tempat di laut karena kedua negara tadi memang dipisahkan oleh pulau-pulau kecil. Pertempuran antara pasukan Ottoman dan Yunani akhirnya pecah pada tanggal 22 Oktober 1912 di Celah Sarantaporo dengan kemenangan pihak Yunani.

Pasca pertempuran tersebut, pasukan Yunani mulai mencaploki wilayah-wilayah Ottoman yang terletak di sebelah utara dan timur Yunani. Di laut, pasukan Yunani menduduki Pulau Lemnos dan menjadikan pulau tersebut sebagai markas garis depan untuk memblokade Selat Dardanelles supaya armada Yunani bisa leluasa menguasai pulau-pulau yang ada di Laut Aegea, lautan yang terletak di sebelah timur Yunani dan sebelah barat Dardanelles.

Kewalahan menghadapi Liga Balkan dari berbagai front, Ottoman yang terkepung tidak bisa berbuat banyak saat Liga Balkan menuntut gencatan senjata dengan menodongkan Perundingan London.

Akhirnya, Perang Balkan diakhiri dengan ditandai penandatanganan Perjanjian London pada 30 Mei 1913.

Usai penandatanganan, masalah baru pun muncul. Negara-negara Liga Balkan mengalami kesulitan dalam pembagian daerah-daerah yang merupakan hasil kemenangannya dalam Perang Balkan.

Pasca satu bulan penandatanganan Perundingan London atau Traktat London, negara Liga Balkan malah berseteru yang kemudian memunculkan Perang Balkan II. Perang antar etnis ini kemudian terus berlanjut hingga menyebabkan ratusan ribu nyawa melayang dan jutaan orang tercabut dari tanah air mereka, mengutip Balkan Insight.

Yunani dengan Bulgaria cekcok karena tidak sepakat mengenai pembagian wilayah taklukan. Percekcokan pecah menjadi kontak senjata di dekat Sungai Angitis (sekarang terletak di Yunani utara) pada bulan Mei 1913.

Konflik tersebut lantas mendorong Yunani untuk melakukan perundingan rahasia dengan Serbia yang kebetulan juga sedang bermasalah dengan Bulgaria perihal pembagian wilayah Makedonia. Hasilnya, berdasarkan Traktat Saloniki yang diresmikan pada tanggal 1 Juni, Serbia dan Yunani sepakat untuk saling membantu jika keduanya terlibat konflik dengan Bulgaria.

Perang Balkan Pertama dan Kedua berakhir dengan sebagian besar wilayah Makedonia diklaim oleh Bulgaria. Bulgaria harus menghadapi Serbia dan Yunani. Serbia akhirnya mendapatkan wilayah Kosovo. Albania pun memproklamasikan kemerdekaan tetapi tidak dapat mengamankan sebagian besar tanah mayoritas Albania untuk negara baru.

Setelah lebih dari enam abad, Ottoman (Utsmaniyah atau Turki) terusir dari benua itu, kecuali Konstantinopel dan Trakia timur. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA