Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menguraikan bahwa Tim Densus 88 Antiteror terus bekerja dalam melakukan pemetaan terhadap para terduga teroris.
Sementara penangkapan merupakan bagian dari preemtive stike dalam rangka mencegah terjadinya aksi teror yang dapat menimbulkan korban jiwa dan terganggunya stabilitas keamanan.
“Sama sekali (tidak terkait pelantikan), ini kerja Densus 88 yang memang senyap,†tegasnya kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta (15/10).
Dedi menambahkan, dari hasil analisa Densus 88 dan pendalaman pemeriksaan terhadap para terduga teroris, belum diketemukan jejak bakal melakukan upaya-upaya amaliyah atau serangan terorisme di perhelatan pelantikan presiden dan wakil presiden.
“Faktanya demikian,†imbuh Dedi.
Pasca penikaman Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto pada 10 Oktober lalu hingga 15 Oktober 2019, jajaran Densus 88 sudah menangkap 26 orang terduga teroris.
Mereka ditangkap dari berbagai wilayah Banten, Jawa Barat, Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Jambi, Jakarta, dan Lampung.
“Densus tidak berhenti setelah menangkap 26 orang ini, dalam rangka mencegah tindakan aksi teror yang terjadi di Indonesia,†demikian Dedi menegaskan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: