Terima Kasih, Romo Franz!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Rabu, 03 April 2019, 07:29 WIB
Terima Kasih, Romo Franz<i>!</i>
Franz Magnis dan Jaya Suprana/Dok
30 Maret 2019 Tempo.Co menyajikan sebuah berita dengan judul “Sebut Golput Bodoh, Franz Magnis: Saya Buat Kesalahan Besar.

Bahwa rohaniwan dan budayawan Franz Magnis Suseno mengaku memilih penggunaan kata yang tak tepat saat menulis pandangannya soal sikap golongan putih atau golput.

Keseleo


Romo Franz mengatakan pemilihan kata yang tak tepat itu cukup ia sesali. Pandangan Romo Franz terkait golput ditulis dalam kolom Kompas beberapa waktu lalu.

Dalam kolom itu ia menyebut pemilih golput memiliki tiga kemungkinan sifat, yakni bodoh, berwatak benalu, atau secara mental tidak stabil (psycho-freak).

"Saya merasa saya keseleo memakai istilah itu. Sebetulnya saya tak mau menghina para golput, tapi saya terkesima oleh kerennya kalimat itu," ujar Romo Franz saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 30 Maret 2019.

Pernyataan Romo Magnis sempat menuai pro-kontra di masyarakat. Beberapa bahkan menilai faktor usia membuat Romo Franz tak setajam dulu.  

Pria berusia 82 tahun itu mengatakan tidak memiliki niat sedikit pun untuk menghina pemilih golput. Ia menyatakan golput pun adalah pilihan dan ia menghormati hal itu.  

Kekesatriaan

Secara kelirumologis, daya terluhur adalah menemukan kekeliruan pada diri sendiri. Secara malumologis, sikap kekesatriaan sejati adalah tidak malu mengakui kekeliruan diri sendiri.

Maka secara kelirumologis mau pun malumologis, pernyataan Romo Franz sangat mengharubirukan lubuk sanubari saya.

Secara berlapis terbukti bahwa Romo Franz memiliki daya terluhur untuk mau dan mampu menemukan kekeliruan pada diri beliau sendiri sekaligus juga kekesatriaan sejati untuk tidak malu mengakui kekeliruan diri sendiri.

Memang sangat layak Romo Franz menyandang nama Magnis yang bermakna agung dirangkai dengan Suseno yang bermakna bijak.  

Suri Teladan


Di tengah suasana serba dumeh di mana banyak orang takabur menganggap diri sendiri paling benar dan orang lain tidak benar, kesadaran serta penyesalan Romo Franz terhadap kekeliruan yang telah dilakukannya merupakan suri teladan sikap Ojo Dumeh demi menyadarkan sesama manusia senantiasa berupaya saling mengerti, saling memahami, saling menghormati dan saling menghargai dengan sesama manusia.

Terima Kasih, Romo Franz! rmol news logo article

Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi dan Pusat Studi Malumologi yang nyantrik falsafah tata krama pada Romo Franz Magnis Suseno


< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA