Chep mengatakan, penggunaan mobil berÂpelat nomor B 264 RIS tersebut merupakan sumbangsih darinya untuk Prabowo Subianto- Sandiaga Uno. Total ada delapan unit mobil yang dia pinjamkan kepada kubu pasangan calon nomor urut 2, untuk digunakan berkamÂpanye.
Kendaraan tersebut menjadi polemik karena Chep mengaku pernah beberapa kali memÂberangkatkan orang ke Suriah. Menurut dia, kebanyakan dari warga Indonesia yang ia berangkatkan berasal dari Jawa.
Ia mengaku menghabiskan duit hampir Rp 1 miliar untuk memberangkatkan mereka. AlaÂsan Chep melakukan pendanaan pemberangÂkatan orang-orang ke Suriah, lantaran ia ingin menyalurkan keinginan banyak warga untuk berjihad.
Menurut dia, hal itu dilakukannya guna mencegah orang-orang tersebut membuat ulah di dalam negeri. Kedati mengaku mengirim orang ke Suriah, Chep membantah dirinya terliÂbat dalam tindakan terorisme.
Lantas, bagaimana penjelasan Badan PemeÂnangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-SanÂdiaga Uno terkait polemik ini? Apakah Chep sendiri memiliki hubungan dengan Prabowo sehingga mau meminjamkan mobilnya? BaÂgaimana pula pandangan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin? Berikut penuturan lengkapnya.
Habiburokhman: Jangan Dibiasakan Cari-cari Kesalahan
Gara-gara mobil yang digunakan saat kampanye di Cianjur, Prabowo- Sandi jadi dikaitkan dengan ISIS. Bagaimana tanggapan BPN? Saya pikir, jangan mengada-ngada ya. Kalau memang orang itu terlibat dengan ISIS, pasti sudah ditangkap sejak jauh-jauh hari. Jangan dibiasaÂkan mencari-cari kesalahan orang. Lalu, mempersoalkan hal yang sebetÂulnya tidak ada masalahnya, hanya karena berbeda pilihan politik. Tidak boleh begitu.
Seharusnya bagaimana? Berpolitik itu kan kita mengadu visi-visi. Misalnya kemarin ada yang menggoreng, ada yang memframing bahwa Pak Prabowo kasar, ternyata itu justru karena Pak Prabowo memÂbela rakyat. Cara-cara seperti itu, menurut saya, mempermalukan diri mereka sendiri. Lama-lama begitu. Kita bicara ISIS itu harus bicara hukum ya.
Jika tudingan itu benar, bagaimana dong? Ada undang-undang yang melarang seseorang terlibat tindak terorisme. Kalau dia memang benar-benar terÂlibat, pasti sudah ditangkap. Kalau ngomong tidak berdasarkan fakta, cuma berdasarkan asumsi-asumsi subjektif, ya begitu, nyinyir. Nyinyir dalam arti sebenarnya, ya yang seperti itu.
Maksud Anda, masalah mobil ini hanya upaya untuk menÂjatuhkan nama Prabowo? Iya. Pak Prabowo mudah-mudahan dalam lindungan Allah. Digoreng sana-sini, tapi enggak termakan juga. Kayak kemarin, mau digoreng soal kasar, ternyata enggak.
Akhirnya mereka jadi panik sendiri, bingung mau gorengnya bagaimana. Sebagai orang baik, semoga Pak Prabowo selalu dalam lindungan Allah SWT.
Apakah BPN yakin Chep tidak terlibat tindak terorÂisme? Secara pribadi, kami tidak ada masalah, lalu inÂstitusinÂya juga enggak ada masalah. Makanya kami binÂgung, kok mereka itu seperti enggak ada kerjaan.
Mencari-cari, kemudian memfitnah seperti itu. Seperti yang saya bilang tadi, kalau memang dia terlibat, pasti sudah ditangkap kok. Apalagi ada juga, orang-orang yang memfitnah Pak Prabowo, dengan segala macam tuduhan.
Prabowo apakah punya hubungan baik dengan Chep Hernawan? Soal itu kami enggak tahu. Yang kami tahu, Chep Hernawan salah satu pendukung kami. Pendukung kami itu kan banyak.
Tapi kalau memang enggak ada hubungan, kok mobilnya bisa diÂpakai buat kampanye? Biasanya kalau untuk acara beÂgitu, panitia lokal yang mengurus. Kami dari pusat, mana ngerti yang begitu-begitu. Tapi sebetulnya, ada hubungan atau enggak, itu enggak penting. Itu kan dia bukan orang yang bersalah. Kalau dia tersangkut ISIS, pasti sudah ditahan.
Apakah BPN tidak khawatir, peminjaman mobil itu akan berÂpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo-Sandi? Sekarang kan rakyat sudah cerdas. Semakin ada yang menggoreng, maÂka akan semakin blunder. Akibatnya, justru suara mereka yang akan turun. Kalau buat kami, justru hal ini seÂmakin memperkuat perolehan suara kami nanti.
Apakah BPN punya strategi khusus mengingat waktu pemilihan sudah tinggal sebulan lagi? Enggak ada kayaknya. Strategi kami paling hanya memaksimalkan saja kegiatan turun ke grasroot, meÂnemui masyarakat. itu saja strategi kami.
Ace Hasan Syadzily: Kita Seharusnya Jaga Jarak Dengan GARIS
Prabowo menggunakan mobil ketua Gerakan Reformis Islam (GARIS) saat kunjungan ke Cianjur... Secara pribadi, saya merasa, bahwa kita semua, seharusnya jelas menjaga jarak terhadap aliran sepÂerti ini. Aliran (GARIS) ini diduga bertentangan dengan prinsip NKRI dan politik kebangsaan kita. Kita tahu, GARIS itu diduga eks dari pendukungnya ISIS.
Penilaian Anda atas pemakaian mobil itu oleh Prabowo? Itu memperlihatkan Prabowo sanÂgat pragmatis dalam mencari dukunÂgan politik. Siapapun akan diterima tanpa ada kontrak ideologis mengenai apa yang dia perjuangkan.
Itu kan sama saja mengambil apapun, yang penting meraih suara terbanyak tanpa mempertimbangkan nilai-nilai apa yang diperjuangkan.
Maksud Anda, Prabowo hanya mementingkan kemenangan? Iya. Hal ini menunjukkan bahwa Prabowo berpikirnya elektoral saja. Yang penting mendapatkan tambahan suara saja. Sangat pragmatis dengan mengesampingkan prinsip kemajeÂmukan.
Dia lebih mengakomodasi kepentÂingan semua kelompok asal mau memberi dukungan elektoral. Tak penting prinsip-prinsip politik keÂbangsaan yang dimilikinya.
Ini juga menjadi sinyal, dari segi karakter pendukung, jelas antara pendukung kami dengan pendukung pasangan 02 berbeda. Pendukung kami jelas-jelas memiliki karakÂter pemilih yang mengedepankan pandangan keagamaan yang lebih inklusif dan moderat. Kami lebih moderat daripada kelompok bekas pendukung ISIS dan sebagainya.
Penilaian Anda, apa motif duÂkungan GARIS ke Prabowo? Saya tidak tahu motif pastinya apa, sehingga ada mantan ISIS di Indonesia memberikan dukungan ke Prabowo. Mungkin ada ekspekÂtasi di tangan Prabowo akan diterima dibandingkan dengan Jokowi.
Konkretnya? Bisa juga dukungan itu karena mereka akan diberikan jaminan untuk hidup di Indonesia. Karena selama ini, pemerintahan Jokowi dibilang anti Islam. Padahal, kami bukan anti Islam, kami anti yang faham khilafah.
Intinya, dukungan ada apa-apanya. Logikanya, mana mungkin mau mendukung Prabowo tanpa ada kepentingan politik atau deal-deal tertentu.
Kekhawatiran Anda? Yang kami khaÂwatirkan, kelompok garis keras menduÂkung Prabowo, menÂjadi penumpang gelap terhadap kepentingan politik dalam Pilpres ini.
TKN khawatir Prabowo menang? Kami sama sekali tidak khawatir. Kami yakin masyarakat Indonesia pada umumn y a mencintaiIslam yang damai, moderat. Kita tahu secara populasi, organisasi moderat seperti NU dan lainnya lebih besar dibandingkan organiasi seperti GARIS. Islam moderat jusÂtru lebih menunjukkan Islam keinÂdonesiaannya.
Anda menilai peristiwa ini seperti apa? Mereka harus mencari dukungan kepada siapapun yang menghasilÂkan suara, sehingga siapapun, orÂganisasi apapun yang memberikan dukungan kepada mereka, meski bertentangan dengan prinsip keÂbangsaan, tidak dihiraukan. Yang penting jadi suara. ***
BERITA TERKAIT: