Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janÂganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu mengÂgunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakÂwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. al-Hujrat/49:11)
Kedua ayat di atas mengesankan kekuatan kezuhudan politik di dalam Islam. Banyak daerah terlarang yang harus dihindari jika seseorang akan terjun di dalam dunia politik. Zuhud sesungguhnya berarti berpalingnya jiwa dari dari dunia tanpa beban. Zuhud berarti mengosongkan hati dari cinta kepada dunia dan semua keindahannya, serta mengisinya dengan cinta kepada Allahndan makrifah kepada-Nya. Zuhud politik bisa diartikan menghilangkan beÂban jiwa dan pikiran berbagai target politik dan mengisinya dengan kesadaran spiritual yang lebih mendalam. Ini tidak berarti harus menjauhi dunia politik tetapi menghindarkan diri untuk terpukau kepada daya tarik politik sehingga tidak menyisahkan ruang dan energi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Kepuasan politik adalah fenomena sesaat, ketika diri kita masih memiliki potensi untuk diperhitungkan orang lain, namun yang harus disadari bahwa perjalanan umur tetap berjalan dan semakin dekat kita kepada kematian. Kita diminta untuk mempersiapkan bekal untuk menjalani kehidupan abadi di akhirat. Tanpa persiapan yang memadai pasti akan berakhir dengan penyesalan berat. Oleh karena itu, kita perlu menyusun program hidup dengan tetap memelihara keseimbangan untuk keÂpentingan kehidupan duniawi pada satu sisi dan untuk kepentingan kehidupan di akhirat pada sisi lain.
Sehubungan dengan ini, sebuah hadis diriwayatkan dari Sahal ibn Sa'ad al-Saidi, bahwa datang seorang sahabat bertanya kepada Nabi, "Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu pekerjaan yang apabila aku mengerjakannya maka Allah dan manusia akan mencintaiku". Rasulullah menjawab: "Berzuhudlah engkau terhadap dunia niscaya Allah mencintaimu. Dan Berzuhudlah engkau terhadap apa-apa yang ada pada manusia niscaya mereka mencinÂtaimu". (H.R.Ibnu Majah). Al-Qur'an juga memÂperingatkan: "Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai meniÂpu, memperdayakan kamu tentang Allah". (Q.S. al-Fathir/35:5). "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui". (Q.S. al-'Ankabut/29:64). "Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun". (Q.S. al-Nisa'/4:77).