Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Etika Politik Dalam Al-Qur'an (23)

Merancang Masyarakat Ummah

Rabu, 20 Februari 2019, 09:03 WIB
Merancang Masyarakat Ummah
Nasaruddin Umar/Net
SALAH satu concern Al-Quran ialah mentransformasikan masyarakat berpola hidup kesukuan (qabiliyyah) kepa­da masyarakat cosmopoli­tan (ummah). Masyarakat yang berorientasi primordial ke masyarakat yang berorientasi ke ummah. Kata ummah berasal dari bahasa Hebrew/Ibrani, alef-mem yang arti dasarnya cinta kasih (saint lover), kemudian menyeberang menjadi bahasa Arab umum yang arti dasarnya ibu. Umm diartikan ibu karena ibu memiliki cinta kasih yang paling dalam. Dari akar kata alif-mim membentuk kata amam (keterdepanan, keunggulan), imam (imam shalat, pemimpin), ma'mum (pengikut imam, rakyat), imamah (konsep yang mengatur antara imam dan makmum serta pemimpin dan rakyat). Keseluruhan makna dasar ini menghimpun suatu komuni­tas khusus yang bernama ummah.

Kata ummah sebagai nama sebuah ko­munitas masyarakat pertama kali dipopuler­kan oleh Nabi Muhammad Saw di kawasan jazirah Arab. Secara semantik kata ummah terabadikan dalam sejarah sebagai sebuah komunitas masyarakat yang dihimpun oleh ikatan kasih sayang yang amat dalam dan luhur, memiliki visi kemanusiaan yang ber­orientasi masa depan, di bawah sosok pemimpin berwibawa dan disegani, dengan makmum dan rakyat yang santun tapi kri­tis, dan dengan sistem yang kepemimpinan yang ideal. Bangunan masyarakat yang seperti itulah disebut dengan ummah.

Jika kurang salah satu di antara lima kom­ponen tersebut, maka tidak bisa disebut um­mah. Jika suatu komunitas mengacu kepada sebuah asas yang lebih subyektif disebut da­lam Al-Qur'an dengan golongan (hizb/Q.S. al-Mu'minun/23:52). Jika komunitas tersebut mengacu kepada ikatan primordial kebang­saan disebut sya'b (Q.S. al-Hujurat/49:13). Jika komunitas itu mengacu kepada suku disebut qabilah (Q.S. al-Hujurat/49:13), atau komunitas tanpa idealisme dan ideology disebut qaum (Q.S. al-Nisa’/4:89). Jenis-jenis komunitas tersebut di atas diakui ke­beradaannya di dalam Al-Qur'an, seperti yang bisa kita lihat di dalam ayat sebagai berikut: Q.S. al-Hujurat/:4913: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling men­genal. Sesungguhnya orang yang paling mu­lia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Q.S. al-Hujurat/49:13)

Bagi dunia Arab, konsep ummah betul-betul tampil sebagai the dream society yang mengangkat martabat bangsa Arab, sebuah bangsa yang tidak pernah diperhitungkan di dalam sepanjang sejarahnya. Mungkin ini merupakan wujud revolusi mental yang pernah dilakukan seorang Nabi Muhammad Saw. Bagi Nabi Muhammad sendiri konsep ummah ini mengorbitkan namanya seba­gai The top of the best di antara 100 tokoh yang pernah lahir dari perut bumi ini menurut Michael Hart, atau The best of the best di antara 11 tokoh dunia menurut Thomas Car­lile. Banyak lagi buku terakhir yang ditulis para orientalis yang memuji Nabi Muham­mad Saw sebagai The Best Leader and The Best manager.

Mungkin pertanyaan menarik ialah, apak­ah komunitas Islam Indonesia bisa disebut umat atau belum kita lihat unsur-unsur yang mempersatukan komunitas Islam di Indone­sia. Dalam lintasan sejarah bangsa Indone­sia, secara politis belum pernah tampil seba­gai pemenang di dalam pemilihan umum. 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA