Kata ummah sebagai nama sebuah koÂmunitas masyarakat pertama kali dipopulerÂkan oleh Nabi Muhammad Saw di kawasan jazirah Arab. Secara semantik kata ummah terabadikan dalam sejarah sebagai sebuah komunitas masyarakat yang dihimpun oleh ikatan kasih sayang yang amat dalam dan luhur, memiliki visi kemanusiaan yang berÂorientasi masa depan, di bawah sosok pemimpin berwibawa dan disegani, dengan makmum dan rakyat yang santun tapi kriÂtis, dan dengan sistem yang kepemimpinan yang ideal. Bangunan masyarakat yang seperti itulah disebut dengan ummah.
Jika kurang salah satu di antara lima komÂponen tersebut, maka tidak bisa disebut umÂmah. Jika suatu komunitas mengacu kepada sebuah asas yang lebih subyektif disebut daÂlam Al-Qur'an dengan golongan (hizb/Q.S. al-Mu'minun/23:52). Jika komunitas tersebut mengacu kepada ikatan primordial kebangÂsaan disebut sya'b (Q.S. al-Hujurat/49:13). Jika komunitas itu mengacu kepada suku disebut qabilah (Q.S. al-Hujurat/49:13), atau komunitas tanpa idealisme dan ideology disebut qaum (Q.S. al-Nisa’/4:89). Jenis-jenis komunitas tersebut di atas diakui keÂberadaannya di dalam Al-Qur'an, seperti yang bisa kita lihat di dalam ayat sebagai berikut: Q.S. al-Hujurat/:4913: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling menÂgenal. Sesungguhnya orang yang paling muÂlia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Q.S. al-Hujurat/49:13)
Bagi dunia Arab, konsep ummah betul-betul tampil sebagai the dream society yang mengangkat martabat bangsa Arab, sebuah bangsa yang tidak pernah diperhitungkan di dalam sepanjang sejarahnya. Mungkin ini merupakan wujud revolusi mental yang pernah dilakukan seorang Nabi Muhammad Saw. Bagi Nabi Muhammad sendiri konsep ummah ini mengorbitkan namanya sebaÂgai
The top of the best di antara 100 tokoh yang pernah lahir dari perut bumi ini menurut Michael Hart, atau
The best of the best di antara 11 tokoh dunia menurut Thomas CarÂlile. Banyak lagi buku terakhir yang ditulis para orientalis yang memuji Nabi MuhamÂmad Saw sebagai
The Best Leader and The Best manager. Mungkin pertanyaan menarik ialah, apakÂah komunitas Islam Indonesia bisa disebut umat atau belum kita lihat unsur-unsur yang mempersatukan komunitas Islam di IndoneÂsia. Dalam lintasan sejarah bangsa IndoneÂsia, secara politis belum pernah tampil sebaÂgai pemenang di dalam pemilihan umum.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.