Selamat Idul Fitri
Selamat Idul Fitri Mobile
Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Polisi Dipuji Juga Diminta Tetap Independen

Terduga Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Ditangkap

Kamis, 10 Januari 2019, 10:11 WIB
Polisi Dipuji Juga Diminta Tetap Independen
Foto/Net
rmol news logo Markas Besar Polri menetapkan Bagus Bawana Putra sebagai tersangka pembuat konten (kreator) dan pendengung (buzzer) berita bohong atau hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Bagus adalah Ketua Dewan Koalisi Relawan Nasional (Kornas) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, komunitas relawan yang tak terdaftar di Badan Pemenangan Prabowo-Sandi. Dia ditang­kap di Sragen, Jawa Tengah pada 7 Januari 2018.

Dirsiber Bareskrim Polri Brigjen Albertus Rachmad Wibowo menjelaskan modus ope­randi yang dilakukan Bagus saat membuat dan menyebarkan hoaks tersebut. Albertus mengungkapkan, setelah membuat reka­man suara, Bagus menyebarkan rekaman tersebut ke WhatsApp Group (WAG) dan sejumlah platform media sosial. Setelah viral, dia lalu membuang HP dan kabur. "Tapi kami bisa mendeteksi suara yang beredar itu. Kita meyakini adalah suara dari tersangka berinisial BBP," kata Albertus.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengapresiasi kerja cepat Polri menangkap ter­sangka. Komisioner KPU Evi Novida Ginting mengatakan, dengan tertangkapnya ter­sangka pelaku, masyarakat akan paham bahwa isu tujuh kontainer surat suara itu benar-benar kabar bohong.

Dengan ditangkapnya Bagus membuat masyarakat paham dan tak sembarangan dalam menyebarkan informasi. Hal ini merupakan pelajaran bagi pihak-pihak yang sengaja membuat konten bohong tentang pemilu. "Untuk memberikan efek jera kepada mereka yang suka membuat hoaks ini. Apalagi yang berkaitan dengan hoaks pemilu," ujar dia.

Seperti diketahui kabar bohong terkait adanya tujuh kontainer surat suara tercob­los di Pelabuhan Tanjung Priok ini sempat membuat gempar jagat politik jelang Pemilu 2019. Di dunia maya netizen dan para politikus saling tuding. Politikus Partai Demokrat Andi Arief bahkan dipolisikan dituduh terkait dalam kasus ini lantaran diduga turut menyebarkan kabar hoaks ini lewat akun twitternya. Komisioner KPU pun bahkan sempat turun langsung mengecek kebenaran kasus itu ke Tanjung Priok. Kecepatan kepolisian mengungkap kasus ini diacungi jempol oleh banyak kalangan, seraya berharap Polri tetap independen dalam menuntaskan perkaranya.

Bagaimana relawan Prabowo-Sandi me­nanggapi peristiwa ini, termasuk terkait dengan laporan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin terhadap poli­tikus Partai Demokrat Andi Arif? Berikut ini pernyataan Noegroho Djajoesman; Pembina Gerakan Relawan Rakyat Adil dan Makmur Prabowo-Sandi dan Hasto Kristiyanto; Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Amin.

Noegroho Djajoesman: Saya Dukung Polri Bebas Dari Intervensi Manapun

Polri berhasil menangkap Bagus Bawana Putra yang diduga sebagai pembuat konten dan pendengung kabar hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Selain Bagus ada tiga tersangka lainnya. Sebagai salah seorang pembina organ rela­wan pendukung Prabowo-Sandi bagaimana Anda menanggapi itu?

Saya tidak mengenal Bagus dan ketiganya. Hanya mendengar, mereka masyarakat biasa saja yang mendapat informasi tujuh kontainer itu dari berbagai akun medsos.

Bagus Bawana Putra dikabarkan sebagai salah satu elite relawan Koalisi Relawan Nasional Prabowo-Sandi (Padi). Apa Anda men­genal dekat sosok Bagus itu?
Saya tidak kenal. Juga tidak tahu persis anggota dan struktural Kornas. Dengar-dengar sih, kelompok itu membantu tapi tidak signifikan terhadap Padi.

Sejauh ini, Anda setuju dengan langkah polisi mengusut kasus ini?

Sebagai institusi negara, tentu saya mendukung setiap langkah penegakan hukum oleh Polri. Hanya saya mengingatkan, hendaknya Polri mengedepankan prosedur penegakan hukum yang jujur dan adil. Tanpa pandang bulu serta terbebas dari segala intervensi pihak luar.

Adil seperti apa?

Misalnya terkait Andi Arief. Sepengetahuan saya, cuitan awal dia se­batas memberitahukan dan meminta cek ricek informasi soal kontainer itu benar atau tidak. Ini kan mispersepsi. Justru yang harus diluruskan dan di­cari, siapa dalang penyebar info hoaks itu di medsos.

Bela Andi Arief nih?
Oh bukan begitu. Saya hanya tidak ingin Polri dituding jelek oleh

masyarakat. Ibaratnya pemadam ke­bakaran, polisi baiknya langsung mencari asap dari rumah yang terbakar. Bukan mencari asap dari sampah yang dibakar orang.

Maksud Anda, Polri terkesan ada main dalam kasus ini?
Saya tidak menuduh itu. Saya justru mengapre­siasi adik-adik yang telah bekerja keras. Apalagi ini jelang pilpres, tentu makin banyak tugas dan tantangan polisi. Silakan masyarakat ikut membantu dan mengawasi.

Sejauh mana Anda kenal Andi Arief?
Oh, dulu ada cerita sejarah. Lalu dia besar dan tinggal di rumah saya. Sekarang mungkin jadi anak yang hilang hehehe. Dia anak yang baik, saya memahami profesinya saat ini sebagai politisi.

Menurut Anda, kasus hoaks kon­tainer ini beneran atau rekayasa?
Saya tidak tahu. Jawabannya ada pada sejauh mana pengungkapan kasus ini sesuai fakta dan koridor hukum. Saya harap polisi tidak salah sasaran apalagi diintervensi pihak manapun. Saya tetap percaya, polisi itu profesional.

Bagaimana penilaian Anda ten­tang kinerja KPU dan Bawaslu?

Ada beberapa indikasi dimana kredibilitas mereka diragukan masyarakat. Mulai kisruh kotak kardus, DPT bermasalah, sosialisasi kepada orang gila,hingga paparan visi-misi capres-cawapres. Khusus Bawaslu, saya prihatin dengan ka­sus salam dua jari. Kalau mau adil, harusnya salam satu jari juga diusut. Bukan hanya Luhut Panjaitan dan Sri Mulyani, beberapa pejabat pemerin­tah dan daerah kan juga terindikasi salam satu jari. Untuk mencegah konflik, kerawanan sosial, dan tudin­gan curang, KPU dan Bawaslu saya harap selalu netral.

Hasto Kristiyanto: Pak Jokowi Demokratis, Dia Tidak Mau Intervensi

Bagaimana tanggapan Anda terkait kabar yang memberitakan tujuh konteiner surat suara telah tercoblos?

Ya, kami sangat menyesalkan kar­ena di awal tahun baru sudah muncul hal-hal provokatif yang menciptakan kegaduhan. Tapi kenapa tiba-tiba set­elah gaduh cuitan saudara Andi Arief hilang sama seperti zaman orde baru banyak aktivis yang hilang. Sehingga kami melihat saudara Andi Arief se­harusnya bisa bertanya dulu lantaran selain memiliki Liaison Officer (LO) dari KPU dan banyak kader Demokrat yang pernah menjadi anggota KPU.

Maksudnya Andi Arief langsung menelan mentah-mentah berita yang belum tentu kebenaran­nya?
Kalau punya niatan baik seharu­nya kontak KPU dulu melalui LO-nya atau ke­pada personel di partai yang banyak di KPU. Sehingga tidak perlu mencerita­kan sesuatu yang membuat gaduh. Menurut kami apa yang disampaikan (Andi Arief) tidak tepat untuk dis­ampaikan kepada publik. Pasalnya hal itu juga akan menciptakan pras­angka yang tidak perlu. Sementara kepemimpinan Pak Jokowi itu adalah kepemimpinan yang demokratis dan tidak mengintervensi KPU.

Apalagi hal ini sudah dibantah KPU bahwa kabar tersebut dan pernyataan (Andi Arief) sama sekali tidak benar. Coba itu kalau di PDIP tentunya su­dah ditertibkan.

Apa TKN mensinyalir isu ini dilakukan oleh kubu lawan?
Ya, kami melihat yang positif saja karena hak konstitusional itu dijamin. Masing-masing ada saksi dan pemba­hasan Undang-Undang Pemilu pun dibahas bersama. Kami menciptakan Bawaslu dengan fungsi pengawasan yang kuat sehingga saksi di KPU juga telah dipersiapkan secara matang. Alhasil pernyataan yang mengadu domba yang kemudian menciptakan kegaduhan itu satu hal yang tidak perlu. Sekali lagi kalau di PDIP sudah ditertibkan karena bicara tanpa data.

Langkah konkret TKN apa?
Kalau di kami itu kan melihat aspi­rasi di daerah seperti apa. Sedangkan di daerah-daerah itu selalu bicara tentang demokrasi. Demokrasi untuk Indonesia demokrasi untuk rakyat. Jadi ketika ada pihak-pihak yang merusak suasana karena hal-hal yang sangat subjektif, persoalan masa lalu guna mencoba untuk dihadirkan kem­bali, yang seolah-olah pemerintahan Pak Jokowi ini merancang untuk menang dengan cara-cara tidak be­nar. Padahal Pak Jokowi itu menang karena dukungan rakyat, karena kepemimpinan yang sangat turun ke bawah, dan yang menangkap aspirasi rakyat. Kemudian dimunculkanlah berbagai isu-isu yang tidak bertang­gung jawab. Oleh karena itu dengan cuitan (Andi Arief) yang telah hilang itu juga tidak menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak bertanggung jawab atas segala ucapannya.

Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah membantah isu ini dilakukan terorganisir. Bagaimana itu?
Ya tidak usah dibawa terlalu luas cukup yang mengeluarkan isu itu saja.

Bagaimana tanggapan Anda terkait sikap cepat KPU dalam mengatasi isu ini?
Ya, itu yang penting bahwa KPU menanggapi secara cepat agar ini tidak menciptakan hal-hal yang meng­ganggu keresahan lebih lanjut dari masyarakat. Namun apapun itu yang sudah dikeluarkan rekam jejak digi­talnya sehingga PDI Perjuangan me­nanggapi itu secara serius. Maka kami kemudian mengeluarkan pernyataan untuk menyikapi itu tanpa harus melakukan rapat darurat. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA