Dirsiber Bareskrim Polri Brigjen Albertus Rachmad Wibowo menjelaskan modus opeÂrandi yang dilakukan Bagus saat membuat dan menyebarkan hoaks tersebut. Albertus mengungkapkan, setelah membuat rekaÂman suara, Bagus menyebarkan rekaman tersebut ke WhatsApp Group (WAG) dan sejumlah platform media sosial. Setelah viral, dia lalu membuang HP dan kabur. "Tapi kami bisa mendeteksi suara yang beredar itu. Kita meyakini adalah suara dari tersangka berinisial BBP," kata Albertus.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengapresiasi kerja cepat Polri menangkap terÂsangka. Komisioner KPU Evi Novida Ginting mengatakan, dengan tertangkapnya terÂsangka pelaku, masyarakat akan paham bahwa isu tujuh kontainer surat suara itu benar-benar kabar bohong.
Dengan ditangkapnya Bagus membuat masyarakat paham dan tak sembarangan dalam menyebarkan informasi. Hal ini merupakan pelajaran bagi pihak-pihak yang sengaja membuat konten bohong tentang pemilu. "Untuk memberikan efek jera kepada mereka yang suka membuat hoaks ini. Apalagi yang berkaitan dengan hoaks pemilu," ujar dia.
Seperti diketahui kabar bohong terkait adanya tujuh kontainer surat suara tercobÂlos di Pelabuhan Tanjung Priok ini sempat membuat gempar jagat politik jelang Pemilu 2019. Di dunia maya netizen dan para politikus saling tuding. Politikus Partai Demokrat Andi Arief bahkan dipolisikan dituduh terkait dalam kasus ini lantaran diduga turut menyebarkan kabar hoaks ini lewat akun twitternya. Komisioner KPU pun bahkan sempat turun langsung mengecek kebenaran kasus itu ke Tanjung Priok. Kecepatan kepolisian mengungkap kasus ini diacungi jempol oleh banyak kalangan, seraya berharap Polri tetap independen dalam menuntaskan perkaranya.
Bagaimana relawan Prabowo-Sandi meÂnanggapi peristiwa ini, termasuk terkait dengan laporan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin terhadap poliÂtikus Partai Demokrat Andi Arif? Berikut ini pernyataan Noegroho Djajoesman; Pembina Gerakan Relawan Rakyat Adil dan Makmur Prabowo-Sandi dan Hasto Kristiyanto; Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Amin.
Noegroho Djajoesman: Saya Dukung Polri Bebas Dari Intervensi Manapun
Polri berhasil menangkap Bagus Bawana Putra yang diduga sebagai pembuat konten dan pendengung kabar hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos. Selain Bagus ada tiga tersangka lainnya. Sebagai salah seorang pembina organ relaÂwan pendukung Prabowo-Sandi bagaimana Anda menanggapi itu? Saya tidak mengenal Bagus dan ketiganya. Hanya mendengar, mereka masyarakat biasa saja yang mendapat informasi tujuh kontainer itu dari berbagai akun medsos.
Bagus Bawana Putra dikabarkan sebagai salah satu elite relawan Koalisi Relawan Nasional Prabowo-Sandi (Padi). Apa Anda menÂgenal dekat sosok Bagus itu? Saya tidak kenal. Juga tidak tahu persis anggota dan struktural Kornas. Dengar-dengar sih, kelompok itu membantu tapi tidak signifikan terhadap Padi.
Sejauh ini, Anda setuju dengan langkah polisi mengusut kasus ini? Sebagai institusi negara, tentu saya mendukung setiap langkah penegakan hukum oleh Polri. Hanya saya mengingatkan, hendaknya Polri mengedepankan prosedur penegakan hukum yang jujur dan adil. Tanpa pandang bulu serta terbebas dari segala intervensi pihak luar.
Adil seperti apa? Misalnya terkait Andi Arief. Sepengetahuan saya, cuitan awal dia seÂbatas memberitahukan dan meminta cek ricek informasi soal kontainer itu benar atau tidak. Ini kan mispersepsi. Justru yang harus diluruskan dan diÂcari, siapa dalang penyebar info hoaks itu di medsos.
Bela Andi Arief nih? Oh bukan begitu. Saya hanya tidak ingin Polri dituding jelek oleh
masyarakat. Ibaratnya pemadam keÂbakaran, polisi baiknya langsung mencari asap dari rumah yang terbakar. Bukan mencari asap dari sampah yang dibakar orang.
Maksud Anda, Polri terkesan ada main dalam kasus ini? Saya tidak menuduh itu. Saya justru mengapreÂsiasi adik-adik yang telah bekerja keras. Apalagi ini jelang pilpres, tentu makin banyak tugas dan tantangan polisi. Silakan masyarakat ikut membantu dan mengawasi.
Sejauh mana Anda kenal Andi Arief? Oh, dulu ada cerita sejarah. Lalu dia besar dan tinggal di rumah saya. Sekarang mungkin jadi anak yang hilang hehehe. Dia anak yang baik, saya memahami profesinya saat ini sebagai politisi.
Menurut Anda, kasus hoaks konÂtainer ini beneran atau rekayasa? Saya tidak tahu. Jawabannya ada pada sejauh mana pengungkapan kasus ini sesuai fakta dan koridor hukum. Saya harap polisi tidak salah sasaran apalagi diintervensi pihak manapun. Saya tetap percaya, polisi itu profesional.
Bagaimana penilaian Anda tenÂtang kinerja KPU dan Bawaslu? Ada beberapa indikasi dimana kredibilitas mereka diragukan masyarakat. Mulai kisruh kotak kardus, DPT bermasalah, sosialisasi kepada orang gila,hingga paparan visi-misi capres-cawapres. Khusus Bawaslu, saya prihatin dengan kaÂsus salam dua jari. Kalau mau adil, harusnya salam satu jari juga diusut. Bukan hanya Luhut Panjaitan dan Sri Mulyani, beberapa pejabat pemerinÂtah dan daerah kan juga terindikasi salam satu jari. Untuk mencegah konflik, kerawanan sosial, dan tudinÂgan curang, KPU dan Bawaslu saya harap selalu netral.
Hasto Kristiyanto: Pak Jokowi Demokratis, Dia Tidak Mau Intervensi
Bagaimana tanggapan Anda terkait kabar yang memberitakan tujuh konteiner surat suara telah tercoblos? Ya, kami sangat menyesalkan karÂena di awal tahun baru sudah muncul hal-hal provokatif yang menciptakan kegaduhan. Tapi kenapa tiba-tiba setÂelah gaduh cuitan saudara Andi Arief hilang sama seperti zaman orde baru banyak aktivis yang hilang. Sehingga kami melihat saudara Andi Arief seÂharusnya bisa bertanya dulu lantaran selain memiliki
Liaison Officer (LO) dari KPU dan banyak kader Demokrat yang pernah menjadi anggota KPU.
Maksudnya Andi Arief langsung menelan mentah-mentah berita yang belum tentu kebenaranÂnya? Kalau punya niatan baik seharuÂnya kontak KPU dulu melalui LO-nya atau keÂpada personel di partai yang banyak di KPU. Sehingga tidak perlu menceritaÂkan sesuatu yang membuat gaduh. Menurut kami apa yang disampaikan (Andi Arief) tidak tepat untuk disÂampaikan kepada publik. Pasalnya hal itu juga akan menciptakan prasÂangka yang tidak perlu. Sementara kepemimpinan Pak Jokowi itu adalah kepemimpinan yang demokratis dan tidak mengintervensi KPU.
Apalagi hal ini sudah dibantah KPU bahwa kabar tersebut dan pernyataan (Andi Arief) sama sekali tidak benar. Coba itu kalau di PDIP tentunya suÂdah ditertibkan.
Apa TKN mensinyalir isu ini dilakukan oleh kubu lawan? Ya, kami melihat yang positif saja karena hak konstitusional itu dijamin. Masing-masing ada saksi dan pembaÂhasan Undang-Undang Pemilu pun dibahas bersama. Kami menciptakan Bawaslu dengan fungsi pengawasan yang kuat sehingga saksi di KPU juga telah dipersiapkan secara matang. Alhasil pernyataan yang mengadu domba yang kemudian menciptakan kegaduhan itu satu hal yang tidak perlu. Sekali lagi kalau di PDIP sudah ditertibkan karena bicara tanpa data.
Langkah konkret TKN apa? Kalau di kami itu kan melihat aspiÂrasi di daerah seperti apa. Sedangkan di daerah-daerah itu selalu bicara tentang demokrasi. Demokrasi untuk Indonesia demokrasi untuk rakyat. Jadi ketika ada pihak-pihak yang merusak suasana karena hal-hal yang sangat subjektif, persoalan masa lalu guna mencoba untuk dihadirkan kemÂbali, yang seolah-olah pemerintahan Pak Jokowi ini merancang untuk menang dengan cara-cara tidak beÂnar. Padahal Pak Jokowi itu menang karena dukungan rakyat, karena kepemimpinan yang sangat turun ke bawah, dan yang menangkap aspirasi rakyat. Kemudian dimunculkanlah berbagai isu-isu yang tidak bertangÂgung jawab. Oleh karena itu dengan cuitan (Andi Arief) yang telah hilang itu juga tidak menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak bertanggung jawab atas segala ucapannya.
Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah membantah isu ini dilakukan terorganisir. Bagaimana itu? Ya tidak usah dibawa terlalu luas cukup yang mengeluarkan isu itu saja.
Bagaimana tanggapan Anda terkait sikap cepat KPU dalam mengatasi isu ini? Ya, itu yang penting bahwa KPU menanggapi secara cepat agar ini tidak menciptakan hal-hal yang mengÂganggu keresahan lebih lanjut dari masyarakat. Namun apapun itu yang sudah dikeluarkan rekam jejak digiÂtalnya sehingga PDI Perjuangan meÂnanggapi itu secara serius. Maka kami kemudian mengeluarkan pernyataan untuk menyikapi itu tanpa harus melakukan rapat darurat. ***
BERITA TERKAIT: