Mosul Melalui
RMOL Amelia Fitriani melaporkan bahwa pada hari Senin 17 Desember 2018, Kepala Endowmen Muslim Sunni Irak, Abdul Latif al-Humayim, bersama para pejabat PBB dan Uni Eropa menyelenggarakan upacara peletakan batu pertama pembangunan kembali Masjid Agung Al Nuri yang dirusak oleh militan ISIS.
Masjid Agung Al Nuri bermenara miring maka mendapatkan julukan Al Hadba alias "Si Bungkuk".
ISISPada tahun 2014 Masjid Agung Al-Nuri digunakan oleh pemimpin kelompok militan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi untuk memproklamirkan "kekhalifahan" mereka. Masjid ini dihancurkan pada 21 Juni 2017, selama Pertempuran Mosul.
Pihak ISIS mengklaim bahwa Amerika Serikat yang menghancurkannya, sementera pihak Irak mengklaim ISIS yang bertanggung jawab.
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan bahwa penghancuran masjid Al Nuri merupakan amarah keputusasaan ISIS sebelum meninggalkan Mosul.
Perwakilan Irak dari badan kebudayaan PBB, UNESCO, Louise Haxthausen menganggap penghancuran Masjid Agung Al Nuri sebagai suatu peristiwa tragedi kebudayaan akibat angkara murka manusia luar biasa biadab.
Pemugaran Uni Emirat Arab telah menyumbang 50 juta dolar AS untuk proyek pemugaran Masjid Agung al-Nuri yang diperkirakan akan memakan waktu lima tahun.
Tahun pertama difokuskan pada pendokumentasian situs yang telah hancur. Empat tahun kemudian akan fokus pada pembangunan kembali menara, aula sholat dan bangunan yang berdekatan.
Selain itu, taman bersejarah Mosul dan ruang terbuka lainnya juga akan dipugar, di samping akan dibangun sebuah monumen dan museum.
Nama Al Nuri berasal dari nama NÅ«r ad-DÄ«n AbÅ« al-QÄsim MaḥmÅ«d ibnÊ¿ImÄd ad-DÄ«n ZengÄ« yang menyatukan laskar muslim untuk melakukan jihad melawan laskar nasrani pada Perang Salib di Mosul.
Menurut catatan sejarawan Ibn al-Athir, setelah menguasai Mosul, Nur ad-Din memerintahkan pembangunan masjid pada tahun 1172, tak lama sebelum Nur ad-Din wafat.
[***]
Penulis adalah Pembelajar Kebudayaan Dunia