Hadir langsung dalam acara tersebut, Anggota DPRD DKI Fraksi PSI, Kevin Wu menyebut acara ini merupakan tradisi yang sangat penting bagi warga Tionghoa karena bisa berkumpul dan doa bersama.
"Kami menjalankan tradisi berdoa pada tuhan Yang Maha Esa, kepada dewa-dewi demi menutup perayaan Imlek selama 15 hari ini dengan cara berkumpul bersama merayakan bersama dan lain sebagainya," kata Kevin Wu.
Apalagi, lanjut Kevin tradisi Cap Go Meh sudah berjalan lebih dari 4.000 tahun dan masih berjalan sampai hari ini.
"Ini bentuk akulturasi bagaimana budaya setempat budaya bangsa Indonesia bisa bersatu dengan kebudayaan Tionghoa yang mana lontong Cap Go Meh ini adalah lontong yang awalnya khas hanya ditampilkan saat Cap Go Meh tiba," tambahnya.
Melalui, cita rasa lontong sayur Cap Go Meh yang kaya akan rempah dengan kuah kari yang spesial masyarakat dapat menikmati.
Terlebih lontong Cap Go Meh dipadu dengan semur kentang, tahu dan telur.
"Di daerah Sumatera, Kalimantan ada perpaduan tambahan lainnya mulai dari kelapa, bumbu rempah lainnya. Ini yang coba kita hidupkan bahwa peringatan seperti ini kalau dipadukan makanan khas ya tentu akan jadi satu hal yang menarik," jelas Kevin.
Sambil menyantap makanan, warga juga disuguhkan pertunjunkan Barongsai di pelataran Vihara.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon juga hadir dalam malam perayaan Cap Go Meh.
Politisi Gerindra ini kagum akan keberagaman yang masih terjaga hingga kini.
"Ini merupakan keberagaman kita, dari dulu sampai sekarang. Cap Go Meh ini merupakan penutup perayaan dari Imlek 2025," kata Fadli Zon.
Turut hadir dalam acara ini, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama, Supriyadi, serta Anggota Komisi B DPRD Provinsi DKI Jakarta Francine Widjojo.
Masyarakat mengantre dengan tertib untuk menyantap lontong Cap Go Meh di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Selasa malam, 11 Februari 2025. 
(1).jpeg)
BERITA TERKAIT: