Sekadar mengingatkan pada Pilpres 2014 silam, La Nyalla merupakan pendukung garis keras Prabowo di Jawa Timur. Di Pilpres 2014, kala itu duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di emÂpat kabupaten di Madura menang telak atas Jokowi-Jusuf Kalla. Di Sumenep Prabowo-Hatta unggul 57,57 persen. Di Pamekasan pasangan unggul 73,69 persen. Di Sampang juga menang 74,47 persen. Bahka, di Bangkalan Prabowo-Hatta menang telak denÂgan mengantongi 81,20 persen suara.
Kembali pada pernyataan La Nyalla Mattalitti terkait janjinya potong leher, sebenarnya apa motivasi dia mengumbar janji ekstrem itu? Apa dia masih memiliki kekuatan di Jatim untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin agar terhindar dari keÂwajiban potong leher? Lalu bagaimana tanggapan dari pihak Prabowo-Sandi? Berikut penjelasan dari La Nyala Mattaliti dan Dahnil Anzar Simanjuntak, Juru Bicara Badan Pemenangan NaÂsional (BPN) Prabowo-Sandi, selengkapnya :
La Nyalla Mattalitti: Hanya Untuk Bakar Semangat Tim Saya Beberapa hari terakhir pemberiÂtaan di media didominasi oleh sesÂumbar Anda yang mengatakan siap potong leher jika Prabowo menang di Madura. Apa maksud Anda menÂgumbar janji seperti itu? Itu bagian dari membakar seÂmangat tim saya untuk terus bekÂerja dan bergerak memenangkan Pak Jokowi dan Kiai Maruf. Saya keliling Madura sudah berkali-kali. Di sana masalahnya adalah persepsi bahwa Pak Jokowi itu PKI sangat kuat dan masif. Itu yang akan kita luruskan bersama-sama. Tim saya sudah tobat semua karena memahami bahwa ternyata mendukung Prabowo selama ini adalah kesalahan besar. Sekarang semua beralih ke Pak Jokowi.
Berarti sesumbar Anda ini hanya ucapan politis saja yang mungkin bisa saja tak akan dipenuhi? Yang namanya tahun politik, mau pilpres, ya pasti semua bermakna politis. Tangan kita kasih tanda jemÂpol saja dimaknai politis. Ungkapan saya tentu bermakna politis, bahwa peluang Pak Jokowi ini sangat besar di Madura sepanjang hoaks dan fitnah bisa diluruskan. Karena apa? Karena secara obyektif Pak Jokowi kinerjanya bagus. Secara agama, Insya Allah Pak Jokowi lebih islami. Apalagi ada Kiai Maruf yang punya basis kuat di Madura dengan popuÂlasi jamaah Nadhliyin yang besar.
Menilik dari sesumbar Anda, sepertinya Anda yakin sekali Jokowi-Ma'ruf Amin akan meÂnang di Madura? Orang Madura menempatkan soal iman Islam sebagai pertimbangan pertama dalam memilih pemimpin. Sekarang obyektif saja, siapa yang lebih paham agama, Pak Jokowi atau Pak Prabowo? Kiai Maruf atau Sandiaga? Itu kita gas pol ke jaringan di Madura. Karena bagi saya, calon pemimpin memainkan isu SARA, apalagi agama, berbahaya, karena bisa menipu nalar dan logika.
Sebenarnya saat ini tingkat elektabilitas Jokowi-Maruf di Madura seperti apa sih? Pak Jokowi dan Kiai Maruf di Jatim secara umum menang. Angkanya Insya Allah berkisar 70 persen. Khusus Madura, terus terang masih ketingÂgalan, tapi angkanya jauh menipis dibandÂing posisi Pilpres 2014 yang selisihÂnya sangat jauh. Tentu dengan posisi itu kita yakin bisa membalikkan suara di Madura.
Menurut Dahnil, jubir Prabowo- Sandi. Mereka juga yakin akan menang di Jatim dengan klaim dekat dengan pesantren-pesantren. Apa tanggapan Anda soal ini? Ya orang main klaim silakan saja. Pak Jokowi itu menetapkan Hari Santri Nasional untuk menghargai peran santri dalam lintasan sejarah bangsa. Justru rencana penetapan Hari Santri itu dulu disinisi orang-orang tim Prabowo saat Pilpres 2014.
Masih ingat kan? Pak Jokowi tiap minggu silaturahmi ke pesantren dan kiai, itu bukan hanya pas mau pilpres. Sudah sejak awal Pak Jokowi begitu, karena dia memang dekat dengan pesantren. Tidak seperti Pak Prabowo atau Sandiaga yang ke peÂsantren saat mau pilpres. Ya silakan dinilai sendirilah.
Anda kan saat ini sudah berÂgabung dengan tim Jokowi-Ma'ruf Amin dengan sesumbar seperti itu bukannya nanti malah berlebihan yang nantinya justru menjadi booÂmerang bagi Jokowi- Ma'ruf? Ukuran berlebihan atau tidak bergantung dari kerja-kerja politik di lapangan. Saya orangnya blak-blakan, tidak biasa berdiplomatis ria. Kita lihat nanti siapa yang menang pada Pilpres 2019. Allah sayang Indonesia, pasti memberi pemimpin yang terbaik.
Apakah Anda yakin 'La Nyalla effect' akan memangkan Jokowi- Ma'ruf di Jatim? Semua punya pengaruh. La Nyalla seorang diri tidak bisa. Partai sendiÂrian enggak bisa. Relawan-relawan sendirian pasti juga kesusahan. Pak Jokowi selalu bilang ayo gotong royong. Nah itulah para pendukung Pak Jokowi. Saya hanya kerja saja, saya punya jaringan, punya basis massa, ayo gerak bareng-bareng.
Menurut Anda tudingan yang tersebar saat ini yang mengatakan Jokowi sebagai pendukung PKI itu fakta atau hoaks? Pak Jokowi bukan PKI. Kalau Pak Jokowi komunis, mengapa belajar ngaji? Tanya saja langsung ke guru ngaji beliau, ustaz Mudhakir.
Dahnil Anzar Simanjuntak: Cari Perhatian Jokowi Lewat Janji Anarkistis Politikus pendukung Jokowi- Ma'ruf Amin, La Nyalla Mattalitti sesumbar potong leher. Apa tangÂgapan Anda? Mungkin politisi pihak Pak Jokowi dan Ma'ruf Amin sedang berusaha keras untuk mendapat perhatian Pak Jokowi, sehingga mengeluarkan janji-janji "anarkistis" seperti itu. Ditambah lagi mungkin janji bagi mereka ya hal yang tidak wajib dipenuhi sehingga sesumbar menguÂcapkan seenaknya, karena memang kan banyak janji-janji politik empat tahun yang lalu dianggap angin lalu bahkan merasa tidak berdosa ketika janji-janji itu mereka khianati sendiri. Jadi karena terbiasa mengingkari janji ya janji-janji yang anarkis dan dengan nalar mutilasi.
Bagaimana BPN Prabowo-Sandi menangkal isu yang dimainkan oleh politikus-politikus seperti itu? Kalau soal itu, menurut saya nggak perlu ditangkal, saat ini, publik kita sudah teramat pandai untuk menilai laku lisan anarkistis seperti itu.
Tetapi La Nyalla yakin sekali Jokowi menang di Jawa Timur khususnya Madura makanya dia berani sesumbar potong leher. Apa tanggapan Anda? Ha..ha..Janganlah kasihan Pak La Nyala. Kasianlah, nanti kalau engÂgak ada kepala kan kasian Pak La Nyalla-nya. Beliau mungkin terlalu bersemangat untuk mengkampanyeÂkan Pak Jokowi. Insya Allah, kami memiliki keyakinan mampu menang di Jawa Timur.
Apa alasan Anda hingga Anda yakin Prabowo yang menang di Jawa Timur? Kita yakini di Jawa Timur, karena dukungan-dukungan basis pesantÂren yang sangat kuat kepada Pak Prabowo.
Tetapi diketahui juga bahwa seÂbagian pesantren di Jatim berada di bawah naungan NU. Sementara Kiai Maruf adalah Rais Am PBNU. Apa itu tidak mengkhawatirkan timses? Kita tidak khawatir, para kiai NU dan Pesantren NU yang dikunjungi dan berdialog dengan Pak Prabowo sebagian besar sangat otonom dalam memilih, dengan tetap menghorÂmati Kiai Ma'ruf Amin tentunya. Jadi Pak Prabowo terus menjalin komunikasi dengan para kiai dan para pemuka agama di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, Jawa Barat dan lain-lain. Untuk memastikan basis-basis dukungan semakin meluas. Terus kita juga diminta oleh Bang Sandi sudah memerintahkan BPN untuk mengakomodir lebih banyak para relawan-relawan. Para relawan yang akan dikonsolidasikan tersebut berasal dari berbagai kelompok masyarakat, mulai dari kelompok santri, kalangan pesantren, Alumni 212, warga Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan generasi muda di Jawa Tengah.
Selain itu, La Nyalla juga menÂgeluarkan tantangan menjadi imam salat kepada Prabowo. Apa tantangan ini akan ditanggapi oleh tim Prabowo-Sandi? Alhamdullilah Pak La Nyalla peduli dengan Salat Pak Prabowo, Insya Allah salat beliau akan lebih baik, ada atau tidak ada pilpres. Semoga kualitas salat kita semakin khusuk dan baik, tidak sekedar dijadikan komoditas politik.
Dari pengamaÂtan Anda selama menjadi juru biÂcara, bagaimana salat Prabowo, apakah beliau menjadi imam salat?Pak Prabowo tidak pernah mau menjadi imam salat bila lebih banÂyak yang panÂtas menjadi imam, karena menjadi imam salat tentu ada syaratnya minimal bacaanÂnya lebih fasih dibandingkan yang lain, jadi menjadi imam salat bukan alat politik untuk membohongi padahal sejatinya tidak pantas jadi imam salat, Pak Prabowo tidak mau meniru laku seperti itu dan Pak Prabowo tidak mau memaksakan diri menjadi imam salat sementara baÂcaan jamaah yang lain jauh lebih baik. Jadi, biarlah yang menjadi imam salat mereka yang layak menjadi Imam salat tanpa perlu dipolitisasi.
Lalu Anda melihat seperti apa sikap politik dari La Nyalla yang mengakui pernah menjadi dalang dari fitnah Jokowi seorang PKI? Harusnya La Nyala ditindak secara hukum karena dia sudah mengakui meÂnyebarkan tuduhan PKI terhadap Pak Joko Widodo dulu. Jangan sampai huÂkum secara terang sangat tajam kepada kubu oposisi. Jadi jangan bikin janji-janji anarkis begitu enggak baik buat Pak La Nyalla. Pertanggung jawabkan itu saja secara hukum pengakuan beÂliau penyebar fitnah PKI. ***
BERITA TERKAIT: