Angka perhitungan yang sudah popular saat itu ialah angka Romawi. yang sangat tidak prakÂtis. Jika kita akan menuliskan tanggal 8-8-1998 maka kita harus menulisnya: VIII-VIII- MCMÂLXXXVIII. Dengan adanya angka Arab-Islam maka dengan mudah kita memainkan perhiÂtungan yang serumit apapun dengan mudah bisa diselesaikan. Komputer canggih sekalipun tidak bisa memainkan angka-angka Romawi selincah dengan angka-angka atau bilangan Arab. Al-Khawarizmi menyederhanakan simbol angka dengan: 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Untuk penambahan ke depan tinggal mengombinasiÂkan angka-angka yang diinginkan. Bahkan kita juga bisa menghitung mundur di belakang angÂka nol (0) sekalipun dengan hanya menambahÂkan symbol minus (-) di belakang angka-angka yang diinginkan, misalnya -3013. Angka-angka mikro yang lebih rigit pun dapat diungkapkan dengan menggunakan angka nol (0), misalnya 0,1 atau 00,00001, dll. Untuk menghindari perÂpanjangan penulisan angka dapat digunakan symbol pangkat yang diinginkan di sudut atas sebuah angka.
Bandingkan dengan angka romawi: I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII, IX,X, XL=40, L=50, LX=60, LXX=70, XC=90, C=100, CD=40, D=500, DCLXVI=666, CM=900, M=1000, I)) (dobel C terbalik)=5000, dan seterusnya. Jika kita meÂlibatkan perhitungan triliunan, maka pasti kita semua akan repot membaca angkanya. DenÂgan adanya angka praktis yang ditemukan oleh Al-Khawarizmi, maka matematika dan aritmatiÂka semakin berkembang. Perkembangan ilmu hitung ini mengubah secara drastis peradaban manusia. Ilmu fisika yang paling berjasa denÂgan hadirnya angka-angka praktis tersebut.
Ia juga menemukan Secans dan Tangen daÂlam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Ia pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia IsÂlam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-KhaÂwarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. BanÂyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu popÂuler yang masih digunakan sampai sekarang. Karena itu, dunia berutang budi terhadap Al- Khawarizmi. Ia dikenal bukan hanya sebagai Matematikawan tetapi juga ahli di dalam Ilmu Fikih sebagaimana ulama-ulama lainnya. Jenis keilmuan yang dikuasainya ialah Matematika, Aritmatika, Geometri, Kimia, Fisika, ObservaÂtorium, Ilmu Falak, Logika, Filsafat, Sejarah IsÂlam, dan Musik.