Tanpa disadari, kata Jokowi, perselisihan itu membuat negara-negara di dunia melupakan hal penting, yakni kondisi yang lebih berdampak bagi masyarakat dunia. Seperti perubahan iklim, penyakit, sampah plastik, dan persoalan lingkungan lainnya. Jokowi bahkan mengibaratkan apa yang terjadi saat ini seperti dalam film
Game of Thrones. Di mana para negara-negara besar sibuk berperang tanpa meÂmikirkan risiko yang terjadi dari perang itu. Berikut pernyataan cawapres Sandiaga Uno terkait pidato Jokowi itu.
Pertemuan IMF-Bank Dunia menurut Anda apakah bisa menjadi salah satu cara peÂmerintah untuk memperbaiki ekonomi Indonesia saat ini?
Saya perlu menggarisbawahi bahwa kita ini tengah masuk ke awan pekat turbulensi ekonomi. Kita semua bisa mempredikÂsikan
The Fed bisa akan meÂnaikkan suku bunga beberapa kali lagi. Kemudian ada perang dagang yang akan menjadi salah satu ancaman kita. Hal ini faktor eksternal yang kita tidak bisa mengontrolnya.
Jadi pemerintah harusnya bagaimana?Indonesia itu mestinya fokus di internal saja. Jadi benahi fakÂtor internal kita. Saya sudah berÂulang-ulang kali hemat dan kita semua memang harus hemat. Pangkas impor yang bisa ditunda dan ekspor digenjot, mari kita genjot semuanya setuju. Saya melihat beberapa produk-produk mengalami kendala birokrasilah. Seperti kendala perizinan dan sebagainya. Jadi untuk memÂbenahi ekonomi Indonesia mari kita dorong ekspor.
Ciptakan lapangan kerja seÂluas-luasnya, tekan impor, dan stabilitas yang terjangkau di masyarakat. Maka kita pastikan dengan kenaikan BBM tidak membebani masyarakat. Sebab kita harus fokus untuk pengheÂmatan. Menurut saya itu saja yang harus dilakukan. Untuk yang di luar negeri itu kita engÂgak bisa kontrol.
Kenapa demikian?Sebab mereka (negara-negara) hanya memastikan ekonominya masing-masing. Toh itu yang menjadi prioritas mereka kok. Jadi tidak ada lagi yang meÂmikirkan nasib Indonesia bahkan merasa iba ke Indonesia. Kalau menurut saya apa yang disamÂpaikan Pak Jokowi itu sah-sah saja. Namun itu lebih mengarah kepada mencoba memberikan satu pesan kepada eksternal, bahwa jangan melakukan perang dagang.
Maksudnya?Yang seperti itu di luar kontrol Indonesia. Artinya sangat tidak bisa kita kontrol. Jadi imbauan itu boleh saja namun kita tidak akan bisa mengkontrol itu.
Kalau Anda di posisi Jokowi apa yang akan Anda lakukan?Kalau saya pasti fokusnya pada hal-hal yang bisa saya kontrol. Jadi hal-hal yang bisa saya kontrol, ya internal dalam negeri. Seperti penghematan, dorong ekspor, tekan impor, gerakkan ekonomi kerakyatan, dan berdayakan UMKM. Jadi hal tersebut yang harus kita lakukan. Selama ini fokus kita belum ke arah sana. Makanya saya bersama Pak Prabowo ingin menggarisbawahi untuk memÂperbaiki ekonomi Indonesia ke depannya.
Berarti hal tersebut senada dengan pidato Prabowo beberÂapa hari lalu yang mengatakan ekonomi Indonesia sistem ekonomi kebodohan?Jadi saya menggarisbawahi bahwa sistem ekonomi kita bukan hanya zaman Pak Jokowi, tapi sebelum-sebelumnya termasuk Pak Prabowo dan saya adalah bagian daripada
self correction kepada kita. Serta auto kritik keÂpada kita semua terutama kepada kaum elite. Jadi kita mesti ubah cara berpikir bangsa ini. Cara pikir bangsa ini awalnya dengan melihat kekuatan internal kita. Mulai melihat sumber-sumber produksi yang kita miliki, misalÂnya industri pengolahan.
Silakan cek saja sejumlah kilang yang ada di indonesia. Bagaimana caranya kita bisa meningkatkan industri pengoÂlahan. Ya termasuk petro kimia dan sebagainya harus kita bangÂkitkan sehingga impor bisa kita kurangi. Kita juga bangkitkan kekuatan ekonomi yang berbasis keunggulan kota untuk melakuÂkan ekspor. Karena pasarnya ada dan tersedia. Beberapa waktu lalu pengrajin rotan mendapat order begitu banyak namun keÂsulitan bahan baku. Padahal itu sangat mendasar lho dan perÂmasalahan mendasar itu yang harus kita perbaiki ke depan.
Artinya sejalan dengan sloÂgan Prabowo 'Make Indonesia Great Again'?Ya itu salah satunya. Sebab Pak Prabowo itu
loving what he does and doing what he loves. Jadi Pak Prabowo itu cinta Indonesia dan dia ingin bangsa ini kuat. Mengingat kita ini pernah jaya lho di zamannya. Zaman kerajaan Sriwijaya kita berjaya. Zaman Majapahit kita pun berjaya. Zaman pada saat pertumbuhan ekonomi yang kita pernah mencapai 7-8 persen kita juga jaya. Jadi kita ini raja ekspor. Poduk-produk Indonesia itu raja dan dikenal di luar negeri sebagai megara yang luar biasa kuat ekonominya. Nah kita ingin mengembalikan ekonomi kita yang seperti itu. Sah-sah saja Pak Prabowo mengusung konÂsep
'make Indonesia great again' karena kita pernah jaya. Jadi ini membangkitkan semangat kita. Saya rasa bahwa hal ini bertoÂlak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan KH Ma'ruf Amin. Mereka juga sama berpikir bahwa Indonesia bisa jaya. Jadi kenapa mesti dikritik. Sebab Pak Jokowi punya mimpi yang sama bahwa kita ingin Indonesia jaya. ***
BERITA TERKAIT: