Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Wiranto: Sudah Ada 18 Negara Yang Bersedia Bantu Korban Gempa Palu & Donggala

Selasa, 02 Oktober 2018, 08:44 WIB
Wiranto: Sudah Ada 18 Negara Yang Bersedia Bantu Korban Gempa Palu & Donggala
Wiranto/Net
rmol news logo Presiden Jokowi akhirnya menyatakan menerima ban­tuan asing untuk merespons serta mempercepat penanganan dampak bencana gempa tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Penggunaan serta pengumpulan bantuan in­ternasional nantinya akan dikoor­dinasi oleh Menteri Koordinator Politi Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.

Sebelumnya, gempa berkekua­tan 7,4 magnitudo yang diikuti tsunami di Palu memakan ribuan korban jiwa. Hingga saat ini tercatat korban meninggal dunia mencapai 1.203 orang. Saat ini proses evakuasi dan pendataan masih terus dilakukan.

Bagaimana proses tersebut akan dikordinasi termasuk penyalurannya, berikut wawan­cara dengan Wiranto usai rapat bersama sejumlah Duta Besar di Kantor Menkopulhukam, Jakarta, kemarin.

Bagaimana instruksi Presiden dalam rangka membuka akses bantuan internasional bagi korban gempa di Palu, Donggala?
Presiden memang telah mem­buka akses bagi negara-negara asing untuk memberikan ban­tuan dalam bencana gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah. Saat ini sedang rapatkan kembali bagaimana teknis pemberian dan penyaluran bantuan tersebut bersama para duta besar.

Apa perlu pengenaan status bencana nasional dalam pen­anganan bencana gempa dan tsunami di Palu Donggala ini?
Bukan, bukan. Ini tidak bicara status ini bicara soal kebutuhan.

Apa perlu inventarisasi kor­ban gempa termasuk kerusa­kan akibat bencana ini?
Tawaran bantuan internasionalmemang perlu diinventarisasi terlebih dahulu, mengingat tidak semuanya bisa diterima oleh Pemerintah Indonesia.

Bisa dirincikan Negara yang sudah bersedia memberikan bantuan bagi korban gempa?
Ya sedang kita atur. Nanti kita rapatkan, negara yang menawarkan sudah banyak, ban­yak sekali. Mulai dari ASEAN maupun dari negara di kawasan Eropa dan Amerika. Banyak ta­waran dan akan kita bincangkan dengan mereka. Untuk itu, kami akan memanggil beberapa dubes untuk membicarakan bantuan yang ditawarkan. Pemerintah sudah memiliki target terkait penanganan pengungsian. Sudah ada 18 negara yang sudah me­nawarkan bantuan tersebut.

Bisa disebutkan Negara-negara atau lembaga asing yang peduli dengan korban gempa di Palu Donggala tersebut?

Antara lain dari Amerika Serikat, Prancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hunggaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, New Zealand, Singapura, Thailand, Jepang, India dan China. Juga termasuk UNDP dan kelompok organisasi internasional Asean sendiri juga sudah menawarkan.

Sebenarnya apa yang me­latarbelakangi sehingga pe­merintah Indonesia bersedia menerima bantuan asing untuk membantu korban gempa ini?
Ada beberapa alasan mengenai keputusan menerima ban­tuan dari luar negeri tersebut. Keputusan itu tentu berdasar­kan satu pertimbangan bahwa Indonesia sudah menjalin hubun­gan persahabatan dan kerja sama dengan banyak negara. Bahkan, kunjungan Presiden RIJoko Widodo ke negara-negara saha­bat itu juga dalam rangka men­jalin dan mempererat hubungan bilateral maupun multilateral.

Maksudnya?
Di sanalah (dalam hubun­gan antara Negara) kemudian terjalinsatu hubungan yang saling menguntungkan dan membantu. Sehingga pada saat tawaran-tawaran dari negara-negara sahabat untuk membantu penanganan bencana di Palu itu sudah begitu banyak maka tentu kita mengapresiasi bantuan itu, sebab bantuan itu adalah buah kunjungan dari Presiden kita ke negara-negara lain yang kemu­dian membuahkan satu perasaan partisipasi, perasaan solidaritas antar negara, dan ini tentu tidak bisa ditolak.

Adakah pertimbangan lain misalnya karena pemerintah Indonesia juga sering peduli dengan korban gempa di luar negeri?
Memang ada. Pertimbangan lain Indonesia menerima ban­tuan dari luar negeri itu adalah karena Indonesia sudah sering­kali berikan sumbangan dan ban­tuan ke negara yang mengalami musibah. Dalam catatan kami, Indonesia telah memberikan bantuan musibah yang terjadi di Bangladesh seperti pengungsi Rohingya.

Kemudian gempa bumi di Nepal, kekeringan di Somalia, dan bantuan untuk Papua Nuginie. Artinya soal bantu mem­bantu merupakan satu tradisi internasional yang perlu kita apresiasi. Maka atas kebutuhan adanya mobilisasi beberapa kebutuhan untuk meringankan saudara-saudara kita di Palu dan sekitarnya maka diputuskan un­tuk kita menerima bantuan

Bagaimana teknis pembe­rian bantuan tersebut agar lebih tepat sasaran, mengingat saat ini ada ribuan korban gempa yang belum tersentuh oleh bantuan pemerintah?

Bantuan-bantuan interna­sional itu akan diarahkan supaya tepat barang, tepat kebutuhan dan tepat waktu. Dijelaskan bahwa arah bantuannya yaitu pertama adalah negara yang menawarkan. Kemudian, negara tertentu yang punya kapasitas untuk sesuatu yang dibutuhkan. Bantuan tersebut bisa juga ber­wujud barang, alat, dan keahlian tertentu. Karena yang terpenting adalah timeframe nya tepat, te­pat waktu datangnya sehingga saat dibutuhkan betul-betul ada nilai gunanya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA