Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Romahurmuziy: Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Dipimpin Putra Terbaik Dari Luar Jawa

Senin, 13 Agustus 2018, 10:42 WIB
Romahurmuziy: Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Dipimpin Putra Terbaik Dari Luar Jawa
Romahurmuziy/Net
rmol news logo Bos partai kabah ini optimistis Jokowi akan kembali terpilih menjadi presiden untuk periode 2019-2024. Optimisme itu mun­cul seiring keputusan Jokowi menggandeng KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya. Dengan adanya Kiai Ma'ruf kelompok yang selama ini tergabung dalam aksi massa 212 diyakininya akan mendukung pasangan Jokowi- Ma'ruf. Pria yang akrab disapa Romi ini mengatakan, kalau fatwanya saja diikuti, masa muftinya (pembuat fatwa) tidak diikuti. "Jadi jika masih ada yang menanyakan keberpiha­kan Pak Jokowi kepada para ulama dengan tidak memberikan dukungan, justru itu dipertanya­kan. Jangan-jangan yang bukan ulama di sana," ujar Romi. Berikut penuturan Ketum PPP, Romahurmuziy selengkapnya :

Apa tanggapan Anda dengan ditunjuknya Kiai Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi?
Kami menyampaikan ucapan selamat datang kepada Kiai Ma'ruf Amin dan sedikit men­ceritakan perjalanan calon wakil presiden. Jadi memang beliau sebelum terpilih memang berdoa kalau (jabatan wapres) itu baik maka dekatkanlah dan kalau itu tidak baik jauhkanlah.

Bisa diceritakan bagaimana sih proses pemilihan Kiai Ma'ruf itu?
Jadi saat sebelum terpilih itu kami semua dipanggil ke istana pertemuan dengan selu­ruh partai koalisi dengan kiai. Kemudian beliau dihubungi oleh Pak Mensesneg Pratikno untuk membuat jas. Saat itu saya tanya ke Pak Kiai, jas untuk apa Pak Yai, panjenengan tanya atau tidak untuk apa jas itu? Saat itu saya pikir jas itu untuk menjadi tim sukses. Terus kemudian beliau menyatakan, saya sudah ketuaan kalau untuk menjadi tim sukses. Terus Pak Mensesneg mengatakan, ini untuk alternatif, barang kali ada perubahan-perubahan menjadi calon wakil presiden.

Saat itu Pak Kiai sempat menanyakan, bukankah sempat ada nama (cawapres) lain? Pak Pratikno mengatakan, semua itu bisa berubah-ubah pada kesempatan terakhir. Hingga akhirnya pada pukul 16.30 wib, saya menghubungi beliau, 'Pak kiai, insyallah ini sudah men­jadi keputusan, Pak kiai menjadi calon wakil presiden'.

Berarti benar dong dugaan yang menyebutkan adanya perubahan cawapres Jokowi pada detik-detik terakhir men­jelang deklarasi di restoran Plataran Menteng itu?
Saya selalu katakan bukan ada perubahan keputusan, tetapi Pak Jokowi menyiapkan sejumlah keputusan. Tadi beliau juga menyampaikan ketika diundang oleh Pak Jokowi pada hari Rabu, Kiai Ma'ruf sama sekali tidak diajak disuksi tentang siapa calon wakil presidennya, tetapi hanya disampaikan beberapa hal kepada beliau tentang Majelis Ulama Indonesia dan pember­dayaan ekonomi umat.

Terkait politik beliau katakan, sesuai dengan saran saya, karena pada 11 April di atas pesawat dari Cirebon ke Jakarta, saat ada pembicaraan antara saya dengan Kiai Ma'ruf dan Pak Jokowi, Pak Kiai menyarankan kepada Pak Jokowi agar beliau sebelum mengambil keputusan disarankan untuk beristikarah. Sehingga pada hari Kamis beliau mengambil keputusan dengan banyak nama-nama yang akan diambil. Jadi ini adalah tradisi yang baik di dalam penentuan pemimpin-pemimpin kita dalam pelibatan ulama dan meminta petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa itu menjadi kata fi­nal sesuai dengan proses politik yang sebelumnya sudah dilalui.

Dalam prosesnya, apakahbakal cawapres Jokowi se­muanya diminta untuk menyiapkan diri?
Bukan bersiap, namun men­jadi alternatif. Semua dikatakan demikian. Memang tidak banyak jumlahnya, paling hanya dua sampai tiga saja namanya. Tetapi mungkin di dalam proses ada yang menjadi eforia, ada yang di dalam proses menjadi sangat biasa, ada yang diproses cuek-cuek saja. Itu yang namanya politik.

Anda boleh dibilang se­jak awal ikut mengawal Kiai Ma'ruf hingga akhirnya dia ditetapkan sebagai cawapres pendamping Jokowi. Setelah itu apa hal istimewa yang diberikan Kiai Ma'ruf kepada PPP?
Beliau menyampaikan kenya­manannya bersama PPP sebagai pengusung dan beliau mengu­capkan terima kasih karena PPP adalah rumahnya. Karena PPP pernah dihuni oleh Pak Kiai Ma'ruf Amin dari tahun 1973 hingga 1982. Jadi PPP adalah partai terlama di mana Kiai Ma'ruf berada.

Bahkan menjadi ketua fraksi di DPRD DKI Jakarta. Lalu komitmennya untuk menjaga persatuan dan kesatuan serta me­menangkan kontestasi pilpres ini secara terhormat, bermartabat dan terakhir beliau menyam­paikan keinginannya untuk meningkatkan partisipasi politik umat melalui arus baru ekonomi Indonesia yang beliau sebut sebagai ekonomi umat dengan memperkuat yang lemah, tanpa melemahkan yang kuat.

Setelah dipilih menjadi cawapres Jokowi saat ini Kiai Ma'ruf didesak oleh KH Mustofa Bisri untuk melepaskan Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama. Bagaimana itu?
Untuk Nahdatul Ulama sendiri tidak melarang. Karena waktu KH. Hasyim Muzadi dipilih menjadi calon wakil presiden oleh Ibu Megawati pada tahun 2004, beliau juga tidak ber­henti namun beliau cuti sebagai pengurus besar NU. Saya kira berdasarkan anggaran dasar dan rumah tangga NU yang terakhir, barang kali itu juga yang men­jadi aturannya.

Dipilihnya Kiai Ma'ruf disebut untuk mempersatu­kan umat, lantas bagaimana koalisi Jokowi-Ma'ruf melihat Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI atau Persaudaraan Alumni 212?
Saya memiliki optimisme ya. Sebagaima alasan kami mengusulkan Kiai Ma'ruf kan bagaimana kelompok yang se­lama ini dikenal dengan 212, yang dulu dikenal mengawal fatwanya. Sekarang yang maju adalah yang memberikan fat­wanya, makanya insyallah ini akan membulatkan dukungan umat kepada Pak Jokowi.

Tetapi kan kabarnya akan diadakan ijtima ulama jilid II?
Jika masih ada yang menanyakan keberpihakan Pak Jokowi kepada para ulama dengan tidak memberikan dukungan, justru itu dipertanyakan. Jangan-jangan yang bukan ulama di sana. Karena yang di sini jelas-jelas ada ulama kok justru tidak didu­kung. Jelas-jelas rekomendasi ulama itu diabaikan, kok malah didukung. Nah ini menjadi pertanyaanyang dikembalikan kepada masyarakat kita.

Lantas apakah Anda ber­sama parpol pengusung akan berkomunikasi dengan GNPF MUI untuk membahas soal ini?

Oh pasti. Pada saatnya ki­ta pasti akan menyampaikan pendekatan-pendekatan ini pada kelompok 212.

Lalu bagaimana dengan nasib Mahfud MD?
Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Mahfud dan Pak Presiden juga sudah bertemu dengan Pak Mahfud. Jadi saya kira dalam waktu yang tidak ter­lalu lama akan ada pembicaraan-pembicaraan.

Apakah Mahfud MD akan menjadi tim sukses?
Oh nantilah itu.

Tapi apakah ada arah pem­bicaraan ke sana?
Kita tentu memohon kesediaan beliau (Mahfud) dan komu­nikasi masih terus dilakukan pada saatnya nanti tentu akan dijawab oleh beliau.

Untuk yang menjadi ket­ua tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf siapa?
Akan dipimpin oleh seorang tokoh dari luar Pulau Jawa. Rencana itu dilakukan karena Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf sama-sama berasal dari Pulau Jawa. Karena Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf adalah putra dari Jateng dan Banten maka insyaal­lah ketua tim kampanye nasional akan dipimpin putra terbaik dari luar Jawa.

Oh siapa itu?
Depannya M lagi. Jadi kita tunggu saja dalam waktu dekat akan kami sampaikan. Insyaallah kalau tidak hari ini atau besok. Beliau merupakan tokoh senior dan sudah malang melintang di dalam pemerintahan. Beliau selama juga ini mengawal pe­merintahan Jokowi. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA