Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Yandri Susanto: Andi Arief Harus Minta Maaf, Kalau Ngabalin Paling Comberan

Jumat, 10 Agustus 2018, 09:01 WIB
Yandri Susanto: Andi Arief Harus Minta Maaf, Kalau Ngabalin Paling Comberan
Yandri Susanto/Net
rmol news logo Sepanjang proses pengeru­cutan capres-cawapres, partai pendukung Prabowo ini sudah dua kali diserang yang tak hanya oleh 'lawan', tapi juga oleh par­tai calon mitra koalisi pendukung Prabowo. Kemarin malam saat intensitas pembahasan calon mi­tra koalisi pendukung Prabowo tinggi, muncul tweet dari politisi Demokrat Andi Arief yang me­nyebut PAN dan PKS dibayar Rp 500 miliar oleh Sandiaga Uno untuk mendapatkan tiket bakal cawapres Prabowo.

"Jenderal Kardus punya kuali­tas buruk, kemarin sore bertemu Ketum Demokrat dengan janji manis perjuangan. Belum dua puluh empat jam mentalnya jatuh ditubruk uang sandi uno untuk mengentertain PAN dan PKS," begitu bunyi tweet Andi lewat akun twitter @AndiArief_.

Sebelumnya, pendiri PAN Amien Rais 'diserang' tenagaahli kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin. Saat itu, dia meminta PAN tidak bergabung dalam koalisi pendukung Jokowi pada Pilpres 2019. Ngabalin mengungkit so­sok Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais yang kerap mengkritik Jokowi.

"Dari awal kan kayak Pak Amien Rais ngomong-nya kayak comberan. Hari-hari maki orang, hari-hari menyebutkan tidak ada baiknya Jokowi, tidak ada baiknya pemerintah. Kalau Anda sebut pemerintah itu tidak benar, berarti Anda kirim orang salah. Kan pemerintahan itu adawakilnya PAN. Jadi sudah deh, nggak usah," ujar Ngabalin, di Kompleks Istana Kepresidenan.Berikut ini pernyataan Ketua DPP PAN, Yandri Susanto me­nanggapi serangan-serangan yang diarahkan ke partainya.

Tanggapan PAN terkait pernyataan Andi Arief yang menuduh partai Anda men­erima mahar politik dari Sandiaga Uno?
Pernyataan Andi Arief itu bagi PAN sesuatu yang tidak benar dan fitnah. Oleh sebab itu, PAN meminta saudara Andi Arief untuk mencabut pernyataannya. Tentunya Andi Arief juga harus mengklarifikasi secara terbuka dan minta maaf kepada PAN.

Kalau tidak minta maaf?
Jika tidak dilakukan, maka PAN akan menempuh jalur hukum. Kami yakin pernyataan Andi Arief itu pernyataan pribadi bukan pernyataan Demokrat.

Apa ada motif lain dari yang dilontarkan Andi Arief?
Ya saya tidak tahu. Silakan kalian (wartawan) konfirmasi ke Andi Arief. Akan tetapi yang jelas koalisi yang sedang diban­gun oleh PAN tidak terpengaruh oleh pernyataaan Andi Arief.

Sebagai penegasan apa lang­kah konkret yang ditempuh PAN terkait pernyataan Andi Arief?
Sekali lagi kalau yang diper­masalahkan Andi Arief itu tidak benar. Artinya kami akan menuntut jalur hukum. Apalagi kalau dia tidak minta maaf. Tidak ada itu transaksi seperti tudingan dia.

Selain Andi Arief, tenaga ah­li kedeputian IV Kantor Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin juga menyerang tokoh sentral PAN Amien Rais?
Saya kira Ngabalin yang paling comberan. Jadi mung­kin sudah benar dia berada di lingkaran Istana tugasnya untuk memaki-maki orang kali ya. Jadi mulut comberannya digu­nakan semaksimal mungkin di Istana. Saya kira dia menepuk air kena muka sendiri. Kalau ada lomba mulut paling comberan di republik ini, ya Ngabalin juaranya.

PAN akan lakukan langkah hukum?

Ah ngapain? Ngapain layani Ngabalin yang begitu? Tidak usah kalau Ngabalin mah kita semua udah pahamlah.

Oh ya terkait arah dukun­gan PAN apakah sudah final?
Jadi dari Rapat Kerja Nasional PAN yang telah dilakukan selama dua hari, Selasa dan Rabu dengan mengumpulkan petinggi-petinggi partai dari seluruh Indonesia. Nah, dari pembicaraan dengan akar partai yang paling bawah itu memang hampir semuanya mengatakan PAN perlu berkoalisi dengan Gerindra. Artinya bukan ber­mitra ke Pak Joko Widodo dan kawan-kawan.

Dengan menyodorkan Zulkifli Hasan sebagai pendampingPrabowo Subianto?

Bang Zul bukan harga mati jadi bisa negolah.

Jika cawapresnya dari Demokrat, PAN akan cabut du­kungan dari Prabowo?

Jadi begini, PAN dari awal itu tetap mengamankan hasil rakernas tahun lalu di Bandung. Nah, hasilnya itu kan Bang Zul diusung sebagai calon pimpinan nasional baik capres maupun cawapres.

Artinya kalau PAN pada akhirnya berkoalisi dengan Gerindra, kemudian Gerindra meminang Mas Agus Harimurti Yudhoyono atau Pak Salim Segaf, maka bisa jadi kami akan evaluasi dengan Gerindra.

Maksudnya?
Jadi kalau Pak Prabowo tidak ambil Bang Zul, maka PAN me­minta kepada Pak Prabowo agar mengambil jalan tengah. Jalan tengah itu tidak dari unsur par­tai politik apakah AHY, Salim Segaf atau yang lain. Jadi cari jalan tengah. Jalan tengah itu ada nama-nama lain yang sedang kami usahakan seperti Ustad Abdul Somad, Anies Baswedan, atau Gatot Nurmantyo.

Kalau Sandiaga Uno ba­gaimana?
Ya kalau beliau siap-siap tidak apalah. Toh Bang Zul juga sangat siap. Termasuk cawapres-cawapres yang lain juga sangat siap. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA