Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Viryan Aziz: Kami Sadar Sebagus-bagusnya IT KPU Tetap Saja Ada Lubangnya

Minggu, 01 Juli 2018, 09:18 WIB
Viryan Aziz: Kami Sadar Sebagus-bagusnya IT KPU Tetap Saja Ada Lubangnya
Viryan Aziz/Net
rmol news logo Pilkada serentak yang ber­langsung Rabu (27/6) lalu me­nyisakan drama. Belum selesai rekapitulasi pemungutan suara, tim teknologi informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengaku mendapat bombardir teror miscall dari nomor aneh dengan awalan +100, Kamis (28/6) lalu.

Spekulasi berkembang, teror kepada tim IT KPU itu merupa­kan upaya penjahat siber untuk meretas dan membobol sistem, dan data perhitungan KPU? Berikut penjelasan Komisioner KPU, Viryan Aziz.

Apakah benar data perhitungan Pilkada 2018 KPU diretas?

Bukan diretas, itu hanya me­nelpon mungkin rindu teman-teman lama tidak berjumpa. Yang jelas alhamdulilah sisa hitungan kami berjalan sesuai harapan. Memang ada upaya seperti didos namun sudah bisa ditangani oleh tim kami.

Sudah bisa dipantau masyarakat?
Sampai hari ini alhamdu­lillah masyarakat sudah bisa mengakses di infopemilu.go.id. Masyarakat bisa melihat dan juga men-download. Misalnya form C1 yang di-scan KPU ini benar tidak sesuai dengan Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara. Silakan di-download kemudian dibandingkan. Lalu bisa disandingkan angkanya yang di-upload oleh operator sisa perhitungan kabu­paten/kota benar atau tidak ada manipulasi. Jadi ini komitmen kami dalam melayani publik se­cara keterbukaan dan kecepatan informasi.

Lantas antisipasi agar tidak diretas seperti apa?

Tentu kami menyiapkan be­berapa hal, pertama dari segi design program dan pengamanan. Kami juga berkoordinasi dengan instansi terkait. Ketiga, kami mengimbau kepada pegiat IT bahwa Pilkada 2018 ini adalah hajat kita bersama. Kepentingan publik di Pilkada 2017 besar sekali apalagi taruhannya itu kalau terjadi masalah. Kami sadar sebagus-bagusnya KPU dalam mem-protec dirinya dari serangan-serangan, lubang itu tetap ada. Maka kami mengajak jajaran pegiat IT, mengingat IT di Indoneisa itu terkenal cer­das-cerdas. Nah, untuk pemilu mari kita sama-sama jaga. Kami berkomitmen sebagai penyeleng­gara bekerja dengan integritas.

Apakah akan menempuh langkah hukum?
Kami sudah menyampaikan ke Cyber Crime Mabes Polri, langkah tersebut tetap kami tempuh. Tapi yang paling pent­ing itu semua jadi ironi. Kecuali misal KPU melakukan hal-hal tidak terpuji, padahal kami sudah bekerja berupaya secara berintegritas. Kami berharap masyarakat mendukung karena pada akhirnya pilkada ini terkait nasib masa depan pemimpin di daerah. Kalau dimanipulasi oleh pihak yang tidak bertanggung­jawab dan kami biarkan, nanti akan berpotensi terjadi konflik. Kalau ada konflik kan yang rugi kita semua. Misalnya, sekarang lagi sensitif terkait selisih satu koma atau dua koma. Hal itu kan masyarakat di daerah yang berselisih sedikit sekali sangat berpengaruh dan produksi hak hak tidak terpuji. Mulai uja­ran kebencian itu masih ada namun yang kami pantau jauh berkurang.

Kendala lain, selain pere­tasan apa?

Paling yang terjadi ada pe­nundaan seperti di Papua yang memang tidak dapat dihindari lagi. Mulai dari keterlambatan distribusi logistik yang disebab­kan proses pencalonan berlarut. Namun hal ini sedang kami bahas untuk memperkirakan kapan pelaksanaan pilkada yang ditunda ini, termasuk yang di Paniai ya.

Apakah hasil perhitungan Pilkada 2018 sudah selesai?
Prinsipnya hasil pilkada sudah berjalan rekapitulasi di tingkat kecamatan dan nanti dilanjutkan rekapitulasi di tingkat kabu­paten/kota. Sementara untuk pilkada kabupaten/kota sudah selesai di tingkat kabupaten/ kota.

Namun untuk pilgub nan­ti akan dilanjutkan di ting­kat provinsi. Kemudian bagi masyarakat yang ingin menge­tahui bisa mengakses ke portal informasi yang disiapkan oleh kami di infopemilu.kpu.go.id. Di situ sudah dapat dilihat semacam real count jadi bukan quick count.

Perhitungan suara sudah menembus 90 persen?
Ya sebagian bukan lagi telah 90 persen bahkan beberapa daer­ah sudah mencapai 100 persen. Kemudian masih ada yang ber­jalan di bawah 50 persen, seperti Papua, namun kemarin Jumat (29/6) sebagian sudah di atas 90 persen.

Terkait pelanggaran Pilkada 2018 menembus angka 1.792 pelanggaran, bagaimana itu?

Pelanggaran memang diketa­hui terjadi, namun kami sedang berupaya mengkualifikasikan mana yang pelanggaran yang perlu dilakukan pemungutan suara ulang, serta mana yang ke­mudian dapat ditoleransi. Sebab pelanggaran itu perlu kami cermati, namun memang tidak boleh lama-lama. Nah kami se­dang membahas itu, insya Allah segera akan kami selesaikan.

Berdasarkan rilis dari quick count menunjukkan Bupati Tulungagung yang te­lah ditetapkan tersangka oleh KPK, Syahri Mulyo menang bagaimana itu?
Kami tetap melanjutkan prosesdalam aspek kepemiluan dan pemilihan. Sementara menge­nai status hukumnya itu proses hukum yang berjalan.

Apa yang bersangkutan nantinya akan dilantik?
Kami tidak ada larangan, kami tidak membatalkan, dan kami tidak tahu beberapa hari ke depan seperti apa terkait status yang bersangkutan. Jadi pelantikan kewenangannya ada di Kementerian Dalam Negeri.  *** 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA