"Kalau memang pipanisasi berdampak baik, tentu kita dukung. Tapi harus dikaji juga," kata Anggota DPRD DKI Jakarta, Bebizie Sri Mulyati dalam keterangannya dikutip Senin 24 Februari 2025.
Bebizie mencontohkan galian pipa, dimana harus dipikirkan bagaimana setelahnya. Sebab masyarakat kerap mengeluhkan galian PAM Jaya.
"Tadinya jalan depan rumahnya rapi, setelah ada proyek jadi rusak dan tidak diperbaiki lagi," kata Bebizie.
Di sisi lain, Bebizie menilai, kebijakan penyesuaian tarif tidak jadi masalah selama diiringi dengan peningkatan kualitas layanan dan fasilitas bagi masyarakat.
"Sebenarnya, kenaikan tarif tidak masalah, asal memang diimbangi dengan servis dan fasilitas yang bagus," ujar Bebizie.
Adapun Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan bakal mempercepat upaya layanan 100 persen air bersih di Jakarta.
Guna mewujudkan hal itu, dibutuhkan 7.000 kilometer sambungan pipa baru agar seluruh wilayah Jakarta bisa terlayani air perpipaan.
Karena itu, Arief mengaku bakal mengebut pengerjaan pembuatan sambungan pipa sepanjang 7.000 kilometer itu.
"Menuju ke 2030, kita akan menyambung 7.000 kilometer perpipaan baru dengan pola model bundling investment dengan mitra kita," ujar Arief.
Ia mengakui, selama masa konstruksi pemasangan pipa, akan banyak galian yang dilakukan di jalan raya. Akibatnya, masyarakat bisa saja terganggu karena kemacetan yang ditimbulkan.
"Menuju 7.000 kilometer (pipa baru) ini, bisa dibayangkan betapa masifnya nanti galian yang ada di pinggir jalan yang nanti mengakibatkan kemacetan," kata Arief,
"Jadi, kami akan memasifkan sosialisasi untuk membuat masyarakat aware bahwa ini memang pasti akan sakit-sakitan dulu (terdampak kemacetan) menuju 2030," tambahnya.
Karena itu, Arief meminta maaf kepada masyarakat atas gangguan yang ditimbulkan oleh galian pipa.
"Jadi saya minta maaf lebih dulu karena akan sangat
hectic sekali. Ada galian-galian yang mengganggu perjalanan," kata Arief.
BERITA TERKAIT: