Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Desmond J Mahesa: Tidak Ada Yang Boleh Mengklaim Sebagai Inisiator Reformasi ‘98, Termasuk Amien Rais

Rabu, 09 Mei 2018, 08:40 WIB
Desmond J Mahesa: Tidak Ada Yang Boleh Mengklaim Sebagai Inisiator Reformasi ‘98, Termasuk Amien Rais
Desmond J Mahesa/Net
rmol news logo Partai Amanat Nasional (PAN) memanfaatkan bulan Mei ini untuk 'jualan' Amien Rais sebagai inisiator reformasi. Namun upaya PAN ini menuai pro-kontra. Aktivis '98 Desmond J Mahesa tegas menolak klaim tersebut.

"Tidak ada yang bisa meng­klaim, bila gelombang demon­strasi 98 yang berujung jatuh­nya Soeharto sebagai inisia­tor perjuangannya. Termasuk Amin Rais. Tidak ada inisiator, jangan klaim," kata Desmond saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin. Berikut pernyataan lengkap Desmond J Mahesa terkait hal tersebut.

Kok Anda tidak setuju kalau Amien Rais disebut sebagai inisiator reformasi, apa alasan Anda?
Mari kita luruskan sejarah. Reformasi 98 merupakan kristal­isasi perjuangan mahasiswa sejak tahun 74 yang melawan arogansi kekuasaan saat itu. Tidak ada inisiator, tidak ada yang menggerakkan. Bahkan kalau mau jujur, pemicu dari refor­masi 98 itu awalnya peristiwa 27 Juli atau Kuda Tuli. Soeharto ingin menyingkirkan Megawati. Karena dari sanalah kemudian muncul panggung reformasi. Tapi ini juga tidak bisa diklaim milik PDIP. Tahun 98, sejumlah aktivis kepemudaan, kampus dan LSM mulai melakukan un­juk rasa besar-besaran di jalan. Puncaknya di Jakarta, di mana gelombang mahasiswa akhirnya berhasil menduduki Gedung DPR/MPR untuk menurunkan Soeharto.

Nah saat menguasai gedung DPR, bukankah Amien Rais tampil sebagai pembicara di hadapan ribuan mahasiswa...
Benar saat itu Amien Rais orasi. Tapi kapasitasnya bukan sebagai inisiator atau penggerak kami. Justru kami menganggap­nya tak lebih dari sekadar artis yang kami undang, disediakan panggung, lalu berorasi.

Tapi selama Orde Baru, Amien Rais menjadi tokoh yang paling vokal mengkritisi rezim saat itu?
Karena dia vokal, makanya mahasiswa mengundangnya un­tuk berorasi. Tapi kalau disebut sebagai inisiator, itu yang ke­bablasan. Pertanyaannya apakah Amien Rais bisa menggerakan mahasiswa? Jawabannya tidak. Kekecewaan terhadap rezim Orde Baru yang sudah meng­kristal akhirnya menyatukan mahasiswa. Tidak ada yang menggerakan dan tidak ada yang boleh mengklaim sebagai inisiator.

Baru-baru ini Sri Bintang menyebut Amien justru sebagai pengkhianat. Anda setuju?

Kalau saya lebih senang me­nyebut Amien Rais sebagai pecundang. Dia artis yang kita undang saat pergerakan hingga akhirnya reformasi itu lahir. Lantas dia mendapatkan keun­tungan dari reformasi dengan mendirikan PAN hingga akh­irnya menjadi Ketua MPR. Tapi dia melupakan subtansi perjuan­gan mahasiswa.

Maksud Anda melupakan substansi perjuangan maha­siswa apa?
Reformasi 98 itu keinginan kami mahasiswa untuk mem­bawa Indonesia pada tujuan kita bernegara seperti amanat para pejuang kita. Tapi setelah reformasi bergulir, dilakukan amandemen konstitusi yang justru menjadi titik awal je­bolnya konstitusi kita dalam bernegara.

Bukankah amandemen ter­hadap Undang-UndangDasar itu bagian dari membangkit­kan semangat demokrasi yang selama 32 terkekang di era orde baru?
Tidak. Amandemen itu justru menjebol pertahanan konstitusi kita. Tujuan bernegara yang di­impikan para pendiri bangsa, jauh panggang dari api karena amandemen itu. Misalnya, keka­yaan alam yang dikuasai negara menjadi bias maknanya. Belum lagi soal penanaman modal asing. Jadi, apa yang dilakukan Amien Rais berbeda saat dulu dipang­gung dengan di parlemen.

Tapi soal hasil amandemen itu jadinya seperti saat ini tidak bisa juga disalahkan sepenuhnya pada Amien Rais saja dong?

Benar, amandemen itu bu­kan salah Amien Rais. Apalagi permasalahan yang ada itu aku­mulasi dari kisah-kisah kelam sebelumnya. Tapi dia sebagai Ketua MPR yang bertanggung­jawab terkait melencengnya amandemen konstitusi itu. Tidak ada sikap tegas saat perumusan amandemen itu. Bahkan kepu­tusan saat itu diambil secara voting. Makanya saya sebut dia sebagai pecundang.

Saat ini Gerindra dan PAN sedang dalam upaya koalisi. Dengan mengkritik Amien Rais, Anda tidak khawatir ke­harmonisan hubungan partai Anda terganggu?

Ini tidak ada hubungan dengan Amien Rais sebagai PAN dan saya sebagai kader Gerindra. Saya berbicara, hanya ingin meluruskan sejarah yang ada. Lagian, aktivis 98 tidak rela, bila reformasi dimanfaatkan PAN untuk jualan Amien Rais yang diklaim sebagai inisiator. Bagi saya itu kebablasan yang tidak boleh dibenarkan.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA