Berjuang dengan riang gembira, kata Menaker, penting agar gerakan buruh semakin optimis dan canggih dalam merumuskan metode-metode perjuangan.
"Tahun ini kita mengambil tagline
#MayDayIsAFunDay karena kalau May Day kesannya angker, serem, galau karena banyak masalah, saya khawatir gerakan buruh ini mengalami demoralisasi dan membuat buruh tidak tertarik kepada serikat pekerja/serikat buruh," ujar Menaker saat membuka gelaran Kompetisi Band menyambut May Day di Kalibatacity Square, Jakarta Selatan, Minggu (29/4).
Menaker mengimbau peringatan May Day dirayakan dengan kegiatan positif dan pemerintah juga turut menyemarakkan May Day dengan memfasilitasi sejumlah kegiatan.
Beberapa diantaranya adalah lomba memasak, buruh mengaji, lomba senam maumere, khitanan massal, lomba jalan sehat, sepeda santai, kompetisi band, dan puncak agenda yang akan dilaksanakan pada tanggal 1 Mei nanti adalah final liga pekerja Indonesia (Lipesia).
"Untuk final Liga pekerja Indonesia puncaknya nanti 1 Mei di Gor Soemantri Brojonegoro-Kuningan," katanya.
Apapun kegiatan pekerja/buruh dalam rangka merakayakan May Day, Menaker berharap semua kegiatan tetap berjalan dengan tertib dan aman termasuk buruh yang memilih turun ke jalan.
"Semua harus tetap saling menghormati pilihan masing-masing dalam merayakan May Day."
"Saya ingin image dari pekerja terus meningkat dan image dari serikat pekerja juga semakin membaik agar masyarakat juga terus mengapresiasi gerakan buruh yang berjuang untuk kepentingan bersama" imbuh Menaker.
Menaker menambahkan, perubahan dunia semakin berjalan cepat dan massif. Beberapa jenis pekerjaan lama seperti pengantar surat mulai hilang karena perkembangan teknologi yang begitu cepat. Namun demikian perubahan zaman juga menghasilkan sejumlah pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya.
"Saya juga berharap serikat pekerja juga semakin canggih untuk menjawab tantangan-tantagan itu dengan terobasan dan inovasi baru," tutup Menaker.
[dzk]
BERITA TERKAIT: