Opini Jaya Suprana: Favela

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Kamis, 15 Maret 2018, 23:40 WIB
Opini Jaya Suprana: Favela
Foto/Net
KETIKA mengunjungi stadion Maracana di Rio de Janeiro, saya melihat di latar belakang stadion legendaris itu tampak sebuah bukit dipadati permukiman warga yang tampak kontras dengan kemegahan spektakular Malacara sebab tampak sangat kumuh. Ternyata bukit di Rio de Janeiro itu merupakan satu dari sekian banyak kawasan yang disebut sebagai Favela.

Urbanisasi

Favela merupakan istilah bahasa Portugis-Brasil sebagai sebutan untuk kawasan informal urban di Brasil. Favela pertama yang kini dikenal sebagai kawasan Providencia di tengah Rio de Janeiro mulai hadir pada akhir abad 19 dibangun oleh para serdadu pasca perang kemerdekaan Brasil melepaskan diri dari kerajaan Portugal.

Kemudian kawasan tersebut disebut sebagai bairros africanos alias kawasan warga kulit hitam dari Afrika sebagai kaum budak kaum kolonialis Portugis. Favela di Rio de Jainero makin berkembang setelah urbanisasi pada tahun 1970-an di mana warga miskin tidak memperoleh tempat yang layak kecuali di pebukitan sekitar pusat kota Rio.

Berdasar data sensus December 2011 oleh Brazilian Institute of Geography and Statistics (IBGE) menyatakan bahwa 6 persen populasi Brasil terpaksa hidup di kawasan Favela.

Menurut IBGE, kawasan Favela merupakan akibat dari apa yang disebut sebagai "subnormal agglomerations" akibat kebijakan tata kota yang tidak berdaya menghadapi arus urbanisasi dan dampak kesenjangan sosial.

Jackson, Obama, Sri Paus

Favela mengingatkan saya pribadi kepada nasib sesama warga Indonesia yang kurang beruntung sebab terpaksa jatuh sebagai korban penggusuran secara paksa atas dalih pembangunan di Kampung Pulo, Bukit Duri, Pasar Ikan, Luar Batang, Kali Jodo dan berbagai pelosok Jakarta.

Namun lain Jakarta, lain Rio. Kebijakan pemerintah Rio de Janeiro lebih berupaya menata dan membina ketimbang menggusur permukiman di kawasan Favela yang de facto hadir di tengah gemerlap kota megapolitan Rio de Janeiro.

Bahkan pada kenyataan kebudayaan, Favela diangkat menjadi tema film Black Orpheus, City of God, musik video "They Don't Care About Us" dalam album Michael Jackson's HIStory: Past, Present and Future, video game Jet Set Radio Future, serial anime Michiko & Hatchin, film kartun RIO, lagu "Open/Close" rock band Red Hot Chili Peppers dan lain sebagainya. Favela tidak dicemooh, tidak dihujat, tidak digusur sebab sudah diterima sebagai bagian melekat pada kebudayaan Brasil.

Tidak kurang dari Presiden Barack Obama dan Sri Paus Fransiskus menyempatkan diri untuk secara khusus mengunjungi para warga yang bermukim di kawasan Favela Rio de Janeiro. [***]

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA