Bravo, Ara!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Selasa, 20 Februari 2018, 10:21 WIB
Bravo, Ara<i>!</i>
Jaya Suprana/Net
KETUA Steering Committee Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait alias Ara memberikan keterangan pers tentang kasus Gubernur DKI Anies Baswedan dihadang Paspampres mendampingi Presiden Joko Widodo pada saat penyerahan anugerah Piala Presiden 2018.

Ara, panggilan akrabnya, mengaku bersalah atas peristiwa tersebut dan sepenuhnya bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.  

Menurut Ara, secara protokoler seharusnya Anies ikut naik ke podium Piala Presiden untuk menerima ucapan selamat atas kemenangan Persija. Ia mengaku, dirinya yang membuat daftar nama pihak yang mendampingi Presiden Joko Widodo naik ke podiumanugerah Piala Presiden 2018  setelah Persija menaklukkan Bali United.

Kesalahan itu akibat ketidaktahuan Ara mengenai aturan protokoler. Politikus muda PDIP ini meminta publik agar tidak menyalahkan pihak lain maupun Paspampres yang menghadang Anies.

Maaf dan Tanggung Jawab


Peristiwa Ara memohon maaf dan menyatakan sepenuhnya bertanggung jawab atas kisruh protokoler pada upacara anugerah Piala Presiden 2018 terkesan sejenis benda asing di tengah suasana krisis akhlak di panggung politik Indonesia jamanow.

Di masa kini memang memohon maaf dan bertanggung jawab atas kesalahan dianggap sebagai sikap bodoh dan konyol yang justru mencerminkan kelemahan. Tidak ada kata maaf dan tanggung jawab di dalam kamus jamanow. Seorang politikus sejati jamanow harus tegar dan kuat serta tebal muka maka jangan sekali-kali meminta maaf dan mengaku bersalah apalagi bertanggung jawab sebab yang wajib bersalah selalu bukan diri sendiri namun selalu harus orang lain.

Bertolak belakang dengan budaya malu di Jepang, di Indonesia masa Orde Reformasi seorang politikus sejati justru merasa malu jika mengaku bersalah apalagi memohon maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh dirinya sendiri sebab mustahil diri sendiri melakukan kesalahan.

Peradaban

Maka saya menyampaikan penghormatan kepada Ara yang telah mengejawantahkan kekesatriaan serta kebesaran jiwa menjadi kenyataan dengan memohon maaf dan menyatakan diri sendiri sepenuhnya bertanggung-jawab kesalahan yang telah dilakukannya.

Andaikata segenap calon pemimpin bangsa Indonesia memiliki budi pekerti keksatriaan serta kebesaran jiwa seperti Ara maka dapat diyakini bahwa di masa depan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa dengan peradaban terluhur di planet bumi ini.[***]
 

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Peradaban
 

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA