Sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) terbaru dan modern turut memeriahkan peringatan HUT ke 72 TNI yang puncaknya diselenggarakan pada tanggal 5 Oktober 2017 di dermaga pelabuhan Merak, Banten dihadiri presiden beserta wakil presiden, para menteri, para dubes negara-negara sahabat menggabungkan diri dengan rakyat .
Pencak Silat
Dalam demonstrasi Prajurit TNI diperagakan Bela Diri Pencak Silat oleh 1.800 prajurit TNI yang terdiri dari TNI AD (Kopassus, Div I Kostrad, Kodam Siliwangi), TNI AL (Korps Marinir), TNI AU (Koharmatau TNI AU), dll. Mereka menampilkan Bela Diri Pencak Silat gabungan dengan berbagai jenis pencak silat yang ada di Indonesia yaitu Merpati Putih, Tapak Suci, Perisai Diri, Pagar Nusa, Pemersatu Hati, Pagar Kencana, Citing Wanara, dan lain-lainnya. Secara keseluruhan sebanyak 5.932 prajurit terlibat dalam Parade dan Defile mendirgahayu 72 tahun TNI memanunggalkan diri dengan rakyat.
Jenderal Besar Soedirman
Secara khusus Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mempercayakan kepada Jaya Suprana School of Performing Arts dengan ketua penyelenggara Aylawati Sarwono, sutradara Wawan Sofwan, penata pertunjukan Ari Tulang, penata musik Irianto, penata kostum, Retno Damayanti bersatu padu dalam menjamin bobot mutu estetikal pergelaran drama kolosal berkisah tentang perang gerilya Jenderal Besar Soedirman memimpin TNI manunggal dengan rakyat dalam melawan angkara murka kaum penjajah.
Bumi dan angkasa pelataran dermaga pergelaran drama kolosal bergetar megharubiru kalbu sanubari hadirin yang terdiri dari rakyat jelata sampai presiden, ketika cucu Panglima Besar Soedirman, Ganang Priyambodo yang berperan sebagai Panglima Besar Soediman menggemakan sabda legendaris menyambut kejayaan TNI manunggal rakyat mengusir kaum penjajah dari persada Nusantara: “Robek-robeklah badanku, potong-potonglah jasadku, tetapi jiwaku yang dilindungi benteng merah putih akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapapun lawan yang dihadapi. Tentara bukan merupakan suatu kalangan di luar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara takut memegang kewajiban itu. Kamu sekalian telah bersumpah bersama-sama rakyat seluruhnya, akan mempertahankan kedaulatan republik kita dengan segenap harta benda dengan jiwa raga. Jangan sekali-kali di antara kita ada yang menyalahi janji menjadi pengkhianat nusa, bangsa, dan agama“.
Penulis adalah rakyat Indonesia pembelajar sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia.
BERITA TERKAIT: