Iravati mulai belajar musik pada usia 5 tahun di bawah bimbingan ibunya sendiri Hestia Mangunkusumo, yang kemudian dilanjutkan ke Madlener dan Henk de Strake. 1955 Iravati melanjutkan studi musiknya ke Koninklijk Conservatorium di Den Haag, Belanda. Ia berguru pada pianis-komponis Leon Orthel. Tahun 1958, Iravati lulus dengan penghargaan khusus untuk interpretasi. Prestasinya yang cemerlang dalam musik membuatnya terpilih mendapatkan beasiswa Fullbright dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Peabody Conservatory of Music, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat tahun 1962. Ia berguru pada Walter Hautzig dan Mieczyslaw Munz.
Pada tahun 1963, Iravati lulus dan menyandang gelar Bachelor of Music dengan penghargaan The Florence Salomon Memorial Award yang merupakan penghargaan tertinggi untuk prestasi dalam permainan piano. Pada tahun yang sama, Iravati terpilih untuk tampil sebagai pianis Asia pertama yang menjadi solis bersama New York Philharmonic Orchestra dalam acara peresmian Lincoln Center for the Performing Arts. Tahun 1964, Iravati berhasil menyelesaikan studi Master of Music di Peabody Conservatory of Music, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Setelah memperoleh gelar tersebut, Iravati kembali ke tanah air.
Pengabdian
Sekembalinya ke tanah air udara, Iravati aktif mengabdikan dirinya sebagai pendidik musik dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Musik yang merupakan kawah candradimuka utama untuk menggembleng pianis-pianis muda berbakat Indonesia. Iravati menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta dan diangkat sebagai Ketua pada tahun 1973-1981 dan 1986-1989. Ia juga menjadi dosen pada Akademi Musik LPKJ (1973-1976) dan Akademi Sinematografi LPKJ (1977-1979). Beragam penghargaan telah diterimanya, antara lain dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Dr. Meutia Hatta sebagai "Perempuan Pianis Berprestasi dan Pendidik di Bidang Seni Musik". Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh anugerah penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai "Empu Pianis Indonesia".
Tahun 2009, Iravati menerima penghargaan dari Departemen Pendidikan Nasional atas jasa dan pengabdiannya pada musik. Iravati sudah tampil dengan berbagai orkestra manca negara seperti Koninklijk Conservatorium Den Haag Symphony Orchestra, Tasmanian Symphony Orchestra dan The Australian Chamber Orchestra. Bersama sang putri Aisha Ariadna Pletscher, Iravati mendirikan "Sudiarso Duo" pada tahun 1993 yang kemudian menjadi duta dalam misi kebudayaan Indonesia di Eropa Timur, di mana mereka tampil di Praha, Republik Ceko, Gödöllő, Hongaria,, dan Bratislava, Slovakia. Tahun 2012, Sudiarso Duo membawa misi kebudayaan Indonesia ke Bangkok, Thailand.
Mahaguru
Saya pribadi berhutang budi kepada Iravati Sudiarso sebagai penyemangat utama saya untuk tetap berkarsa dan berkarya di bidang seni musik setelah saya kembali ke Indonesia untuk memimpin perusahaan Jamu Jago. Adalah Iravati Sudiarso yang meyakinkan saya untuk menulis dan mempublikasikan karya-karya musik saya yang semula tidak saya tulis apalagi publikasikan. Adalah Yayasan Pendidikan Musik pimpinan Iravati Sudiarso yang berkenan berbaik hati mencetak dan mempublikasikan album koleksi karya-karya musik saya. Iravati Sudiarso menyemangati saya untuk menyelenggarakan Festival Pianis Indonesia pertama di persada Nusantara pada tahun 1980 yang kemudian pada tahun 2011 memuncak menjadi The Indonesia Pusaka International Piano Competition yang diikuti para pianis mancanegara dengan anggota dewan juri dari 11 negara dan gala konser para pemenangnya diselenggarakan pada di Istana Bogor dihadir presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi ibu negara beserta para menteri kabinet kepresidenan SBY.
Menurut pendapat saya, adalah sangat layak bahkan sebenarnya hukumnya wajib bagi pemerintah Republik Indonesia untuk menganugerahkan gelar Mahaguru bagi Iravati Sudiarso yang telah membuktikan jasa-jasa pengabdian dirinya dalam bidang pendidikan seni musik di Indonesia.
[***]
Penulis adalah pianis dan komponis
BERITA TERKAIT: