Kenapa Demokrat memutusÂkan walk out dari paripurna? Gini lho, kalau dari awal Demokrat kan konsisten. Dari awal demokrat tidak pernah menanÂdatangani Pansus Hak Angket KPK. Kemudian bahwa pada saat penentuan Pansus Angket KPK pun Demokrat tetap memÂberikan catatan bahwa kami tidak setuju.
Sampai pada pengiriman anggota Pansus Angket KPK, Demokrat kan tidak mengirim. Sehingga Demokrat tetap istiqoÂmah, tetap mengikuti putusan awal yaitu tidak setuju dengan Pansus Angket KPK, karena ini dikhawatirkan, atau kecenderunÂgannya dapat melemahkan KPK. Namun kan keputusannya berÂsifat kolektif kolegial, makanya tetap berjalan.
Nah, tadi kan memberikan laporan. Walau itu laporannya bersifat sementara kan intinya ingin menyelesaikan, masih inÂgin memperpanjang. Sebenarnya enggak apa-apa kalau ada yang menginginkan begitu.
Tetapi kan tentunya pimpinan rapat harus melakukannya sesuai perundang-undangan. Kalau ada yang tidak setuju, harus diÂlakukan lobi. Tapi kan ternyata diketok saja. Menurut kami ini kan suatu yang kurang bijakÂsana. Pimpinan itu kan harusnya kolektif kolegial.
Harusnya pada saat itu tanya kiri-kanan dulu. Tapi ternyata kan diketok saja, sehingga meÂmang terus terang kami kecewa dan akhirnya memutuskan untuk melakukan
walk out. Memang sebelum diketok Anda tidak mencegah supaya Fahri tidak melakukan itu? Saya sudah berusaha menceÂgah sejak awal. Saya dari belaÂkang sudah berkali-kali bilang, lobi dulu...lobi dulu...lobi dulu. Mungkin kalau anda melihat saya selalu memegang Pak Fahri itu karena mengingatkan untuk lobi dulu. Tapi kan Pak Fahri tidak menanggapi, sehingga kami melihat keputusan tadi itu tidak sesuai dengan perundang-undanÂgan, dan melakukan
walk out. Maksudnya Fahri Hamzah sudah melanggar aturan karena telah mengabaikan lobi? Tidak mengikuti aturan baku yang ada. Karena apabila ada yang belum setuju harus dilakÂsanakan lobi terlebih dahulu, terlepas dari apa hasil keputuÂsannya. Harusnya setelah lobi antar pimpinan, baru diumumÂkan hasil keputusannya. Ini kan tidak dilaksanakan, sehingga saya merasa keputusan itu kami tidak bertanggung jawab. Karena pertama kami tidak setuju denÂgan Pansua Hak Angket KPK. Yang kedua, cara pengambilan keputusan itu tidak sesuai denÂgan prosedur.
Tepatnya ketentuan apa yang dilanggar? Yaaah itu nanti tentunya Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang putuskan. Yang pasti nanti juga ada yang menÂgusulkan ke MKD terkait peÂlanggaran ini. Tapi saya meÂnilai bahwa sesama pimpinan saya melihat apa yang dilakukan tidak sesuai prosedur yang ada. Seperti itu.
Apakah Demokrat akan melaporkan Fahri Hamzah ke MKD terkait hal ini? Meski kami tidak setuju, tapi secara tidak langsung Demokrat dalam hal ini kan juga sebaÂgai pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan itu. Menurut saya lebih tepat kaÂlau dari pihak lain atau dari masyarakat yang merasa dirugiÂkan atas keputusan ini. Silahkan mereka laporkan keputusan ini ke MKD.
Tapi kan Demokrat juga sebetulnya sudah dirugikan karena protesnya diabaikan? Saya rasa kalau bicara dirugiÂkan bukan hanya Demokrat, ada juga Gerindra, PAN, dan PKS. Sehingga saya melihat ini yang ada. Tapi ini kan semuannya proses yang ada di DPR. Kami harus menghormati proses ini. Jadi sebaiknya pihak lain yang mengadukannya. Toh tentunya yang paling ces pleng melapor ke MKD itu dari masyarakat.
Kalau tanggapan anda terkait laporan Pansus Hak Angket bagaimana? Harus saya tegaskan sekali lagi, Fraksi Demokrat tidak setuÂju dengan adanya Pansus Hak Angket KPK. Sehingga dalam seluruh keputusan Pansus Hak Angket KPK, Partai Demokrat tidak ada didalamnya. Artinya, Partai Demokrat tidak bertangÂgung jawab terhadap semua keputusan Pansus Hak Angket KPK. Sehingga saya tidak mau terlalu banyak menanggapi soal itu. Begitu saja.
Pansus Hak Angket ini kan diperpanjang masa kerjanya. Apa tanggapan Demokrat terkait hal ini? Kami tentunya tetap mengÂhargai, karena DPRini kan proses politik yang sifatnya kolegial. Kalau misalnya mayÂoritas anggota menyetujui ya kami menghormati. Yang jelas untuk Pansus Hak Angket KPK ini kami tetap tidak sejalan, dan tidak menyetujui adanya Pansua Hak Angket KPK. ***
BERITA TERKAIT: