Berikut ini penuturan Menteri Basuki menanggapi tudingan itu. Doktor Teknik Sipil jeboÂlan Colorado State University, Amerika Serikat ini juga bicara soal antisipasi konstruksi hasil pemetaan gempa 2010. Berikut pernyataan Menteri Basuki;
Kemacetan di tol Jakarta-Cikampek semakin hari seÂmakin parah, hal itu terjadi diduga lantaran banyaknya proyek pembangunan yang seÂdang berlangsung di sebagian jalannya, lantas apa yang akan dilakukan kementerian Anda terkait kemacetan ini?Saya akan lebih bisa memperÂtangung jawabkan kemacetan itu kalau ada pembangunan, tapi lebih tidak etis kalau macet kita diam aja, begitu kan.
Maksudnya bagaimana?
Ya sudah macet kita diam aja. Tapi ini kan ada kemacetan karena ada pembangunan dan kita sudah lebarkan jalurnya sehÂingga jalurnya tetap kita enggak ngurangin jalur.
Selain itu apalagi upaya yang dilakukan pemerintah?Ya kita mengupayakan yang lain dengan daerah arterinya, Bekasi yang sekarang ini jadi jalan inspeksi jalan Tarum Barat itu akan kita coba perlebar. Tapi sekali lagi prinsipnya, coba orang macet tapi nggak ngapa-ngapain, ini kan lebih baik kalau macetnya sambil ada pembangun.
Apa akan dilakukan rekaÂyasa lalu lintas di sepanjang jalan yang terdapat pembanÂgunan di sekitarnya?Kita juga cari cara, upayakan trafik manajemen dan sarana prasaranya kita perbaiki.
Bagaimana dengan data gempa saat ini, apa ada data pembaruannya?Di peta 2010 sesar aktif yang masih bergerak sebanyak 81 sesar. Dan sekarang ini ditemuÂkan ada 295 sesar aktif.
Lalu apakah proyek inÂfrastruktur yang ada saat ini konstruksinya sudah mampu meredam kekuatan goncanÂgan gempa?Bertambahnya sesar aktif bukan berarti pembangunan infrastruktur akan terhambat. Proyek infrastruktur tetap bisa dilakukan dengan metodologi yang lebih hati-hati. Jadi ini buÂkan berarti tidak boleh dibangun. Dengan adanya data ini, orang-orang sipil yang merencanakan, faktor keselamatannya akan dinaikan. Apalagi bendungan sekarang jadi program prioriÂtas pembangunan infrastrukÂtur. Kalau bendungan kan kita masif membangun di mana saja, sampai di NTT, NTB, Bali, Maluku, itu kan daerah-daerah gempa juga, itu juga pasti perlu peta-peta seperti ini. Jadi (peta gempa) itu sangat dibutuhkan dalam rangka perencanaan pemÂbangunan infrastruktur sebagai
probability prediction.Semakin banyak datanya, maka makin banyak antisipasinya, ini daÂtanya berkembang terus.
Soal perkembangan proyek infrastruktur di Bali menjeÂlang pertemuan forum IMF-World Bank di Bali saat ini sudah sampai mana?(Underpass Ngurah Rai) sudah dalam persiapan sekarang diperÂcepat diharapkan akan selesai tahun depan. Rencana awalnya kan September, tapi diminta di percepat agar dapat di bulan Juli atau Agustus kita selesaikan. Sekarang sudah mulai dilakukan persiapan pengerjaan.
Untuk anggarannya beraÂpa?Tadi totalnya ada Rp 277 milÂiar. Ada 40 kegiatan, underpass kemudian pelebaran-pelebaran jalan tiga ruas. Yang underpassÂnya sendiri Rp 209 miliar.
Pelebaran jalan mana saja itu? Di Bali semua, underpass simpang tujuh Ngurah Rai. Pelebaran jalan di Jimbaran Uluwatu, pelebaran jalan Klungkung Panalokan, dan pelebaran batas kota Singaraja sampai Senangi.
Tapi sebenarnya pembanÂgunan ini khusus untuk peÂnyelenggaraan IMF-World Bank atau memang sudah direncanakan sebelumnya?Ya ada itu tadi kan 2017 ini sudah kita mulai, jadi judulnya rapat tadikan percepatan bukan karena ada kita baru kerja, bukan begitu.
Tanpa ada IMF dan World Bank pun kita juga tetap memÂperbaiki destinasi ini. Tahun 2017 sudah kita mulai, kalau 2017 sudah dimulai berarti perencanaanya sudah dari 2011.
Nah sekarang karena ada IMF-World Bank mau diperÂcepat sekarang lagi dicariÂkan. ***
BERITA TERKAIT: