Kenapa anda mengusulkan hukuman mati dibandingkan dengan hukuman kebiri keÂpada pelaku paedofilia?Daripada habis stamina meÂmikirkan pelaku, lebih baik kita memikirkan korban. Supaya urusan pelaku selesai ya dihuÂkum mati saja. Hukuman mati juga merupakan langkah yang konsekuen dengan penetapan status darurat, konsekuen denÂgan penetapan status kejahatan luar biasa.
Lho alasannya apa?Kebiri tidak hanya sekali, kebiri supaya mujarab harus disÂuntikan berkali-kali. Saya tidak rela uang pajak saya dipakai hanya untuk memberikan suntiÂkan kebiri berulang kali kepada predator. Tidak hanya hukuÂman mati, pelaku juga punya kewajiban membayar restisusi (ganti rugi). Jadi bayar dulu ganti ruginya, baru deh dihukum mati. Selain itu kepolisian juga membuka muka dan identitas para pelaku, agar masyarakat bisa mengetahuinya.
Kenapa tidak direhabilitasi saja dahulu?Kalau pun dipaksakan harus ada rehabilitasi mari kita berÂtarung, saya orang yang paling tidak yakin rehabilitasi itu muÂjarab buat orang paedofilia. Oleh sebabnya sejak dulu lembaga kami menggarisbawahi, tidak perlu kebiri, langsung hukuman mati saja.
Karena kebiri hanya membuat orang lebih buas, dalam banyak kejahatan seksual, termasuk keÂjahatan seksual kepada anak. Jadi persoalan yang hakiki itu bukan pada alat kelaminnya, tapi pada otaknya, pada pemikirannya. Nah untuk mengubah pemikiran ini susahnya luar biasa.
Kalau Anda bersikap seperti Anda bisa dituduh melanggar HAM? Kalau ada pegiat HAM yang menolak hukuman mati kepada predator, saya mengajak mereka untuk memikirkan HAM-nya kepada korban. Riset memÂbuktikan perlakuan yang tegas kepada pelaku kejahatan seksual kepada anak itu memberikan efek kesembuhan kepada para korban. Karena dengan begitu para korban jadi mengetahui bahwa ternyata hukum berpihak kepada mereka. Dan mereka sendiri merasa tidak diasingkan. Itu jelas membantu pemulihan mereka.
Mengenai desakan untuk membuka wajah dan idenÂtitas pelaku itu bagaimana perlakuannya ketika pelaku paedofilinya anak di bawah umur? Tidak usah khawatir, kalau pelakunya anak di bawah umur, sesuai Undang-Undang SPPA (Sistem Peradilan Pidana Anak) identitas anak harus ditutup. Jadi tenang saja, polisi pasti tahu perÂsis yang mana yang harus dibuka mukanya, dan yang mana yang mesti ditutup. Kalau pelakunya orang dewasa pasti indentitas pelakunya dibuka.
Oh ya terkait kasus grup faÂcebook predator anak official loly candy's kan ada anak-anak yang menjadi pelakunya. Apa sih yang menjadi penyebab utama sehingga mereka menÂjadi pelaku paedofilia?Mereka sudah terpapar seks sejak dini. Jadi terjadi sexualizaÂtion behavior atau seksualisasi perilaku. Perilakunya jadi serba ngeseks.
Baca buku porno, lihat onÂline porno, mastrubasi, sampai kontak seksual secara terbuka. Jadi hati-hati jika punya adik di rumah tiba-tiba jadi ngomong jorok. Tidak menutup kemungÂkinan karena sudah terpapar seks.
Berdasarkan riset anda, dari mana sih biasanya anak-anak itu mendapatkan konten pornografi?Hari ini kalau bukan karena teman sejati kita (gadget, red) ini. Kita tidak niat nonton siÂtus porno pun, pop-up, kalau bukan situs judi ya situs porno. Memang sejumlah riset bagi orang yang sudah mengalami sexualization behavior tidak hanya berubah perilakunya, tapi dia juga struktur dan cara kerja otaknya juga berubah. Kita sepaÂkat dengan itu, makanya proses rehabilitasinya susah.
Lantas seseorang yang menÂjadi pelaku maupun korban bisa sembuh nggak? Sembuh atau tidak sembuh. Berdasarkan hasil risetnya, keÂbanyakan paedofilia itu situsionÂal. Jadi bukan murni orang yang memiliki ketertarikan seksual kepada anak.
Tapi lebih karena faktor situÂasi, misalnya takut lawan sekÂsnya hamil, takut kena penyakit menular, digerebek Satpol PP dan seterusnya. Jadi dia pilih untuk menyalurkan hasratnya ke anak-anak. Karena faktor situasi, maka kata sembuh menjadi yang relevan.
Anda punya saran untuk para orang tua agar anak-anaknya jangan sampai menÂjadi pelaku atau korban paeÂdofilia? Barangkali kekeliruan terbesar datang dari kita sendiri. Pertama kita tidak memberikan edukasi yang benar bahwa media sosial, internet adalah dunia yang penuh dengan casing.
Tidak hanya orang baik saja di sana. Tapi ada juga orang jahat di sana. Seperti halnya update status sedang pergi ke mana. Lalu upÂdate status sedang pergi ke pantai menggunakan bikini. Terlihatnya elok kan, keluarga harmonis. Tapi tanpa sadar orang-orang berpikiran jahat dengan melihat tubuh anak dibiarkan terbuka. Garis bawah, integritas tubuh anak ternyata sesuatu yang tidak bisa dilepaskan sama sekali dari edukasi bermedsos yang baik. Integritas tubuh anak, bahwa tubuh adalah pemberian Tuhan yang harus dijaga. Kalau ada intervensi, harus dianggap seÂbagai ancaman, sebagai bahaya. Ketika ada bahaya, nak ceritakan kepada ayah bunda. Itu integritas tubuh. ***
BERITA TERKAIT: