"Di awal-awal orang bertanya, siapa ini menteri? Di online (internet) enggak ada fotonya," kata Amran saat menyampaikan sambutan dalam acara Panen Raya dan Serap Gabah serta Gerakan Tanam (Gertam) Cabai, di Kelurahan Sepe'e, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Senin (20/3).
Amran mengibaratkan dirinya sebagai penyerang tim sepak bola yang baru merumput di lapangan.
"Bayangkan, striker itu enggak tahu temannya bermain. Belum tentu menendangnya ke depan, tapi bisa juga ke belakang," katanya, disambut tawa kaum petani.
Saat itu dia menyadari dirinya adalah "orang kampung". Meski dari kampung, ia bekerjakeras merangkul petani sehingga kinerjanya mulai membuahkan hasil. Amran mengklaim, kini Indonesia tidak mengimpor beras dan bawang lagi. Sementara impor jagung sudah turun 66 persen.
Lanjut Amran, serangan juga datang bertubu-tubi di saat awal ia menjabat menteri.
"Baru belajar jadi menteri, dua tahun diuji oleh Allah. Kekeringan panjang, ini terpenjang dalam sejarah. Jadi, baru jadi menteri aku sudah dihadapkan dengan elnino dan lalina," paparnya.
Namun, menurut Amran, rakyat tidak mau tahu dengan alasan menteri baru, menteri kampung, dan perubahan iklim. Yang penting harus berhasil.
"Tahun pertama, resepnya enggak nonton TV dan baca koran. Karena kalau aku nonton TV dan baca, aku nggak kerja," ungkapnya.
Dilantik jadi menteri, Amran terus terjun ke lapangan, memotivasi dan membantu para petani. Di sisi lain, dia juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak seperti TNI dan Bulog.
"Takdir yang membawa aku jadi menteri. Jadi ini amanah, tidak akan aku sia-siakan," ucap Amran Sulaiman.
Dalam acara ini bersama Mentan hadir Kasdam VII Wirabuana Brigadir Jenderal TNI Supartodi, Anggota Komisi IV DPR RI M. Nasyit Umar, Plt Bupati Barru Suardi Saleh, perwakilan Pemprov Sulsel, perwakilan Polda Sulselbar, dan perwakilan Bulog.
[ald]
BERITA TERKAIT: