Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Adhie M Massardi; Dari Puisi Ke Demonstrasi, Lalu Asuransi

Senin, 06 Maret 2017, 10:00 WIB
Adhie M Massardi; Dari Puisi Ke Demonstrasi, Lalu Asuransi
Adhie M. Massardi/RMOL
KETIKA isu makar merebak, dan sejumlah tokoh oposisi senior dicokok polisi, banyak orang bertanya-tanya, kenapa Adhie M Massardi tidak masuk dalam daftar orang-orang yang dianggap terlibat permufakatan makar? Soalnya koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini termasuk sangat vokal dalam mengkritisi pemerintahan, sejak era SBY hingga sekarang.

Kenapa Adhie M Massardi bisa luput dari radar pendeteksi orang-orang kritis? Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Jurubicara Presiden era KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Anda ada di mana ketika polisi Polda Metro Jaya mendatangi sejumlah tempat dan menciduk tokoh-tokoh oposisi, pada Jumat, 2 Desember 2016 dini hari itu?

Saya ada di hotel Sari Pan Pacific di bilangan jalan Thamrin Jakarta, diajak teman-teman nginap di sana agar besok pagi (2/12/16) mudah memantau aksi super damai umat Muslim yang menuntut Ahok, penista agama (Islam) diadili. Sebelum polisi menangkap Ratna Sarumpaet dan musisi Ahmad Dhani, mereka mengetuk kamar saya dulu di lantai 12.

Kenapa Anda tidak ikut diciduk?

Saya tidak tahu. Mungkin memang tidak ada dalam daftar orang-orang yang dituduh makar. Karena saya tidak pernah (bisa) hadir dalam diskusi-diskusi yang digagas teman-teman, baik yang diinisiasi Bu Rachmawati di Universitas Bung Karno maupun Ratna Sarumpaet, juga Hatta Taliwang. Saya sibuk mengurusi nasib sekitar 6,5 juta rakyat Indonesia, pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

Anda dikenal penyair dengan puisi-puisi garis oposisi seperti Negeri Para Bedebah yang menjadi ikon perlawanan zaman “Cicak vs Buaya” (2009), lalu banyak terlibat dalam berbagai aksi demonstrasi. Bagaimana prosesnya sekarang bisa masuk ke dunia asuransi?

Sebenarnya kalau mau ditarik benang merahnya, antara puisi, demonstrasi dan asuransi, ya ada. Memperjuangkan nasib rakyat. Cuma medannya berbeda. Puisi perjuangan dengan kata dan imajinasi. Demontrasi ekspresi kata-kata yang diungkapkan di jalanan dengan landasan moral. Nah di asuransi Bumiputera sekarang ini, merupakan gabungan antara perjuangan, imajinasi, ekspresi moral dan intelektual.

Maksudnya?


Begini. Sejarah (AJB) Bumiputera adalah sejarah semangat perjuangan menyejahterakan rakyat yang digagas tiga tokoh (guru) zaman kolonial Belanda (M Ng Dwidjosewojo, MKH Soebroto, MAdimidjojo) di sektor ekonomi. Alat perjuangannya membangun kebersamaan dalam asuransi. Nah, asuransi sendiri, pada hakekatnya, membangun (imajinasi) kesejahteraan di masa depan. Tentu saja perlu perjuangan ekstra keras untuk menyosialisasikan asuransi kepada masyarakat yang (waktu itu) mayoritas berpendidikan sangat rendah.

Benar, asuransi memang produk (ekonomi) yang unik, karena harus dijual kepada konsumen justru pada saat dia tidak membutuhkan. Sebaliknya, tidak bisa dijual kepada konsumen saat dia sedang sangat membutuhkan. Misalnya, asuransi kesehatan harus ditawarkan kepada orang-orang yang segar-bugar. Tapi saat dia sakit dan membutuhkan asuransi, kita tidak bisa menjualnya. Itu sebabnya asuransi membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan membangun imajinasi masa depan yang bisa meyakinkan konsumen.

Tapi di Bumiputera Anda kan tidak menjadi sales asuransi?

Memang bukan sales produk asuransinya.Tapi yang saya kerjakan, tentu bersama teman-teman Pengelola Statuter Bumiputera,substansinya kurang lebih sama. Melakukan aksi-aksi korporasi dan restrukturisasi aset guna penguatan perusahaan untuk mengembalikan imajinasi kita semua, khususnya para pemegang polis yang jumlahnya lebih dari 6 juta, bahwa AJB Bumiputera tetap merupakan perusahaan asuransi nasional tertua dan kokoh hingga kini mencapai usia 105 tahun. Sehingga dalam waktu dekat bisa kembali masuk “10 besar” perusahaan asuransi di negeri ini, yang sekarang dikuasai perusahaan asuransi joint venture asing.

Bagaimana ceritanya Anda bisa terlibat di dunia asuransi?

Semuanya serba kebetulan. Agustus (2016) saya bertemu teman yang bekerja di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bagian IKNB (Industri Keuangan Non-Bank), yang sudah beberapa tahun menangani AJB Bumiputera. Katanya, ada gap besar di perusahaan asuransi nasional tertua itu. Asetnya Rp 12,5 triliun sementara kewajiban kepada pemegang polis lebih dari Rp 30 triliun. Akhir tahun (2016) ini harus sudah ada kepastian: Bisa diatasi atau harus dilikuidasi.

Untuk mengatasinya perlu suntikan dana (bailout) Rp 20 triliun. Lebih dari 3 kali bailout Bank Century. Dalam kondisi keuangan pemeriintah seperti sekarang, pasti tidak mungkin. Sementara kalau dilikuidasi, bakal menimbulkan gejolak sosial-politik yang hebat mengingat ada 6,5 juta nasabah yang gelisah. Belum lagi dampak sistemik terhadap industri perasuransian nasional, yang bisa dipastikan bakal mengguncang stabilitas sistem keuangan kita. Nah, saya diminta untuk ikut membantu memecahkan persoalan pelik ini.

Tapi Anda kan tidak punya latar belakang pengetahuan ekonomi?

Betul. Tapi jangan salah, saya kan bergaul sangat erat dengan semua ahli ekonomi konstitusi paling top di republik ini. Seperti DR Rizal Ramli, Hendri Saparini dan juga Revrisond Baswir. Apalagi ketika Mas Rizal Menko Ekonomi (zaman) Gus Dur, saya menyaksikan dari dekat bagaimana dia menyelesaikan krisis besar di BII (Bank Internasional Indonesia) tanpa mengucurkan satu rupiah pun uang negara. Jadi lumayan ada pengalaman lah.

Bagaimana jalan keluar bagi AJB Bumiputera?

Pendek kata, karena ini menyangkut nasib 6,5 juta pemegang polis AJB Bumiputera yang mayoritas menengah ke bawah, saya bersedia menjalani fit and propper test oleh tim dari OJK untuk menjadi Pengelola Statuter (PS) AJB Bumiputera yang jumlahnya semula 7 orang. Sejak ditetapkan pada 21 Oktober 2016, PS melakukan rapat maraton bersama konsultan keuangan (BNP Paribas, EACP), auditor PricewaterHouse Cooper (PwC), konsultan aktuaria Milliman, dan beberapa KJPP (Kantor Jasa Penilai Publik) guna menyusun strategi restrukturisasi aset dan organisasi bisnis serta membuat skema penguatan perusahaan demi terjaminya hak-hak seluruh pemegang polis.

Skema penyelesaiaan AJB Bumiputera yang kelar akhir Desember lalu, kini sudah dijalankan setelah diverifikasi OJK. Insya Allah ke depan, upaya PS melakukan mobilisasi sumber daya pembiayaan untuk memenuhi kewajiban perusahaan kepada pemegang polis.

Sekarang AJB Bumipuetra sudah tak bergejolak lagi dong?

Insya Allah demikian. Semua itu hasil kerja keras teman-teman PS. Tugas saya konsolidasi kekuatan internal di seluruh Indonesia untuk memberikan umbrella of confident dan memastikan tidak ada gejolak dari dalam saat “operasi besar” berjalan.

Tapi kenapa Komisi XI DPR membentuk Panja Bumiputera?

Saya sudah bicara dengan teman-teman di Komisi XI. Ibarat James Bond, kami (PS oleh OJK diberi licence to sale untuk menyelamatkan Bumiputera. Sudah kami gunakan dengan penuh tanggungjawab. Jadi sudah tidak ada jalan mundur bagi PS. Dan tidak ada jalan lain bagi DPR kecuali mendukung langkah strukturisasi ini. Dukungan DPR lebih diperlukan lagi apabila nanti OJK memberikanlicence to kill untuk menindak siapa saja yang telah membuat Bumipuetra harus menjalani operasi besar seperti ini. Tapi, tentu saja, karena ini institusi bisnis, semua langkah harus terukur. Tidak boleh menimbulkan gejolak.[***]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA