Pasalnya, dia menilai wilayah dataran tinggi seperti di Solok, Sumatera Barat sangat cocok untuk dijadikan sentra taman bawang putih.
"Kalau bisa produksi bawang putih, stop impor. Kayak bawang merah sudah tidak impor. Bawang putih ini bikin saya kesal dengarnya. Negara sebesar Indonesia tapi bawang putih impor," ungkap Amran saat panen raya bawang merah di Nagari Rimbo Data, Kecamatan Lembah Gumanti, Solok, Rabu (28/12).
Dia menjelaskan, saat ini, dari total kebutuhan bawang putih setahun sebesar 400.000 ton sebanyak 95 persen dipasok dari impor. Serta lahan subur di dataran tinggi dengan cuaca yang sejuk seharusnya bisa mendorong Indonesia menyetop impor bawang putih.
Menurut Amran, petani di beberapa negara maju umumnya memiliki etos kerja luar biasa. Maka dari itu, kondisi tersebut menjadi salah satu majunya sektor pertanian.
"Apa yang bedakan orang sini dan luar, rajinnya. Banyak di Indonesia jam sembilan pagi masih merokok, lebih sibuk mikir politik siapa yang salah siapa yang menang. Ibu-ibunya pada gosip," sindirnya.
"Solok ini cocok untuk dikembangkan bawang putih, biar tak ada lagi impor seperti bawang merah. Sekarang bawang merah sudah mulai ekspor," demikian Amran.
[wah]
BERITA TERKAIT: