WAWANCARA

Darmizal MS: Ruhut Sudah Berada Di Rumah Lain, Tidak Perlu Melempar Rumah Lama...

Senin, 31 Oktober 2016, 09:53 WIB
Darmizal MS: Ruhut Sudah Berada Di Rumah Lain, Tidak Perlu Melempar Rumah Lama...
Darmizal MS/Net
rmol news logo Pria ini menyebut rekomendasi Dewan Kehormatan (Wanhor) untuk memecat Ruhut Sitompul dan Hayono Isman dari keang­gotaan partai lantaran membang­kang, sudah tepat.

Menurut dia, rekomenda­si Wanhor yang merupakan hasil investigasi dari Komite Pengawas (Kowas) itu merupa­kan pembelajaran bagi seluruh kader termasuk bagi kader sepuh sekalipun.

"Ruhut dan Hayono ini kan tokoh yang sudah sepuh, jadi ka­lau orang-orang sepuh menyampaikan pendapat-pendapat seperti itu pikirannya, ya biarkan saja. Namun mekanisme partai akan tetap dijalankan sesuai dengan komitmen yang ada dalam AD/ART dan PO (Peraturan Organisasi)," tegasnya. Berikut penu­turan Darmizal selengkapnya;

Kata Ruhut, rekomendasi pemecatan Wanhor itu cuma jadi bahan sensasi saja. Karena yang berhak memecatnya cuma Ketum Demokrat?
Begini, yang pertama itu tidak boleh satu orang pun, yang men­gatasnamakan dirinya sebagai kader, membangkang atau in­disipliner atas keputusan partai.

Siapa pun dia, apakah dia pendiri, apakah dia di eksekutif maupun di legislatif tidak boleh. Tidak ada haknya melakukan pembangkangan atas keputusan partai yang sudah mengambil atau menjalankan kebijakan tersebut berdasarkan mekanisme tanpa kecuali termasuk Ruhut. Tidak bisa dia melakukan pem­bangkangan.

Walaupun hanya beda sikap soal dukungan calon Gubernur DKI?
Sekarang dia sudah berada di rumah orang lain yang dia sudah merasakan kenikmatan ter­tentu dan keluar dari rumahnya, apakah mungkin orang yang sudah keluar dari rumahnya di tempat lain dia mengatakan aku di sini tapi rumah ku di sana. Nah, lalu mengambil batu-batu atau apa pun untuk melempar rumahnya.

Maksudnya?
Ini kan logika berpikir saja, apa pun yang dilakukan saudara Ruhut dengan pengakuannya dia masih di PD (Partai Demokrat) seperti itu nggak ada masalah bagi kita. Karena PD ini me­mang partai yang sampai hari ini dirasakan sangat solid, sangat baik dalam proses kaderisas­inya. Di sinilah letaknya bahwa satu dengan yang lain tidak boleh saling mengintervensi. Ruhut mengatakan apa yang ada di pikirannya itu urusan dia, masyarakat tahu siapa Ruhut dan masyarakat mengerti Ruhut den­gan kualitasnya seperti apa.

Kalau penilaian Anda?
Kalau bagi saya hampir sama penilaian dari masyarakat terse­but, Ruhut ini kan tokoh yang sudah sepuh, jadi kalau orang-orang sepuh menyampaikan pendapat-pendapat seperti itu pikirannya, ya biarkan saja. Namun di partai Demokrat me­kanisme akan tetap dijalankan sesuai dengan komitmen yang ada dalam AD/ART dan PO tersebut.

Lalu, kapan SBY akan me­neken pemecatan Ruhut?

Kami sebagai orang yang menandatangani rekomendasi tersebut tidak bisa menginter­vensi kapan akan diturunkan oleh ketua umum SK sesuai dengan rekomendasi tersebut, biarlah ketua umum melakukan­nya secara bijak pada saat dan waktu yang tepat.

Apakah ada batas waktu tertentu dari SK pemecatan itu nantinya?
Untuk soal itu kita tidak mau mendahului. Kita juga tidak bisa menjelaskan keputusan yang sudah atau yang belum atau yang akan diterbitkan oleh Bapak Ketua Umum. Itu harus kita pahami. Kami, Dewan Komisi Pengawas berada pada inspek­torat kemudian Ketua Umum adalah lembaga eksekutif yang menangani seluruh kebijakan-kebijakan.

Jadi, nggak masalah dong kalau Ruhut masih mengaku sebagai kader Demokrat?
Tadi kita sudah sampaikan bahwa sampai hari ini pengakuan Ruhut yang masih mengat­akan sebagai kader Demokrat itu karena keyakinan dia ini partai yang solid, partai yang kokoh menjaga kekompakannya. Nah tentu saja kami meyakini apa yang sudah direkomendasikan oleh Komisi Pengawas tersebut akan menghasilkan hal yang sama nanti dengan yang dipu­tuskan oleh Ketua Umum.

Kalau begitu, tidak butuh waktu lama lagi dong bagi Ketua Umum untuk teken SK Pemecatan?

Nah ini kita tidak bisa memberi penjelasan kapan, biarlah Bapak Ketua Umum yang mengambil keputusan. Kebijakan yang sesuai dengan apa yang ada di mekanisme dan apa yang ada di pikiran beliau.

Ruhut kan selalu membang­ga-banggakan SBY, bagaima­na mungkin bisa dipecat?
Iya, Ruhut sangat mengagumi Pak SBY karena kebijakan, kecerdasan, kebaikan dan kes­antunan Pak SBY. Apalagi kita dengar sepanjang sepuluh tahun ke belakang mana ada orang tokoh paling dipuja oleh Ruhut kecuali SBY.

Karena keyakinan Ruhut bah­wa Pak SBY orang yang sangat bijak. Sampai hari ini saya kira Ruhut mengagumi sosok SBY. Kekaguman dia terhadap sosok SBY saya tidak ragukan, pemu­jaan Ruhut terhadap Pak SBY memang adanya.

Bagaimana jika keputusan SBY justru menolak reko­mendasi Wanhor, dan tidak memecat Ruhut?
Keputusan tertinggi terkait itu ada di Majelis Tinggi. Ketua Majelis Tinggi adalah Bapak SBY. Nah setelah kami berikan rekomendasi, maka akan dibawa ke Majelis Tinggi sebagai pusat pengambilan keputusan. Jadi ka­lau nanti Pak SBY selaku Ketua Umum dan juga Majelis Tinggi mengambil keputusan yang berbeda setelah beliau lakukan kajian segala macam, maka bawahannya tidak bisa melakukan perlawanan, kami harus patuh kepada keputu­san tertinggi partai itu.

Ada pesan untuk Ruhut?

Saya menyampaikan kepada opung saya Ruhut Sitompul, opung kita sudah tua mungkin tidak lama lagi secara biologis ketuaan kita akan membawa kita ke sebuah jasad akhirnya. Semoga opung dapat jadi taula­dan di mana pun opung berada dan di mana pun opung ber­gabung dengan kawan-kawan barunya, opung harus jadi te­ladan. Dan tidak perlu melem­par rumah lama opung yang sudah membesarkan opung dan saya masih berada di rumah ini opung. Selamat bekerja opung Ruhut yang baik hati. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA