Kabilah dalam literature modern sering diartikan sebagai suatu komunitas yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan primordial seperti ikatan kesukuan, ikatan persamaan latar belakang sejarah, etnik, dan bahasa. Qabilah biasa diartikan dengan tribe dalam bahasa Inggeris yang berarti suku bangsa tertentu yang menghimpun sejumlah suku-suku local yang kecil-kecil, namun belum bisa disebut umat karena tidak memiliki unsur-unsur tentenÂtu. ummah lebih bersifat universal-cosmopolitan. Ternyata jauh sebelum lahirnya Negara modern, yang kemudian dikenal sebagai nation state senÂdi-sendinya sudah dipraktekkan dalam komuniÂtas ummah yang dibangun Rasulullah Saw. Tidak heran kalau para pengamat dan ilmuan Barat meÂnyebut Nabi Muhammad terlalu cepat lahir menÂdahului zamannya.
Sebuah masyarakat bisa disebut ummah jika unsure-unsur pokok sudah tercakup di dalam masyarakat. Di anranya ialah: Adanya kasih sayang yang mengikat dalam suatu komuniÂtas, adanya pemimpin yang disegani dan berÂwibawah, adanya makmun atau rakyat yang kriÂtis tetapi santun, adanya system yang mengatur antara yang memimpin dan dipimpin, dan adanya ideology kebersamaan yang bersifat kosmopoliÂtan. Jika ada unsur yang kurang dari lima unsur ini maka tidak bisa disebut umat. Mungkin hanya bisa disebut golongan (khizb), suku (sya’bun), koÂlaborasi beberapa suku (qabilah), atau komunitas tanpa idealisme dan ideology yang jelas (qaum). Dalam tradisi masyarakat Arab masih banyak lagi penggolongan komunitas.
Jika kita mendalami konsep komunitas di daÂlam Al-Qur’an maka ada sejumlah komunitas muslim sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S. al- Hujurat/49:13: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seÂorang perempuan dan menjadikan kamu berÂbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu".
Mungkin pertanyaan menarik ialah, apakah komunitas Islam Indonesia bisa disebut umat atau belum kita lihat unsur-unsur yang memÂpersatukan komunitas Islam di Indonesia. DaÂlam lintasan sejarah bangsa Indonesia, secara politis belum pernah tampil sebagai pemenang di dalam pemilihan umum. Kaum nasionalis seÂlalu lebih dominan, meskipun kaum nasionalis itu pada umumnya diisi oleh komunitas Islam. Sebagian pakar mengklaim bahwa komunitas muslim Indonesia sudah dapat disebut umah mengingat unsur pokok yang harus dipenuhi sebuah umat sudah lengkap. Namun sebagian lainnya belum bisa menyebutnya sebagai suatu umat karena ikatan-ikatan keumatan masih terkalahkan oleh ikatan-ikatan lainnya.