Menurut Djarot, dalam perÂcakapan melalui telepon, dia hanya diperkenalkan oleh Irman kepada Memi. Tak ada rekomenÂdasi yang mengikat dari Irman kepada Bulog.
"Pak Irman hanya menyampaikan, dia ada kenalan yang bisa dipercaya, namanya Memi," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Tim Pengkajian DPR.
Memi yang dimaksud Irman ialah istri Direktur Utama CV Semesta Berjaya Xaveriandy Sutanto, yang menjadi tersangka dalam operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain menangkap Memi, KPK mencokok Irman dan Xaveriandy pada 17 September 2016.
Ketiganya ditangkap karena Irman diduga menerima duit Rp 100 juta dari Xaveriandy. KPK menduga uang itu merupakan hadiah dari Xaveriandy kepada Irman atas pengaruh senator dari Sumatera Barat, itu karena berhasil mendapatkan tambahan kuota gula. Ketiganya pun telah dijadikan tersangka dalam kasus dugaan suap penambahan kuota gula.
Berikut wawancara lengkapÂnya:Setelah ditelpon Irman, apa yang anda lakukan?Telepon itu saya tindaklanjuti. Saya lalu telepon Ibu Memi yang katanya temen Pak Irman.
Bukankan ini artinya anda menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan Irman?Tidak. Saya tegaskan, penÂelusuran rekam jejak Memi saya lakukan bukan sekadar untuk mengetahui, bukan sebagai benÂtuk tindak lanjut rekomendasi dari telepon Pak Irman. Saya juga tidak pernah sekalipun bertemu Memi secara fisik, dan saya berkomunikasi dengan dia hanya lewat telepon.
Lalu untuk apa?Karena pertama, saya ingin memastikan Ibu Memi kenal Pak Irman di mana, keperluannya apa, dan latar belakang perkeÂnalan ibu dengan Pak irman bagaimana. Kedua saya pengin dapat info apakah ibu pengusaha atau orang yang baru datang. Kebetulan saya pernah dinas di Sumbar (Sumatera Barat). Dari komunikasi saya nangkep ibu ini pengusaha bahan pangan pokok.
Lalu kebetulan juga saya ingat, pada saat itu saya punya tugas dari pemerintah baik dari menÂteri, bahkan dari Presiden untuk mengamankan harga pangan.
Setelah menghubungi Memi, apa yang anda lakukan?Selanjutnya saya menelepon Kadiv Bulog Sumbar. Saya meÂnanyakan perihal apakah Memi pernah menghubungi dirinya atau tidak. Pertama saya tanya ke Kadiv Bulog Sumbar, apakah saudara kenal Memi? Dia jawab kenal.
Kedua saya tanya siapa Memi? Kata dia Memi itu pengusaha bahan pokok. Kemudian saya tanya lagi, Memi ada hubungan apa dengan Bulog? Dijawablah, Memi katanya lagi daftar ikut distributor gula. Memang dia usaha gula. Kalau enggak salah dia salah satu terbesar di Sumbar.
Kemudian apa yang terÂjadi?Setelah itu, Pak Irman kemudian menelepon saya kembali pada Juli 2016. Seingat saya setelah tangÂgal 6 atau 7 Juli. Pertanyaannya kenapa Memi sudah daftar tanggal 30 kok tidak dilayani.
Saya jawab, karena belum ada juklak. Karena pada tanggal itu Bulog belum punya gula impor. Gula baru masuk tanggal 20 Juli. Kalaupun divisi saya diteken untuk mengeluarkan tidak ada yang bisa dikeluarkan. Gula masuk gudang tanggal 20 Juli. Tindak lanjut dari divre padang kemudian dikirim surat ke Divisi Regional DKI pada 25 Juli. Lama karena ada syarat.
Jadi anda tidak menindakÂlanjuti rekomedasi Irman terhadap CV Semesta ya?Perlu saya jelaskan, pada 30 Juni sebelum saya dihubungi Pak Irman, CV Semesta Berjaya telah mengajukan permohoÂnan pembelian gula impor dari Bulog. Jadi tidak benar kalau CV Semesta Berjaya mendapat rekomendasi dari Pak Irman. Karena tak ada rekomendasi yang mengikat dari Pak Irman kepada kami. Dan telepon Pak Irman beberapa waktu setelah Lebaran bukan untuk memaksa kami memberi kuota impor.
Saat berkomunikasi dengan Irman, anda sempat deliperÂkenalkan dengan Dirut CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto enggak?Saya enggak kenal dengan Sutanto. Sama sekali enggak tahu.
Setelah mendapat telpon yang pertama, kalau tidak salah Bulog langsung menamÂbah kuota gula. Itu kenapa?Karena sebelumnya Pak Irman juga mengeluhkan mengenai harga gula di Sumatera Barat yang mahal. Ya saya akan segera tindaklanjuti. Dari 3.000 ton gula yang diminta Pak Irman, kami menyalurkan 1.000 ton ke Sumatera Barat. Meski deÂmikian, apa yang disampaikan Irman tidak termasuk sebagai rekomendasi.
Kenapa anda bisa berpendaÂpat begitu?Sebab pada dasarnya tidak ada kewenangan Irman Gusman untuk memberi rekomendasi importasi gula. Rekomendasi importasi gula hanya dapat diberikan oleh keÂmenterian terkait. Kewenangan Bulog hanya melaksanakan sesuai izin dan rekomendasi yang ada.
Oh iya, gula yang didistriÂbusikan itu kabarnya sebeÂnarnya untuk DKI Jakarta. Apa betul?Tidak benar. Kami tidak perÂnah mengalokasikan gula secara khusus untuk satu daerah terÂtentu. Itu alokasi untuk seluruh Indonesia. ***
BERITA TERKAIT: