WAWANCARA

Heru Budi Hartono: Kalau Nggak Kepilih Saya Pensiun Saja, Pak Djarot Banyak Pengalaman & Kelebihannya

Minggu, 31 Juli 2016, 09:58 WIB
Heru Budi Hartono: Kalau Nggak Kepilih Saya Pensiun Saja, Pak Djarot Banyak Pengalaman & Kelebihannya
Heru Budi Hartono:net
rmol news logo Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta ini sudah punya ancang-ancang jika gagal menjadi cawagub mendampingi Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta. Heru berniat pensiun.

Langkah Ahok memilih jalur dukungan partai, berdampak besar merugikan Heru. Pertama, dampak pilihan Ahok 'numpak sedan' partai praktis telah mem­batalkan dukungan KTP untuk paket cagub-cawagub Ahok-Heru. Padahal Teman Ahok sebelumnya mengklaim sudah berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan bagi paket Ahok-Heru.

Kedua, pilihan Ahok menggu­nakan jalur partai tentunya mem­buat peluang Heru semakin kecil untuk menjadi cawagub. Bahkan Heru berpotensi tergusur, digan­tikan dengan tokoh-tokoh partai. Terlebih jika PDI Perjuangan ikut latah mendukung Ahok. PDIP sebagai kendaraan yang paling 'mewah', lantaran memi­liki kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta, tentunya tak akan rela memberikan tumpangan gratis buat Ahok. Paling tidak PDIP akan menitipkan kad­ernya untuk mendampingi Ahok. Sejauh ini duet Ahok-Djarot mu­lai digadang-gadang. Bagaimana Heru menanggapi kondisi terse­but, berikut petikan wawancara dengan Heru di Balaikota DKI Jakarta;

Gubernur Ahok memilih jalur parpol untuk pilgub mendatang?
Kalau Pak Ahok deklarasi begitu ya atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Saya dukung. Kalimatnya Alhamdulillah dia dapat jalan terbaik. Sah-sah saja kok. Parpol dengan relawan tidak bisa dipisahkan, saya pikir tidak akan sia-sia.

Anda nggak merasa dirugikan?
Nggak ada yang dirugikan, toh saya PNS. Perubahan keputusan beliau merupakan bagian dari dinamika politik. Mau menem­puh jalur perseorangan maupun jalur partai politik, keduanya sama-sama baik.

Kelihatannya Ahok akan memilih kader parpol sebagai pasangannya?
Nggak kepilih, pensiun saja. Toh, kader-kader partai ada yang lebih bagus dan berpen­galaman. Alhamdulillah, apapun itu yang penting Pak Ahok jadi Gubernur.

Kok pensiun, bukannya Anda masih baru di BPKAD?
Tetapi satu setengah tahun pasti muter, BPKAD biasanya memang nggak lama-lama. Saya sudah satu setengah tahun.

Nama Wagub Djarot Saiful Hidayat ramai dibicarakan akan mendampingi Ahok lagi?
Kalau dengan Pak Djarot, selama ini sama beliau bagus-bagus saja kan. Pak Djarot kan Wagub. Saya Kepala BPKAD. Itu kelebihannya.

Maksudnya?
Dia juga punya kelebihan manajerial sampai dia bisa jadi Wagub. Heru mah nggak ada apa-apanya. Pak Djarot itu man­tan Walikota Blitar dua periode. Lalu mantan anggota DPR. Jadi berpengalaman di bidang partai. Banyaklah kelebihannya. Apalagi kan sudah ada spanduk-spanduk Ahok-Djarot. Sekarang kan sudah ada gubernur dan wagub. Tidak ada masalah. Siapa pun yang dipilih gubernur, nggak masalah.

Peluang Anda bagaimana kira-kira?
Politik berkembang per hari per menit. Kita lihat nanti. Saya juga masih banyak pekerjaan. Kader-kader partai banyak yang bagus kan.

Kok kemarin nggak datang halal bihalal, nggak diundang?
Nelpon sih iya (dengan Ahok). Ngobrol saja. Pak Heru ikut ke sana nggak? Saya bilang nggak usahlah. Saya PNS, nggak usah Pak, nanti salah.

Teman Ahok mengundang Anda juga?
Kemarin saya bilang ke mereka lihat arahan Gubernur saja. Karena saya PNS, saya eng­gak datang. Saya bilang tidak bisa menghadiri acara tersebut. Jabatan saya dan status sebagai PNS tidak bisa lepas. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA