Dengan peresmian tersebut, akses ke
salah satu dari 10 Top Destinasi Prioritas itu semakin terbuka untuk
penerbangan langsung dari Ngurah Rai Denpasar Bali, dan Soekarno Hatta,
Cengkareng, Jakarta. "Bandara ini memang dibangun untuk memperkuat akses
pariwisata Wakatobi," ucap Menhub Ignasius Jonan saat memberikan
sambutannya.
Jika dilihat dari jumlah penduduk Wakatobi, 125
ribu, sebenarnya belum layak dibangun bandar udara. Tetapi, karena
Wakatobi didesain sebagai kawasan wisata bahari, dengan target 500.000
wisman di 2019, maka akses udara tidak bisa ditawar-tawar, harus ada.
"Nanti
dilihat progresnya, kalau cepat bertumbuh, tahun depan 2017 kita
anggarkan untuk perpanjangan landasan dari 2.000 meter ke 2.400 meter.
Lebar dari 30 meter ke 45 meter," kata Jonan yang mantan Dirut PT KAI
itu.
Dengan begitu persawat berbadan gemuk, Boeing 737-200, 300,
500, 800 sampai 900 bisa landing dan membawa wisman lebih banyak. Saat
ini, hanya Wings Air dengan tipe ATR72-500/600 yang setiap hari secara
reguler terbang dari Kendari-Wakatobi. Juga ada Aviastar dengan tipe
pesawat Cesana, angkutan perintis setiap Rabu.
"Bandara ini
terlalu lama proses membangunnya, sejak 2007! Sekarang membangun bandara
itu maksimal 2-3 tahun. Kalau hanya menyempurnakan saja seperti ini,
maksimal 12 bulan selesai," ujar Jonan, yang tahun ini menyelesaikan 15
bandara baru.
Menpar Arief Yahya menyambut baik peresmian
bandara tersebut. Dia mengungkapkan, akses itu satu dari tiga syarat
mutlak pengembangan destinasi pariwisata. Rumusnya 3A, akses, atraksi
dan amenitas. Apalagi saat ini, hampir 100 persen wisman berkunjung ke
Indonesia melalui jalur udara. Hanya sebagian kecil yang melalui
penyeberangan laut, terutama di Batam-Bintan dari Singapore.
"Karena
itu untuk mendapatkan 20 juta wisman di 2019, pariwisata menjadi
leading sector, dan Wakatobi harus berkelas dunia. Standar pelayanannya
pun harus global standart. Maka bandara Matahora ini otomatis harus
berstandar internasional," jelas Arief Yahya.
Mantan Dirut PT
Telkom itu menyebut ke depan Wakatobi tidak bisa berdiri sendiri, harus
membentuk DPN-Daerah Pariwisata Nasional-Sulawesi Tenggara. Harus
bersama dengan Kota Baubau, Kab Buton, Buteng, dan lainnya. Agar semua
potensi wisata yang ada kawasan itu optimal semua. "Yang pasti,
keberhasilan pembangunan pariwisata itu sangat tergantung pada komitmen
CEO, atau bupatinya," ungkap Arief Yahya.
Bupati Wakatobi, Hugua,
optimis dunia pariwisata akan berkembang setelah bandara Matohara
dipermoders. "Kami senang, Pak Menhub dan Pak Menpar akan mengusahakan
penerbangan Jakarta-Denpasar-WangiWangi. Kami semakin optimis pariwisata
Wakatobi akan maju," ungkapnya.
Dia juga menjelaskan Wakatobi
adalah kepulauan dengan empat pulau besar, yakni Wangi Wangi, Kaledupa,
Tomia dan Binongko. Di Kaledupa, ada karang atol 48 km, terpanjang di
dunia.
"Wakatobi itu memiliki 942 species ikan, Laut Merah itu
hanya 500 spesies, dan Karibia hanya 50 spesies saja! Wakatobi punya
90.000 hektar luas terumbu karang dan terluas di dunia. Ada 750 species
karang dari 850 species karang yang ada di dunia," ungkap Hugua.
[zul]
BERITA TERKAIT: