Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, saat membedah buktu berjudul "Merajut Kemelut: Risma, PDI Perjuangan dan Pilkada Surabaya", di Universitas Airlangga Surabaya (Senin, 11/4).
"Surabaya menjadi contoh kepemimpinan yang menjadikan wong cilik sebagai sumber inspirasi, melalui sentuhan manajemen modern berbasiskan IT, dan Risma memiliki disiplin tinggi untuk bergerak ke bawah bersama rakyat. Itulah nafas kepemimpinan Risma sehingga Surabaya hadir sebagai kota yang indah, penuh dengan ruang publik hijau," kata Hasto.
Sebagai partai yang terus menerus memperbaiki diri, lanjut Hasto, PDI Perjuangan selalu membuka ruang bagi terbitnya buku-buku politik sebagai karya ilmiah populer untuk menjabarkan tradisi politik yang membangun peradaban.
Dengan menggunakan model kepemimpinan sebagaimana dikaji oleh Jim Collins dalam
Buku Good to Great yang kemudian dilengkapi dengan
Great by Choice, Hasto menegaskan watak kepemimpinan Risma yang merumuskan visi atas dasar kolektivitas "pemerintahan" yang dipimpinnya.
"Risma merombak tatanan kerja birokratis menjadi sederhana yang melayani publik dan kepemimpinan yang membangun peradaban karena fokus perhatian Risma pada wong cilik. Demikian halnya Risma mampu menghadapi fakta-fakta yang brutal sekalipun, dan tetap memilih langkah membangun organisasi," papar Hasto.
Dalam diri Risma, sambung Hasto, mengajarkan tiga hal. Yaitu ahli dalam menata kota dengan ruang terbuka dan kemanusiaan; terbuka dalam manajemen proyek dan pengadaan daerah karena sistem e-lelang; dan menyatukan ruang batin rakyat dengan pemerintahan daerah.
Ditambahkannya, Risma memberikan gagasan besar bahwa sebuah daerah akan maju bila kegembiraan rakyat hadir dalam kerja kota, dalam kerja kerja negara sehingga terbentuklah apa yang disebut integralisme batin rakyat dan pemerintah.
Menurut Hasto, Risma mengajarkan bahwa ekonomi Indonesia tidak boleh semata mata diberikan pada korporasi tapi diberikan kepada kaum Marhaen. Dan ekonomi marhaen adalah ekonomi UMKM. Risma pun peduli untuk membangun ekonomi rakyat berbasis UMKM di kota Surabaya.
"Bu Risma akan selalu hadir di hati rakyat karena bekerja dengan rasa cinta, bekerja dengan ketulusan. Bu Risma bisa dikatakan hadiah berarti untuk Indonesia Raya," demikian Hasto.
Selain Hasto, hadir juga pakar politik FISIP Unair Priyatmoko dalam bedah buku yang digelar Departemen Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Buku ditulis wartawan LKBN Antara Abdul Hakim bersama politisi PDIP Surabaya Didik Prasetiyono. Walikota Tri Rismaharini berhalangan hadir dalam acara ini.
[ysa]
BERITA TERKAIT: