Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Istri Dan Anak Diusir Dari Desa Kalau Jenazah Siyono Tetap Diautopsi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 30 Maret 2016, 23:46 WIB
Istri Dan Anak Diusir Dari Desa Kalau Jenazah Siyono Tetap Diautopsi
dahnil (berpeci)
rmol news logo Jenazah almarhum Siyono tidak jadi diautopsi hari ini. Autopsi dimaksudkan untuk mengetahui penyebab kematian warga Klaten tersebut.

Siyono ditangkap Densus 88 pada 9 Maret karena diduga terlibat dalam jaringan teroris. Namun, dia meninggal dalam perjalanan. Polisi menyebut karena Siyono melakukan perlawanan di dalam mobil.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan autopsi tidak jadi dilakukan karena adanya penolakan dari Kepala Desa Pogung, tempat Siyono dimakamkan.

Sebagai perwakilan Muhammadiyah yang mengadvokasi keluarga Siyono, Dahnil sejak pagi hingga sore berada di Klaten untuk menemui istri Siyono, Suratmi, dan kelima anaknya, termasuk menemui warga serta kepala desa.

"Pertama, mereka anggap autopsi tidak perlu. Apalagi Siyono sudah tenang di alam kubur," kata Dahnil saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL saat dihubungi malam ini.

Kedua, kalau mau diaotopsi, tidak boleh dilakukan di desa tersebut. Ketiga, kalau diautopsi di luar desa,  jenazah Siyono tidak boleh dibawa lagi ke desa tersebut.

"Dan keluarga Bu Suratmi dan anak-anaknya harus keluar dari desa (kalau jenazah diautopsi)," sambung Dahnil.

Dahnil sendiri tidak mau menggali lebih lanjut soal syarat yang diajukan oleh kepala desa tersebut. Karena dia curiga ada settingan dari pihak luar.

"Klaim Kades, sebagian warga menolak. Tapi nggak jelas warga yang mana. Kami tanya warga sekitar, mereka tidak menolak," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA