Perempuan Yang Diungkap Al-Quran (22)

Calon Isteri Nabi Musa

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Jumat, 11 Maret 2016, 09:18 WIB
Calon Isteri Nabi Musa
nasaruddin umar:net
rmol news logo Setelah Nabi Musa lu­lus dari berbagai anca­man hidup yang datang dari rezim Fir'aun, bahkan Fir'aun sendiri sudah bi­nasa ditelan laut, maka Nabi Musa sudah beranjak dew­asa dan mulai menjalankan misi baru yang diembannya. Nabi Musa mlai mengemba­ra ke mana-mana. Di tengah pengembaraan­nya, ia menjumpai jodohnya dengan begitu unik, sebagaimana dijelaskan dalam ayat:

"Dan keika dia sampai di sumur negeri Madyan", dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang member minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang mengham­bat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, "apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)"? Kedua (perempuan) itu menjawab, "kami tidak dapat member minum (ternak kami), sebelum para pengembala itu memulangkan (ternaknya), se­dang ayah kami adalah orang yang telah lanjut usianya". (Q.S. al-Qashsh/28:23).

Bukan hanya sampai di situ, tetapi Nabi Musa juga mengantar kedua perempuan itu kemba­li ke rumahnya bersama dengan binatang ter­naknya. Dalam perjalanan menuju ke rumah­nya, Nabi Musa memperlihatkan keluhuran budi pekertinya. Semula ia tinggal di belakang ked­ua perempuan itu, tetapi angin bertiup meny­ingkap betis ke duhindara perempuan itu. Nabi Musa memohon agar dirinya tinggal di depan untuk menghindari fitnah yang bisa terjadi. Set­elah sampai di rumah mereka ia menceritakan pengalamannya dengan laki-laki yang mengan­tarnya itu. Ayahnya kemudian memanggil pe­muda yang telah membantu dan mengantar pu­trinya, sebagaimana dijelaskan dalam ayat:

"Kemudian datanglah kepada Musa salah se­orang dari kedua perempuan itu berjalan den­gan malu-malu, dia berkata, "sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi bala­san sebagai imbalan atas (kebaikan)mu mem­ber inum (ternak) kami. Ketika (Nabi Musa) mendatangi ayahnya (Syekh Madyan) dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai di­rinya), dia (Syekh Madyan) berkata, "Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang dhalim". (Q.S. Al-Qashah/28:25).

Sesungguhnya salahseorang putri Syekh Madyan (Nabi Syu’aib) sudah jatuh cinta atau simpatik terhadap pemuda Nabi Musa. Dalam kitab-kitab Tafsir, salahseorang perempuan terse­but ialah putri sulung Syekh bernama Shafura. Dialah yang lebih proaktif menyampaikan undan­gan ayahnya agar ia bisa menemui ayahnya. Da­lam kitab-kitab Tafsir dijelaskan bahwa Safurah juga seorang perempuan yang berakhlak mulia. Ia tidak pernah melakukan sesuatu yang melam­paui batas kewajaran, termasuk ia selalu meng­gunakan pakaian penutup aurat, terutama saat berkomunikasi dengan sang pemuda penolong.

Jika dipelajari ayat yang menceritakan kisah khusus Nabi Musa ini, sesungguhnya orang tua kedua perempuan itu yang tertarik kepada Nabi Musa. Ia yang mengundang menjumpai dirin­ya. Bahkan kelihatannya ia yang proaktif untuk mencarikan jodoh anaknya. Gayung bersam­but, sang ayah pro aktif, sang anak berespon positif, dan sang emuda (Nabi Musa) juga su­dah menunjukkan tanda-tanda simpatik kepada keluarga kedua perempuan yang ditolongnya.

Ketika sanga ayah menjumpai si calon me­nantu, diawali dengan cerita basa-basi. Sang ayah ingin mengenal lebih dekat kepada sang pemuda penolong. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA