Di antara ketegarannya ialah kemampuan untuk menyembunyikan bayi yang kemudian akan menaklukkan Fir'aun. Ketika paya ahli nujum yang bekerja di lingkungan Fir'aun memÂberitahukan tuannya bahwa aka nada seorang yang akan merebut kekuasaannya dan orang itu kini sedang dalam kandungan. Fir'aun langÂsung menginstruksikan kepada seluruh prajuritÂnya untuk membunuh seluruh perempuan hamil dan tidak menyisahkan seorang pun. Kebetulan ibu Ummi Musa pada saat mengandung Nabi Musa sama sekali tidak kelihatan perutnya bunÂcit sehingga lolos dari target oprasi prajurit.
Setelah prajurit melaporkan bahwa seluÂruh perempuan hamil sudah dihabiskan maka Fir'aun mengumpulkan kembali ahli nujumnya untuk menanyakan apakah bakal penggantinÂya sudah mati. Para ahli nujum menyampaikan bahwa orang itu lolos dari target operasi dan sekarang sudah dilahirkan, akhirnya Fir'aun menginstruksikan kembali kepada para prajuÂrit untuk mencari dan membunuh semua bayi yang baru lahir di seluruh pelosok negeri. GilÂiran pencarian bayi di rumah Ummi Musa, praÂjurit mengacak-acak rumahnya untuk mencari bayi yang baru lahir. Ummi Musa sedang memÂbakar roti langsung memasukkan anak yang baru dilahirkannya ke dalam open pembakaran roti dengan alasan, lebih baik aku sendiri yang membunuh anakku ketimbang menyaksikan orang lain membunuhnya. Para prajurit mencari semua celah di rumah Ummi Musa tetapi tidak menemukan bayi. Satu-satunya yang tidak diÂperiksa ialah open pembakaran roti yang apainÂya sedang menyala. Mungkin mereka mengira tidak mungkin ada bayi di dalam open itu.
Setelah prajurit pergi, open pembakaran rotinya dibuka. Alangkah kagetnya setelah meÂnyaksikan bayinya tidak lecet sedikit pun dan ia hidup dengan tenang di dalam pembakaran roti yang apinya menyala-nyala. Peristiwa ini menjaÂdi bagian dari kisah kehidupan Nabi Musa yang memiliki beberapa mukjizat dan keajaiban. Bayi itu dikeluarkan dari open pembakaran roti setÂelah dipastikan pasukan algojo pembunuh bayi meninggalkan kampong itu.
Para prajurit melaporkan tugasnya ke Fir'aun bahwa tidak satu pun bayi bisa lolos dari penÂcariannya. Fir'aun kembali mengumpulkan tuÂkang tenunnya lalu ditanya apakah bayi itu sudah mati atau belum. Tukang tenunnya meÂnyampaikan permohonan maaf kalau sang bayi yang dicari masih lolos dari pencarian prajuÂrit. Fir'aun tetap meminta para prajuritnya untuk segera melakukan pencarian ulang bayi itu.
Ummi Musa selalu gelisah karena rumahÂnya dicurigai menyimpan bayi. Ummi Musa akhirnya membuat kotak kayu lalu bayinya diÂmasukkan ke dalamnya kemdian dihanyutkan ke Sungai Nil. Ia merasa lebih baik ia mengalirÂkannya ke sungai daripada menyaksikannya diÂbunuh di pelukanya. Setelah bayinya dimasukÂkan ke dalam kotak, ia membawanya turun ke Sungai Nil. ***