Siapa bisa menyangka bahwa di balik sosok kekejaman Fir'aun ada sosok perempuan shaÂlihah yang dipuji di dalam Al-Qur'an sebagai perempuan beriman: Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, banÂgunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu daÂlam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim". (Q.S. al-Tahrim/66:11). KesÂhalehan isteri Fir'aun diungkapkan Rasulullah Saw dalam sebuah hadis, sebagaimana diriÂwayatkan oleh Ibnu Abbas: "Rasulullah Saw membuat garis di tanah sebanyak empat garis lalu berkata: "Apakah kalian mengerti apa ini?" Para sahabat menjawab: "Para sahabat dan Rasulnya lebih mengetahui". Rasulullah Saw menjelaskan: "Sebaik-naiknya para penghuni surga ialah Khadijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti 'Imran, dan AsiÂyah binti Muzahim. (HR. Ahmad).
Dalam hadis lain dikatakan: "Laki-laki yang sempurna banyak, tetapi dari perempuan tidak banyak kecuali Aisyah isteri Fir’an, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwalid, dan keuÂtamaan Aisyah atas wanita yang lain adalah seperti keutamaan tsarid (sejenis makanan palÂing lezat di kalangan orang Arab) dibandingkan makanan lain". (HR. Bukhari dan Muslim).
Pujian Tuhan dan Nabi terhadap Siti AsiÂyah memberikan banyak inspirasi kepada kita, antara lain tidak otomatis di samping seorang keji di sekitarnya semuanya orang jahat. SebaÂliknya seorang perempuan saleh atau salehah mesti lahir di samping orang yang baik-baik. Siti Asiyah menjadi saleh di samping kebejaÂtan suaminya, Fir'aun. Qan'an, putra Nabi Nuh yang menjadi bejat di samping ayahnya. Anak paling baik ialah Nabi Ismail, putra Nabi IbraÂhim. Ayah paling buruk ialah ayahnya Nabi IbraÂhim. Ayah paling baik ialah Nabi Ibrahim. Isteri paling jahat isterinya Nabi Luth.
Siti Asiyah tentu tidak gampang mendapatÂkan pujian. Bisa dibayangkan bagaimana menÂjadi pendamping Fir'aun yang sedemikian kejam. Bagaimana kesabaran dan tekanan Siti Asiyah sepanjang hidupnnya menyaksikan dan meraÂsakan tekanan suaminya. Bahkan dalam beberÂapa riwayat Siti Asiyah pernah dikat dan dijemur di terik matahari saat ia ketahuan ia beriman keÂpada Tuhan. Namun dalam riwayat itu juga disÂebutkan setiapkali ia ditinggalkan penjaga setiap itu pula malaikat menaunginya dari terik matahari. Di dalam penyiksaannya ia selalu berdoa: "Ya TuÂhanku, bangunkanlah untukku rumah di sisi-Mu di surge", lalu Allah Swt memperlihatkan bayangan istana itu di surga. ***